WARNA MIMPI CLEO

WARNA MIMPI CLEO

Ine Politia A.

“Cleo, cuci kaki, cuci muka, gosok gigi, lalu tidur. Ini sudah malam.” Pandanganku tetap menonton ilm favoritku dan tak mengindahkan perintah Mom. Tapi tiba-tiba, beliau dengan cepat nmengambil remote dan mematikan tv.

“Aduh, Mom.. Kenapa dimatikan?” tanyaku agak kesal. “Cepat tidur!” Ah, Mom selalu begitu. Film favoritku belim selesai. Harry

Potter belum menghabisi Vpldemort. Ya, ilm favoritku Harry Potter dan yang sedang kulihat adalah seri terakhirnya. Aku selalu tersihir dengan ilm Harry Potter. Aku seakan tersedot kedalamnya. Ini adalah ilm terkeren sepanjang masa. Sering kali aku berimajinasi berada di dunia harry Potter. Sungguh menakjubkan!

“Cleo!” hertakan Mom mengganggu lamunanku. Tapi ya sudahlah, lebih baik aku menuruti mom kesayanganku ini. “Cleo!” “Iyaaa, moomm...” “Good night sayaaang. Mimpi indah. Jangan lupa berdoa yaa..”

Klek! Ucapan selamat malam Mom begitu indah bagiku, dan aku bersyukur masih bisa mendengar ucapan selamat malam dari Mom. Lebih baik aku tidur dan sebelum itu berdoa sesuai permintaan Mom. Tak lupa, aku set jam wekerku sekitar pukul 5 pagi

“Kriing, kriing! Kriing, kriing!” Eh, Sudah pagi? Iyakah? Sepertinya aku baru saja tidur. Tetapi

kenapa jam wekerku sudah meneriakiku supaya bangun? Aku yang salah mengatur jam wekerku atau jam wekerku sudah rusak? Dengan mata berat, aku mencoba bangun dari ranjang empukku. Perlahan

Sebelum aku melanjutkan kebingunganku dengan ruang ini, tiba-tiba saja... Criing! Aaa!! Seberkas cahaya disana berkumpul dan menjadi bentuk kecil. Dan sepertinya... Aha! Seperti peri kecil! Oh, tidak, tidak! Ini bukan seperti peri kecil! Tetapi, itu memang peri kecil! Dan, hey! Dia kearahku, mendekatiku, dan memberi salam padaku!

“Hai, selamat datang... Perkenalkan namaku Cici. Kau pasti Cleo kan?” Tanyanya dengan tertawa kecil dan sepertinya itu sudah menjadi ciri khasnya.

“Kenapa kau bisa tahu aku Cleo? Siapa kau?” Tanyaku penasaran kepada peri kecil ini, yang jujur saja, dia sangat lucu! “Cleo, lebih baik kau segera bertemu dengan dunia kecilmu ini.” Dia tak menjawab pertanyaanku dan mengganti topik yang lain. Sungguh kau peri kecil lucu yang licik!

“Cleo, sudahlah.. cepat kau masuk satu persatu di tiga pintu ajaib ini.” Perintahnya yang membuatku iri dengan kelucuannya! Tanpa berkata apapun kepadanya, aku segera masuk ke pintu pertama. Dan kau tahu? Tempat ini begitu banyak orang berlalu-lalang dan ketakutan serta teriakan meminta tolong yang kulihat. Tempat apa ini? Kukira tempat yang kutuju ini, tempat dimana begitu banyak permen-permen yang selalu aku makan setiap pulang sekolah. Bukan tempat seperti ini!

“Cleoooo!!! Kau di sini rupanya!!” Haduh, siapa lagi ini?! Aku dimana sih?! Belum sempat aku

bertanya, orang ini sudah nyerocos duluan! “Kau kemana saja? Apa kau tidak mendengar aku minta tolong kau untuk membawa barang-barang ini? Cleoooo.. Cleooo.. kenapa sifatmu tak berubah-berubah? Tolonglah kami, sebentar sajaa...”

Glek! Kenapa dia tahu kalau aku sedikit enggan untuk menolong orang?

“Heh, ini dimana sih? Kau siapa?” Tanyaku sedikit kesal. “Ya ampun Cleo... aku teman sekelasmu, Bolly.. Dan barusan,

sekitar satu jam yang lalu ada kebakaran di sekitar sekolah kita.. Jadi, sekarang cepat bantu yang lain yaa.. Oke?”

Akhirnya, dengan terbengong-bengong aku segera menolong yang lain. Sungguh ini kejadian yang mengerikan, begitu banyak orang panik dengan kebakaran ini. Aku sedih melihat semua ini, begitu jahatnya aku yang sering enggan membantu sesama. Ya Tuhaaan, maafkan aku. Aku sungguh menyesal tak pernah membantu teman- temanku dan hanya mengerjai mereka.

“Cleo! Terimakasih kau sudah membantu, maaf jika merepotkanmu. Ini aku punya sedikit hadiah untukmu. Daaahh...” “Eeeh, eeehh Bolly!! Eh, iya, sama-sama..” aku telat, Bolly sudah jauh meninggalkanku. Kubuka, bingkisan kecil ini. Daan... jeeng.. jeeng.. Yeeeiii!!! Permeen!! Aku mendapatkan permeenn! Aaa!! Terimakasih Bolly!

Tetapi, hey! Ada seberkas cahaya di permen ini! Ada cici! “Hey, Cici! Bisa kau jelaskan semua ini?” Dengan senyum lucu liciknya, dia tak menjawab pertanyaanku.

“Kau sudah dapat permen, dan masuklah ke duniamu yang lain.. Silahkan Cleoo.., dasar Cici! Senyum lucu licikmu menghipnotisku!” Itu dia pintu selanjutnya, dengan perlahan-lahan dan taraaa...!!! heh? Tempat ini sepi sekali. Sangat kontras sekali dengan pintu pertama. Kau tau? Aku sekarang berada di pasar yg sepi, kotor, bau, dan sungguh ,membuatku tak nyaman berada disini. Padahak pasar ini terdapat spanduk bertuliskan “Be a Comfortable”, halaah tulisan menipu!

“Oh, hai Cleo! Akhirnya kau datang juga. Ayo kutunjukkan pasar ini!” Siapa lagi ini??!! “Kau siapa? Apa maksudmu ‘ayo kutun jukkan pasar ini’ ?” Dengan mengerutkan dahinya, dia menjawab, “Kau amnesia atau bagaimana?? Kau kan yang ingin mensurvei pasar ini untuk artikel ‘limgkunganku’ di majalah sekolah? Dan aku? Aku Felly, temam lesmu dulu.. hadeeh.. ayo cepat Cleo!”

Apa?! Mensurvei tempat sekotor ini?? Mana bisa??!! “Cleo! Ayolah.. Kau tidak usah seperti itu.. Buatlah dirimu

senyaman mungkin dan hargai apapun itu. Karena, sejelek-jeleknya ini adalah lingkunganmu. Jadi, hargailah lingkungan bagaimanapun bentuknya. Dengan begitu kau bisa merasa nyaman dan syukurilah Cleo..”

Ya tuhaaan.. Kenapa dia bisa tahu aku sering sekali tak merasa nyaman dengan apapun. Aku tak pernah menghargai apapun itu. Sekali lagi, maafkam aku ya tuhaan.

Hei! Sudah melamunnya?? Ayo Cleo..” Setelah sekitar setengah jam aku dan Felly menyusuri pasar

ini, aku dan Felly pun beristirahat. Lega rasanya bisa senyaman ini. Sebelum aku pergi ke pintu terakhir, felly memberi sedikit hadiah untukku. Sebuah miniatur lucu yg bertuliskan “Be a Comfortable”. Aku tersenyum sendiri melihat tulisan ini. Kata felly, ini buatannya sendiri yg di khususkan untukku. Jadi, aku dengan senang hati akan menjaganya dengan baik! Aku janji!

Setelah mengucapkan sampai berjumpa kembali padanya, aku melihat ada seberkas cahaya dispanduk pasar itu. Dan jelas sekali itu adalah Cici.

“Hai, hai.. Cleo... Bagaimana perjalanannya? Menyenangkan bukan? Kurang satu lagi! Ayo kita bersama-sama kesana! Tuh, pintunya!” dengan sedikit kesal, aku mengikuti perintahnya. Dia seperti jelangkung dengan versi yang lucu! Aish!

Tempat apa lagi ini? Tadi tempat yang banyak sekali orang-orang panik, pintu kedua di pasar yang sangat kotor dan sekarang? hanya tempat yang kosong tak terdapat apapun itu, hanya putih bersuh yang kutahu.

“Kau bingung Cleo sayaang??” Aish! Cici mengagetkanku saja. “Iya, cepat kau jelaskan apa yang sebenarnya terjadi? Maksudnya

semua ini apa Ciciiii???? Penjelasan Cici sedikit mengagetkanku, semua ini adalah pelajaran untukku agar aku lebih baik lagi. Dengan ciri khasnya tertawa kecil dia menjelaskan tiga pedoman hidup untukku. Yang pertama adealah tiga kata ajaib! Tolong, terimakasih, dan maaf! Aku harus menjadi pribadi yang dengan senang hati ,menolong siapapun dan tak enggan meminta

Yang kedua tidak lain adalah sikap nyaman dan menghargaiku. Aku harus bisa nyaman dengan apapun dan selalu menghargai orang- orang dan lingkunganku. Dan terakhir, Cici berkata

“Hidupmu bersih sebersih tempat ini, tinggal dirimu saja yang akan melukisnya dengan duniamu sendiri. Tapi ingatlah, selalu berpikir positif apapun yang terjadi agar pikiranmu menjadi bersih dan mendapatkan hasil yang baik. Sampai jumpa Cleo, selamat berpetualang lagi.. Dadaaa.”

“Kriiing!! Kriiiing! Aaaaaaa!! Cicii!!! Aku pasti bermimpi. Yasudahlah, lebih baik aku mandi dan

bersiap-siap berangkat sekolah. Rapikan selimut dulu deh. Eh, apa ini?? Kubuka selimutku dan ternyata!! Waaah!! Inikan permen pemberian Bolly, miniatur lucu buatan Felly, dan apa ini?? Tisu?? Aaa!! Ternyata ini pemberian dari Cici!! Waah... tisunya bertuliskan “ think positive”. Terimakasih Tuhan, Mom, Cici, Bolly, Felly. Pelajaran hidup yang kalian berikan padaku akan aku terapkan dalam hidupku dari sekarang dan masa depanku besuk.