4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Variabel Motivasi X
1
Terhadap Kinerja KaryawanY
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel motivasi X
1
secara parsial mempengaruhi kinerja karyawan Y. Kesimpulan ini berdasarkan pada
tabel 4.12 yang menunjukkan bahwa nilai signifikan 0,047 di bawah atau lebih kecil dari
α = 10. Koefisien regresi ini juga menunjukkan hubungan positif atau signifikan antara motivasi X
1
dengan kinerja karyawan Y, artinya apabila motivasi pembaca meter dalam bekerja meningkat maka kinerja pembaca meter
juga akan meningkat. Hasil pengamatan yang dilakukan pada PT. Reza Fiska Pratama adalah
motivasi dari pimpinan sangat penting bagi cater. Karena dengan motivasi, cater lebih bersemangat dalam bekerja dan mereka merasa lebih diperhatikan oleh
atasannya. Terlihat jelas bahwa pimpinan PT. Reza Fiska Pratama selalu memberi perhatian kepada para cater yaitu dengan memberikan motivasi langsung kepada
bawahannya pada saat diadakan rapat setiap bulan. Hal ini akan berpengaruh terhadap hasil kinerja pembaca meter. Seorang pimpinan tidak cukup
mengatakan,”Kamu harus memiliki motivasi kerja”. Menurut pembaca meter, pimpinan PT. Reza Fiska Pratama selalu membangkitkan, meningkatkan dan
memelihara motivasi karyawannya dengan cara yang benar agar hubungan yang terjalin antara pimpinan dan bawahan bisa terjalin baik. Oleh karena itu, seorang
pimpinan selain dia sendiri memiliki motivasi yang tinggi, dia pun harus mampu memotivasi karyawannya.
Universitas Sumatera Utara
Begitu juga seorang karyawan tidak boleh hanya mengandalkan motivasi atau dorongan dari atasannya. Seorang karyawan yang baik, harus mampu bekerja
dengan motivasi tinggi. Karyawan juga harus mampu membangkitkan, meningkatkan dan memelihara motivasi dirinya sendiri.
Jadi terlepas dari peran pimpinan PT. Reza Fiska Pratama atau pembaca meter, kemampuan membangkitkan, meningkatkan dan memelihara motivasi diri
harus dimiliki keduanya jika ingin menghasilkan kinerja yang tinggi. Sebab, pengaruh motivasi terhadap kinerja sangat penting.
Karyawan juga akan termotivasi dalam bekerja jika kinerja mereka yang selama ini baik dapat dihargai dan diberi pujian oleh pimpinan. Pimpinan harus
dapat memberikan apresiasi atau pengharaan kepada cater yang berprestasi. Hal ini akan membangkitkan semangat cater lainnya untuk bisa bekerja lebih baik lagi
dari cater – cater yang lain. Berdasarkan hasil pengamatan,diketahui dari 79 alasan karyawan
berhenti bekerja adalah karena kurangnya apresiasi. Motivator karyawan dalam bekerja adalah “apresiasi”. Ketika karyawan tahu kekuatan dan potensi mereka
dihargai dan dipuji, mereka akan lebih mungkin menghasilkan nilai. Penghargaan juga meningkatkan kemampuan pimpinan melihat prestasi karyawan,
mempertajam keahlian komunikasi pimpinan, dan mendorong kepercayaan antara pimpinan dan bawahan.
Banyak orang berpendapat bahwa bonus dan peningkatan gaji adalah apa yang sebenarnya memotivasi karyawan. Faktanya adalah uang bukanlah imbalan
yang kuat seperti yang dipandang banyak orang. Walaupun bayaran dan bonus
Universitas Sumatera Utara
bisa menarik dan mempertahankan karyawan yang berbakat, jumlah uang yang kecil tidak akan bisa menjadi iming – iming yang baik karena bisa dilupakan
dengan mudah. Mungkin bagi para pemimpin, bonus dan kenaikan gaji besar memang membuat mereka termotivasi. Namun sadarilah bahwa, bagi karyawan,
bukan seperti itu yang mereka pikirkan. Berikut ini adalah studi kasus yang dapat dijadikan perhatian bagi para
pimpinan. Studi kasus ini dilakukan oleh HRM Singapore pada tahun 2005 yaitu Martin-Chua yang telah mewawancarai 3.000 orang karyawan di negara maju di
dekat Laut Cina Selatan. Ketika ditanya, “apa yang sebenarnya Anda inginkan dari pekerjaan anda?” para karyawan menaruh gaji diposisi ketiga di daftar
mereka. Yang pertama adalah “Kesempatan mengembangkan karir belajar”. Yang kedua adalah “Penghargaan”. Yang menarik, nomor empatnya adalah
“Hubungan dengan manajer yang lebih baik”. Menurut para editor,”Kesuksesan perekonomian Singapura berarti para karyawan butuh lebih daripada sekedar gaji
untuk bisa termotivasi”.
4.3.2 Pengaruh Variabel Disiplin X