3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita diare di Kelurahan Hamdan, Kecamatan Medan Maimun Kota Medan dalam kurun waktu
bulan Januari sampai bulan Juni tahun 2014 yaitu 179 orang.
3.3.2 Sampel
n = N
1+Nd² dimana :
N = besar populasi n = besar sampel
d = tingkat kepercayaan ketetapan yang diinginkan 0.1 maka :
n = 179 1+1790,1²
n = 64,15 n = 64 orang
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling acak sederhana di Kelurahan Hamdan Kecamatan Medan Maimun Kota Medan Azwar,
2003. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan daftar penderita diare dari Puskesmas Kampung Baru Kelurahan Hamdan Kecamatan Medan Maimun sejak
bulan Januari sampai bulan Juni tahun 2014 untuk mengetahui responden yang akan menjadi sampel dan lokasinya berada.
Sampel diambil secara sistematis dengan menentukan interval yaitu dengan rumus :
I = N : n dimana :
N = Jumlah populasi n = Sampel
n = Interval maka : I = 179 : 64
I = 2,79 I = 2
Maka populasi yang menjadi sampel adalah setiap responden yang mempunyai kelipatan 2, yaitu 2, 4, 6, 8, dan seterusnya.
Jika di dalam satu rumah ditemukan lebih dari satu orang yang pernah terkena diare, maka hanya di ambil satu orang saja. Jika di dalam satu rumah orang yang
pernah terkena diare adalah anak di bawah umur 18 tahun, maka yang akan diberikan kuesioner adalah orang tua dari anak tersebut.
3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer
Data primer yang diperoleh melalui wawancara langsung dan observasi dengan menggunakan kuesioner pada masyarakat di Kelurahan Hamdan Kecamatan
Medan Maimun Kota Medan. Data primer antara lain karakteristik responden pendidikan, pekerjaan, umur, pengetahuan, dan sikap, ketersediaan sarana dan
prasarana ketersediaan air bersih, ketersediaan jamban, ketersediaan pengolahan
sampah, ketersediaan Sarana Pembuangan Air Limbah, dan personal higiene memelihara dan memotong kuku tangan dan kuku kaki, mencuci tangan
menggunakan sabun.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan melakukan pencatatan data-data dari instansi yang terlibat berupa demografi penduduk dan batas wilayah.
3.5 Definisi Operasional
1. Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya yang disertai perubahan yang terjadi berupa perubahan
peningkatan volume, keenceran dan frekuensi dengan atau tanpa lender. 2. Personal higiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara
kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya, contohnya : mencuci tangan menggunakan sabun dan merawat kuku tangan dan kuku kaki.
3. Mencuci tangan menggunakan sabun adalah perilaku individu dalam upaya membersihkan tangan dari kotoran dengan membasuh kedua tangan dengan
menggunakan air dan sabun. 4. Merawat kuku tangan dan kuku kaki adalah perilaku individu dalam menjaga
kebersihan kuku tangan dan kuku kaki dari kuman dan kotoran. 5. Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup
sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran, sarana pembuangan air limbah, sarana pembuangan sampah.
6. Penyediaan air bersih adalah upaya ketersediaan air bersih yang merupakan milik sendiri dan memenuhi syarat kesehatan.
7. Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher
angsa yang dilengkapi dengan septic tank . 8. Pengelolaan sampah adalah upaya pengelolaan sampah dengan upaya seperti
pengumpulan sampah, penyimpanan sampah, pembuangan sampah, dan pembakaran sampah.
9. Pengelolaan air limbah adalah penghilangan kontaminan dari air limbah rumah tangga.
10. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang diperoleh seseorang pada periode waktu tertentu pada suatu instansi yang resmi disahkan oleh
pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan tertentu yang ditandai adanya ijazah setelah selesai pendidikan.
11. Pekerjaan adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan responden untuk memperoleh uang dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
12. Umur adalah lamanya hidup responden yang dihitung dari sejak dilahirkan sampai ulang tahun terakhir.
13. Pengetahuan adalah tingkat pemahaman responden mengenai diare. 14. Sikap adalah tanggapan dari responden tentang pemberantasan diare.
3.6. Aspek Pengukuran 3.6.1 Karakteristik Responden
1. Pendidikan Untuk mengetahui pendidikan responden diajukan 1 pertanyaan berbentuk
kuesioner. Penilaian terhadap jawaban responden dilakukan dengan memberikan nilai
1 jika responden menjawab pendidikan SD, nilai 2 jika responden menjawab SMP,
nilai 3 untuk responden yang menjawab SMA, dan memberikan nilai 4 kepada responden yang menjawab PT. Tingkat pendidikan berdasarkan skala ordinal.
2. Pekerjaan Untuk mengetahui pekerjaan responden diajukan 1 pertanyaan berbentuk
kuesioner. Diberikan nilai 1 apabila responden menjawab bekerja dan nilai 0 bila tidak bekerja. Pekerjaan berdasarkan skala nominal.
3. Pengetahuan Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden tentang diare diajukan 10
pertanyaan dalam kuesioner. Penilaian terhadap jawaban responden dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika responden menjawab dengan benar, jika responden
menjawab salah maka diberikan nilai 0. Penilaian akan dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan skor yaitu : kategori baik dengan skor 7-10, kategori sedang dengan skor
4-6, dan kategori buruk dengan skor 0-3. Jawaban pilihan a untuk soal nomor 3, 4, 6, 7, dan 8, jawaban pilihan b untuk
soal nomor 5, dan jawaban pilihan c untuk soal nomor 1, 2, 9, dan 10.
4. Sikap Untuk mengetahui sikap responden tentang pemberantasan dan pencegahan
diare dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi diare diajukan 10 pernyataan. Masing-masing jawaban akan diberikan skor. Pernyataan 1-5 akan
diberikan skor 5 untuk jawaban sangat setuju, 4 untuk jawaban setuju, 3 untuk jawaban ragu-ragu, 2 untuk jawaban tidak setuju, dan 1 untuk jawaban sangat tidak
setuju. Sebaliknya untuk pernyataan 6-10 akan diberikan skor 5 untuk jawaban sangat tidak setuju, 4 untuk jawaban tidak setuju, 3 untuk jawaban ragu-ragu, 2 untuk
jawaban setuju, dan 1 untuk jawaban sangat setuju. Skor yang di dapat kemudian dijumlahkan dan akan dibagi ke dalam 3 kategori, yaitu kategori baik untuk skor 35,
kategori sedang untuk skor 20-35, dan kategori buruk untuk skor 20.
3.6.2 Sarana dan Prasarana Sanitasi Lingkungan
Penelitian sanitasi lingkungan menggunakan Kepmenkes RI Nomor 829MenkesSKVII1999 tentang persyaratan kesehatan perumahan, yang terdiri dari
2 kriteria yaitu sehat apabila skor ≥ 334 dan tidak sehat apabila skor 334. Adapun
komponen yang dinilai dihitung berdasarkan rumus nilai x bobot dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Sarana air bersih yaitu ada, milik sendiri, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dengan skor 100
2. Jamban yaitu ada leher angsa, septik tank dengan skor 100 3. Sarana pembuangan air limbah yaitu ada , dialirkan keselokan tertutup untuk
diolah lebih lanjut dengan skor 100 4. Sarana pembuangan sampah yaitu ada, kedap air, dan tertutup dengan skor 75