Pencegahan Sekunder Secondary Prevention Pencegahan Tertier Tertiary Prevention

dapat diakibatkan oleh diare adalah kurang gizi dan kematian. Kematian akibat diare disebabkan oleh dehidrasi, yaitu kehilangan banyak cairan dan garam dari tubuh. Diare dapat mengakibatkan kurang gizi dan memperburuk keadaan gizi yang telah ada sebelumnya. Hal ini terjadi karena selama diare biasanya penderita susah makan dan tidak merasa lapar sehingga masukan zat gizi berkurang atau tidak ada sama sekali. Upaya yang dilakukan adalah Erlan, 1999: a. Pengobatan dan perawatan diare dilakukan sesuai dengan derajat dehidrasi. Penilaian derajat dehidrasi dilakukan oleh petugas kesehatan dengan menggunakan tabel penilaian derajat dehidrasi. Bagi penderita diare dengan dehidrasi berat segera diberikan cairan intarvena dengan Ringer Laktat. b. Berikan makanan secukupnya selama serangan diare untuk memberikan gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. c. Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama dua minggu untuk membantu pemulihan penderita.

2.2.10 Pengobatan Diare

Pengobatan diare dapat dilakukan dengan 2 terapi, yaitu Wijoyo,2013: a. Terapi Nonfarmakologi 1. Terapi Rehidrasi Oral Bahaya utama diare terletak pada dehidrasi, maka penanggulangannya dengan cara mencegah timbulnya dehidrasi dan rehidrasi intensif bila terjadi dehidrasi. Rehidrasi adalah upaya menggantikan cairan tubuh yang keluar bersama tinja dengan cairan yang memadai oral atau parental. Cairan rehidrasi yang dipakai oleh masyarakat ialah air kelapa, air susu ibu, air teh encer, air taji, air perasaan buah, dan larutan gula dan garam. Pemakaian cairan ini di titikberatkan pada pencegahan timbulnya dehidrasi, bila terjadi dehidrasi sedang atau berat sebaiknya diberi oralit. 2. Oralit Larutan oralit yang lama tidak dapat menghentikan diare. Hal ini disebabkan formula oralit lama dikembangkan dari kejadian outbreak diare di Asia Selatan terutama karena bakteri, menyebabkan berkurangnya lebih banyak elektrolit tubuh terutama natrium, pada diare yang lebih banyak dijumpai belakangan ini dengan tingkat sanitasi yang baik adalah diare karena virus. Karenanya, para ahli mengembangkan formula baru dengan tingkat osmolaritas yang lebih rendah. b. Terapi Farmakologi Selain menggunakan cara pengobatan nonfarmakologi, pengobatan diare menggunakan obat-obatan seperti loperamida, defenoksilat, kaolin, karbon adsorben, attapulgite, dioctahedral smectite, pemberian zink dan antimikroba sangat diperlukan.