Jamban Distribusi Sarana dan Prasarana Sanitasi Lingkungan Rumah

kesehatan. Kotoran yang dibuang ke jamban langsung keluar ke sungai melalui tanah yang dibentuk masyarakat tanpa adanya penutup. Tinja sebagai hasil buangan metabolisme tubuh manusia sarat akan kuman penyebab penyakit, apabila tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber kuman penyakit yang ditularkan kepada manusia lain melalui vektor pembawa penyakit seperti serangga dan binatang pengganggu. Kuman penyakit yang bersumber dari tinja manusia dapat berupa virus, bakteri, maupun parasit seperti Rotavirus, Shigella, Salmonella, Escherichia coli, Compylobacter, Staphylococcus, Clostridium perfringens, Cryptosporidium, Giardiasis, Amoebiasis dan Cholera. Kriteria jamban yang memenuhi syarat kesehatan adalah tidak mencemari sumber air minum jarak antara sumber air minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter, tidak berbau, kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi yang cukup, lantai kedap air dan luas ruangan memadai, dan juga tersedianya air, sabun dan alat pembersih Proverawati dan Rahmawati, 2012.

5.3.3 Sarana Pembuangan Sampah

Hasil observasi yang telah dilakukan terhadap 64 rumah responden yaitu sebanyak 50 responden 78.1 tidak memiliki sarana pembuangan sampah. Hampir seluruh respoden yang membuang sampah mereka langsung ke sungai. Ada juga yang membuat beberapa penampungan sampah di pinggir sungai yang kemudian sampahnya dibakar. Hal ini selain menyebabkan sungai menjadi kotor dan tercemar, juga menyebabkan kurangnya nilai estetika serta timbulnya bau tidak sedap di sepanjang aliran sungai. Dalam ilmu kesehatan lingkungan, suatu pengelolaan sampah dianggap baik jika sampah tersebut tidak menjadi tempat berkembangbiaknya mikroorganisme pembawa penyakit, dan tidak menjadi media penyebarluasan penyakit. Syarat lain yang harus dipenuhi dalam pengelolaan sampah adalah tidak mencemari udara, air dan tanah, tidak menimbulkan bau, dan tidak menimbulkan kebakaran Azwar,1996. Observasi Kepadatan Lalat Berdasarkan hasil observasi kepadatan lalat di sekitar tempat pembuangan sampah di Kelurahan Hamdan Kecamatan Medan Maimun Kota Medan tahun 2014 kepadatan lalat termasuk dalam kategori tinggipadat. Adapun interprestasi hasil pengukuran lalat adalah sebagai berikut : 0-2 : Rendah 3-5 : Sedang 6-20 : Tinggipadat 21 : Sangat tinggisangat padat Skor diperoleh dari 10 kali perhitungan dari setiap lokasi dimana 1 kali perhitungan adalah 30 detik. Setelah itu 5 perhitungan yang tertinggi dibuat rata- ratanya, dan dicatat dalam tabel. Hasil perhitungan angka rata-rata merupakan indeks kepadatan lalat di lokasi tersebut. Salah satu penyebab diare adalah tercemarnya makanan dan minuman oleh bakteri yang di bawa lalat. Lalat dianggap mengganggu karena kesukaannya hinggap di tempat-tempat yang lembab dan kotor, seperti sampah. Selain hinggap, lalat juga