bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru, lebih sering dari
biasanya, maka harga saham akan menurun, karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga
saham sekalipun prospek perusahaan cerah.
2.2.2.2. Profitability
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dari kegiatan atau usaha yang dilakukan perusahaan, sebagai hasil pendapatan bersih
setelah dikurangi beban-beban. Menurut Munawir 2002 : 86 profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba
yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang dugunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut Operating Assets. Yang
dimaksud dengan Operating Assets adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha
memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.
Profitabilitas perusahaan dapat diukur dengan menggunakan beberapa rasio keuangan, antara lain :
1. Return On Assets
Return On Asset =
Assets Total
Income Net
2. Return On Equity
Return On Equity =
Equity Income
Net
3. Gross Profit Margin Ratio
Gross Profit Margin =
Sales sold
goods of
Cost -
Sales
Gross Profit Margin memberikan gambaran mengenai kuntungan
perusahaan sehubungan dengan penjualan setelah dikurangi cost of goods sold
. Hal ini memberikan indikasi efisiensi operasi perusahaan dan juga penetapan harga produk.
4. Operating Profit Margin Ratio
Operating Profit Margin = Sales
profit Operating
Operating Prifit Margin memberikan gambaran menganai keuntungan
perusahaan setelah dikurangi seluruh biaya kecuali interest dan taxes. 5.
Pre-tax Profit Margin Ratio
Pre-tax Profit Margin =
Sales tax
before Earning
Pre-tax Profit Margin Ratio memberikan gambaran mengenai keuntungan
perusahaan setelah dikurangi semua biaya kecuali pajak pendapatan.
6. Net Profit Margin Ratio
Net Profit Margin = Sales
Income Net
Net profit margin menggambarkan efisiensi perusahaan secara relatif
setelah memperhatikan semua pengeluaran biaya dan pajak pendapatan.
2.2.2.3. Capital Expenditure
Gitman 2006 : 376 menyatakan, “capital expenditure is an outlay of fund that is expected to produce benefit over a period of time greater than one year.
The basic motive for capital expenditures are to expand, replace, or renew fixed assets or to obtain some other, less tangible benefit over a long period
”. Griner dan Gordon 1995 dalam Mansor dan Hamidi 2008 menyatakan, “capital
expenditure is the amount of fund disbursed by management to acquire property, plant, and equipment
”. Berdasarkan definisi yang dinyatakan oleh Griner dan Gordon, secara matematis untuk menghitung capital expenditure digunakan
persamaan sebagai berikut : Capex
it
= TFA
t
– TFA
t-1
Keterangan : Capex = Capital expenditure perusahaan i period t
TFA
t
= Total fixed asset periode t TFA
t-1
= Total fixed asset periode t-1 Sebagian besar capital expenditure yang dilakukan perusahaan untuk
membiayai investasi dalam jangka panjang berupa fixed asset. Bagi perusahaan yang sedang dalam masa pertumbuhan, investasi dalam aktiva mutlak diperlukan.
Penambahan investasi dalam aktiva tetap ini berarti peningkatan dalam capital expenditure
perusahaan. Tidak adanya peningkatan pada aktiva tetap perusahaan yang sedang tumbuh akan menjadi penghambat dalam mencapai keberhasilan
perusahaan. Menurut Chen 2002, rasio capital expenditure merupakan perbandingan
antara capital expenditure dengan total assets, yang dapat dinyatakan dalam persamaan :
Rasio CE
it
it it
TA CE
=
Keterangan : CE
it
= Capital expenditure perusahaan i periode t TA
it
= Total asset perusahaan i periode t
2.2.2.4. Firm Size