2.2.3. Hubungan Antara Variabel
2.2.3.1. Hubungan Struktur Modal dan Nilai Perusahaan
Modigliani dan Miller 1963 dalam Soliha dan Taswan 2002 berpendapat bahwa bila ada pajak penghasilan perusahaan maka penggunaan
hutang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak. Nilai perusahaan yang menggunakan
hutang akan lebih besar daripada perusahaan tanpa hutang. Weston dan Copeland 1992 : 33 menyatakan bahwa besarnya nilai
perusahaan tanpa hutang merupakan kapitalisasi laba operasi bersih yang diharapkan dikurangi dengan beban pajak perusahaan, sehingga nilai perusahan
dirumuskan dengan persamaan :
V
u
u
K T
X 1
− =
Keterangan : V
u
= nilai perusahaan tanpa hutang X
= laba operasi bersih K
u
Besarnya nilai perusahaan yang menggunakan hutang merupakan kapitalisasi nilai perusahaan tanpa hutang ditambah dengan penghematan pajak
= biaya modal perusahaan tanpa hutang T
= tarif pajak perusahaan
yang diperoleh dari penggunaan hutang. Penghematan pajak dari hutang diperoleh dari pengurangan hutang-hutang dalam perhitungan pajak. Dengan demikian, nilai
perusahaan yang menggunakan hutang akan lebih besar daripada nilai perusahaan tanpa hutang. Weston dan Copeland 1992 : 36 menyatakan nilai perusahaan
dengan hutang dapat ditunjukkan dengan persamaan sebagai berikut :
V
L
u
K TB
T -
X1 +
=
Keterangan : V
L
Teori MM Modiliani dan Miller menyarankan perusahan untuk lebih banyak menggunakan hutang agar dapat meningkatkan nilai perusahaannya.
Secara teoritis hal tersebut dapat dilakukan namun pada prakteknya hal tersebut tidak mudah dilakukan oleh suatu perusahaan karena bertambahnya suatu hutang
juga akan meningkatkan resiko financial perusahaan, kemungkinan perusahaan tidak sanggup untuk memenuhi kewajibannya atau bangkrut dan pada akhirnya
akan menyebabkan turunnya nilai perusahaan. Hal tersebut disebabkan jumlah = nilai perusahaan yang mempunyai hutang
Ku = biaya modal perusahaan tanpa hutang
X = laba opersi bersih
T = tarif pajak
B = jumlah hutang
laba sebelum bunga dan pajak tidak dapat dipastikan, yang berarti akan selalu ada kemungkinan terjadinya penurunan laba sebelum bunga dan pajak sehingga
perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar bunga atau pokok pinjaman pada saat jatuh tempo. Van Horne 1988 menyatakan bahwa
pada perusahaan yang mempunyai hutang, apabila terus menerus menambah hutang akan mengakibatkan perusahaan mencapai titik dimana resiko
kebangkrutan akan mengurangi nilai perlindungan pajak, sehingga nilai perusahaan akan mencapai titik optimal dan kemudian nilai perusahaan akan
menurun. Untuk lebih jelas, keadaan tersebut ditunjukkan dalam gambar berikut ini :
Gambar 2.1. Graphic The Optmal Capital Structure and The Value Of The Firm
V L
Vu
Optimal amount of debt
Present value of Tax shield on debt
Value of the firm
Total debt D V
L
= V
U
+ T
C
x D Financial distress cost
V
U
= Value of firm with no debt
Actual firm value Maximum
firm value
Sumber : Ross 2003 : 587
2.2.3.2. Hubungan Profitability dan Nilai Perusahaan