pegawai tersebut menjadi puas. Apabila yang didapatkan lebih rendah daripada apa yang diharapkan maka menyebabkan pegawai tersebut menjadi tidak puas.
Yasin 2002:475 mengemukakan bahwa teori discrepancy adalah teori yang mengukur kepuasan kerja seseorang dengan cara menghitung selisih antara
sesuatu yang seharusnya diterima olehnya dengan kenyataan yang diterimanya. Apabila kepuasan yang diperolehnya melebihi dari yang diinginkannya, maka
seseorang akan merasa lebih puas lagi, sehingga terdapat discrepancy, tetapi merupakan discrepancy yang positif. Kepuasan kerja seseorang tergantung pada
selisih antara sesuatu yang dianggap akan didapatkannya dengan sesuatu yang telah dicapainya.
2.4. Kerangka Berfikir
Kinerja guru program keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik dalam proses pembelajaran dapat diketahui dari sudut pandang guru sendiri. Guru dapat
menginterpretasikan kesan-kesan sensorinya dalam memberikan suatu makna serta menafsirkan pesan persepsi dari seorang guru. Karena guru merupakan
subyek dari suatu proses pembelajaran, yang dapat mengetahui sejauhmana kinerja mereka, dengan bertumpu pada standar kompetensi yang harus dikuasai
oleh seorang guru. Dan dengan didasarkan atas kualitas guru diharapkan akan sanggup memainkan peran penting yaitu menciptakan proses pembelajaran yang
berkualitas tinggi sehingga memotivasi siswa untuk belajar. Adanya anggapan bahwa seseorang dalam bekerja didorong oleh adanya harapan yang ingin
dipenuhi, maka dengan terpenuhinya harapan tersebut akan menimbulkan kepuasan kerja, seterusnya kepuasan ini akan memotivasi orang tersebut untuk
bekerja lebih giat dan produktif. Bekerja dengan lebih giat dan produktif merupakan pencerminan dari kesuksesan seseorang dalam bekerja. Hal ini dapat
dikatakan dengan tercapainya standar kinerja oleh guru, maka kepuasan yang ada dalam diri mereka akan muncul. Dengan terciptakan perasaan puas pada diri
mereka dalam menjalankan profesinya, guru akan selalu semangat dalam menjalankan kompetensinya sesuai dengan standar kompetensi yang telah
ditetapkan. Dengan terpenuhinya standar kompetensi guru, berarti guru telah menjalankan kewajiban secara baik, hal ini mencerminkan kinerja baik yang pada
akhirnya tujuan pendidikan terwujud. Dalam penelitian ini tingkat kepuasan guru program keahlian Teknik
Pemanfaatan Tenaga Listrik terhadap kinerja guru dalam proses pembelajaran berdasarkan pada ketentuan UU RI no. 20 tahun 2003 BAB IV mengenai Standar
Proses. Guru program keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik menilai kinerjanya dengan berlandaskan pada standar kompetensi guru yang sudah
ditetapkan. Yang akhirnya kepuasan guru mengenai kinerjanya dapat diketahui dengan membandingkan antara harapan guru mengenai idealnya kinerja seorang
guru program keahlian Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik sesuai standar kompetensi guru dengan kenyataan kinerjanya. Kinerja seorang guru lebih dari
standar kompetensinya maka dikatakan kinerja guru mencapai prestasi sangat baik. Jika kinerja seorang guru sesuai dengan standar kompetensinya maka
dikatakan kinerja guru mencapai prestasi baik. Dan jika kinerja seorang guru tidak memenuhi standar kompetensinya maka dikatakan kinerja guru mencapai prestasi
yang rendahjelek.
Kerangka berfikir di atas akan tampak sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
Tingkat Kepuasan Guru Program Keahlian Teknik
Pemanfaatan Tenaga Listrik Terhadap Kinerjanya
2.5. Hipotesis Penelitian