banyak sekali variasinya, tentu kemacetan tidak akan terjadi. Faktor lain yang penting dalam menghidupkan kegiatan berbicara
ialah keberanian murid dan perasaan tidak takut salah. Oleh karena itu guru harus dapat memberikan dorongan kepada siswa agar berani
berbicara kendatipun dengan resiko salah. Kepada siswa hendaknya ditekankan bahwa takut salah adalah kesalahan yang paling besar.
Dengan demikian latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh:
1 kemampuan mendengarkan, 2 kemampuan mengucapkan, dan
3 penguasaan relatif kosakata dan ungkapan yang memungkinkan siswa dapat mengkomunikasikan maksudpikirannya.
Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa latihan berbicara ini merupakan kelanjutan dari latihan menyimak yang di dalam kegiatannya
juga terdapat latihan mengucapkan. Secara umum tujuan latihan berbicara untuk tingkat pemula dan
menengah ialah agar siswa dapat berkomunikasi lisan secara sederhana dalam bahasa Arab.
Adapun media yang dapat digunakan dalam pembelajaran keterampilan berbicara antara lain: gambar, film, CD, kaset, radio, tape
recorder, televisi, dan sebagainya.
c. Keterampilan Membaca
Keterampilan membaca mengandung dua pengertian. Pertama, mengubah lambang tulis menjadi bunyi. Kedua, menangkap arti dari
seluruh situasi yang diwujudkan dengan lambang-lambang tulis dan bunyi tersebut.
1 Keterampilan Mengubah Lambang Tulis Menjadi Bunyi Abjad Arab mempunyai sistem yang berbeda dengan abjad Latin.
Abjad Arab bersifat ―sillabary‖ sedangkan abjad Latin bersifat ―alphabetic‖. Di dalam abjad Arab tidak ada huruf vokal, karena semuanya adalah huruf
konsonan. Sebagai contoh, kata مكح yang terdiri dari tiga huruf, bisa dibaca :
hakama, hakima, hukima, hakkama, hukkima, hukmun, hikam. Perbedaan lain
adalah sistem penulisan bahasa Arab yang dimulai dari kanan ke kiri, tidak dikenalnya huruf besar dengan bentuk tertentu untuk memulai kalimat
baru, menulis nama orang atau tempat, dan perbedaan bentuk huruf-huruf Arab ketika berdiri sendiri, di awal, di tengah dan di akhir.
Perbedaan-perbedaan tersebut menimbulkan kesukaran bagi para siswa yang sudah terbiasa dengan huruf latin. Ditambah lagi dengan
kenyataan bahwa buku-buku, majalah dan surat kabar berbahasa Arab ditulis tanpa memakai syakal tanda vokal. Padahal syakal atau tanda
vokal mengindikasikan makna dan fungsi suatu kata dalam kalimat. Dengan demikian, keterampilan membaca tergantung kepada
penguasaan kosakata dan gramatika. Oleh karena itu pada tingkat permulaan, teks bacaan masih perlu diberi syakal, dan secara bertahap
dikurangi sesuai dengan perkembangan penguasaan kosakata dan pola kalimat bahasa Arab para siswa. Tetapi pada prinsipnya, sejak awal siswa
dilatih dan dibiasakan membaca tanpa syakal dalam rangka membina dan mengembangkan kemampuan membaca untuk pemahaman.
2 Keterampilan Memahami Makna Bacaan Aspek ini, seperti ditegaskan di muka merupakan inti dari
keterampilan membaca. Ada tiga unsur yang harus diperhatikan dan dikembangkan dalam pelajaran membaca untuk pemahaman ini, ialah
unsur kata, kalimat dan paragraf. Ketiga unsur ini bersama-sama mendukung makna dari suatu bahan bacaan. Gabungan kata membentuk
satuan yang lebih besar yang disebut kalimat; gabungan kalimat membentuk satuan yang lebih besar lagi yang disebut paragraf; dan dari
paragraf-paragraf tersusunlah sebuah tulisan yang utuh, atau bagian tulisan sub-bab dan bab; kemudian dari bab-bab tersusunlah sebuah buku.
Agar pembelajaran keterampilan membaca untuk pemahaman ini menarik dan menyenangkan, bahan bacaan hendaknya dipilih sesuai
dengan minat, tingkat perkembangan dan usia siswa. Sudah barang tentu, acuan utama dalam pemilihan bahan adalah kurikulum yang berlaku. Agar
tidak membosankan, bahan bacaan harus bervariasi, baik topiknya sejarah, ilmiah populer, humor, riwayat hidup, deskripsi dan sebagainya, maupun
ragam bahasanya koran, sastra, buku, percakapan, dan sebagainya. Inti dari keterampilan membaca terletak pada aspek yang kedua. Ini
tidak berarti bahwa keterampilan dalam aspek pertama tidak penting, sebab keterampilan dalam aspek yang pertama mendasari keterampilan yang
kedua. Betapapun juga, keduanya merupakan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran bahasa.
Walaupun kegiatan pembelajaran membaca dalam pengertian pertama telah diberikan sejak tingkat permulaan, namun pembinaannya
harus dilakukan juga sampai tingkat menengah bahkan tingkat lanjut, melalui kegiatan membaca keras al Qira-ah al Jahriyah.Secara umum tujuan
pembelajaran membaca qira`ah adalah agar siswa dapat membaca dan memahami teks berbahasa Arab.
Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran keterampilan membaca antara lain: buku, majalah, koran, daftar menu, pamflet, brosur,
dan sebagainya.
d. Keterampilan Menulis
Seperti halnya membaca, keterampilan menulis mempunyai dua pengertian, tetapi dalam hubungan yang berbeda. Pertama, keterampilan
membentuk huruf
dan menguasai
ejaan; Kedua
keterampilan mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan.