Metode CampuranEklektik ةيئاقتنإا ةقيرطلا Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

siswa.Secara umum, pengajaran menulis bertujuan agar siswa dapat berkomunikasi secara tertulis dalam bahasa Arab. Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran keterampilan menulis antara lain: buku, majalah, koran, daftar menu, pamflet, brosur, tape recorder, televisi, gambar, CD, radio, dan sebagainya.

C. EvaluasiPenilaian 1. Pengertian Penilaian Pembelajaran Bahasa Arab

Ada tiga istilah yang sering dipakai dalam pembelajaran bahasa, yakni evaluasi, penilaian, dan pengukuran. Istilah evaluasi merupakan sinonim dan dipakai secara bergantian dengan istilah penilaian. Penilaian dapat dikatakan sebagai suatu proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui menguji apakah suatu kegiatan, proses kegiatan, dan hasil suatu program telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditentukan. Adapun pengukuran hanyalah merupakan bagian dari alat penilaian saja, yang selalu berhubungan dengan data kuantitatif berupa skor-skor. Pada hakikatnya, penilaian pembelajaran bahasa adalah suatu proses pengumpulan dan penggunaan data atau informasi yang diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pembelajaran bahasa.

2. Ragam Penilaian Pembelajaran Bahasa Arab

Secara garis besar, alat penilaian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tes dan non tes. Di antara yang termasuk kelompok tes adalah: 1. tes prestasi belajar; 2. tes intelegensi; 3. tes bakat; dan 4. kemampuan akademik. Sedangkan yang termasuk kelompok non tes adalah: 1. skala sikap; 2. skala penilaian; 3. pedoman observasi; 4. pedoman wawancara; 5. angket; dan 6. pemeriksaan dokumen. Keduanya dapat digunakan untuk mendapatkan data atau informasi tentang subjek yang dinilai siswa secara efektif dan efisien, khususnya kemampuan berbahasa. Kita harus dapat menentukan kapan menggunakan alat tes dan kapan menggunakan alat non tes. Pemilihan dengan tepat kedua jenis alat penilaian tersebut sangat bergantung pada tujuan penilaian dan informasi yang diperlukan untuk penilaian tersebut. Secara garis besar terdapat dua macam bentuk tes, yaitu 1 tes subjektif atau tes esai dan 2 tes objektif. Tes bentuk esai adalah tes yang menggunakan bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk uraian dengan menggunakan bahasa sendiri. Tes esai menuntut siswa berpikir dan mempergunakan apa yang diketahuinya untuk menjawab pertanyaan. Dalam menjawab pertanyaan siswa mempunyai kebebasan untuk menyusun dan mengemukakan jawabannya sendiri dalam lingkup yang dibatasi. Dalam tes esai siswa dimungkinkan untuk menunjukkan kemampuannya dalam menerapkan pengetahuan, menganalisis, menghubungkan, dan mengevaluasi informasi baru yang dihadapkan kepadanya. Adapun tes objektif adalah suatu jenis tes yang hanya menuntut jawaban singkat dari siswa, bahkan siswa hanya dituntut memberikan kode-kode tertentu yang mewakili alternatif jawaban. Dalam tes objektif hanya ada satu jawaban yang benar dari alternatif jawaban yang disediakan. Oleh karena itu, jika siswa memilih jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban yang benar, maka jawaban tersebut dinyatakan salah. Tidak ada bobot atau skala terhadap suatu butir soal seperti halnya pada tes esai. Dengan demikian, hasil pekerjaan siswa diperiksa oleh siapapun akan menghasilkan skor yang sama, sesuai dengan namanya, yaitu tes objektif.

D. Penciptaan Lingkungan Bahasa

Dulay, Burt dan Krashen 1982:13-32 memandang pentingnya lingkungan bahasa dalam pembelajaran BA. Mereka menyatakan bahwa kualitas lingkungan bahasa sangat menetukan keberhasilan pembelajaran BA. Yang mereka maksud dengan lingkungan bahasa adalah segala sesuatu yang didengar dan dilihat pembelajar dalam bahasa target BA. Mereka membagi lingkungan bahasa menjadi dua, yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro. Lingkungan makro meliputi empat faktor: 1 kealamiahan bahasa yang didengar, 2 peranan pembelajar dalam komunikasi, 3 ketersediaan rujukan konkrit, dan 4 orang yang menjadi model BA. Lingkungan mikro meliputi tiga faktor: 1 kemenonjolan, 2 umpan balik dan 3 frekuensi. Dikatakan bahwa faktor-faktor lingkungan makro secara langsung berpengaruh terhadap kecepatan dan kualitas pemerolehan BA; sedangkan faktor-faktor lingkungan mikro tidak terlalu berpengaruh. Oleh sebab itu, dalam bagian ini hanya akan dikemukakan secara singkat uraian yang berkaitan dengan keempat faktor lingkungan makro. Faktor pertama adalah kealamiahan lingkungan. Lingkungan dianggap alamiah apabila fokus komunikasi adalah isi atau pesan komunikasi, bukan bentuk bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Bentuk bahasa dinamakan lingkungan formal. Percakapan keseharian yang terjadi di toko,