Analisis Data Metodologi Penelitian A. Setting

konsisten dan alphabetis. Daftar pustaka dapat bersumber dari buku, jurnal, majalah, dan internet. LAMPIRAN Lampiran memuat contoh perangkat pembelajaran: RPP, kurikulum, silabus, instrumen yang digunakan, personalia, data, foto pelaksanaan penelitian dan bukti lain pelaksanaan termasuk berita acara seminar hasil penelitian.

B. Contoh Penelitian Tindakan Kelas

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA ARAB MELALUI PENGGUNAAN METODE EKLEKTIK ةيئاقتناا ةقيرطلا POKOK BAHASAN PROFESI ةن ملا PADA SISWA KELAS X-F MAN CIBINONG TAHUN PELAJARAN 20112012 Oleh: M. Isnaini, S. Pd. Mulyadi, M. Pd. Nahlah, S. Ag. Pembimbing: Dr. Nuruddin, MA PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BAHASA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2012 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak- anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. 1 Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sisdiknas disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2 Usaha ini sudah barang tentu memerlukan beberapa penunjang sehingga tujuan yang hendak dicapai terwujud dengan baik. Maka dapat dipahami bahwa dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya dituntut untuk memiliki sejumlah pengetahuan, tetapi juga dituntut untuk memiliki pengalaman dan kepribadian yang baik mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan dan pengalaman siswa dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal yang keduanya saling berkaitan. Faktor eksternal yaitu suatu hal yang berasal dari luar diri siswa, seperti guru, situasi kelas, metode pendidikan, latar belakang ekonomi, latar belakang sosial dan sebagainya yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan faktor internal yaitu keadaan yang mempengaruhi keberhasilan siswa yang berasal dari dalam. Istilah ini menunjukkan adanya pembawaan yang dimiliki siswa, yang meliputi aspek psikologis, seperti kesehatan fisik, kesehatan psikis, minat, bakat dan sikapnya. Dalam pelaksanaannya pemberian pelajaran bahasa Arab sekarang ini tidak hanya diajarkan di pondok-pondok pesantren saja, tetapi sudah dikembangkan dalam lembaga pendidikan formal bahkan dicantumkan dalam mata pelajaran tersendiri di sekolah-sekolah khususnya yang berada di bawah naungan kementerian Agama. Seperti MI Madrasah Ibtidaiyyah untuk tingkat dasar yang setara dengan SD, MTs Madrasah Tsanawiyah yang setara dengan SMP, MA Madrasah Aliyah yang setara dengan SMA dan untuk Perguruan Tinggi contohnya adalah STAIN. Namun, meskipun bahasa Arab sudah masuk dalam mata pelajaran tersendiri di sekolah-sekolah, tidak mudah untuk membuat siswa dapat menyerap, memahami, serta menguasai materi bahasa Arab yang telah diajarkan. Banyak siswa yang merasa kesulitan dalam menyerap dan memahami, apalagi menguasai materi bahasa Arab yang telah diajarkan oleh gurunya. Bahkan banyak 1 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998, p. 11 2 Undang-undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Bab I, Pasal 1, ayat 1. di antara mereka yang menganggap bahasa Arab sebagai momok yang menakutkan karena terlalu dibebani dengan sederet hafalan-hafalan teks berbahasa Arab. Jadi yang dipermasalahkan sekarang adalah bagaimana meningkatkan kualitas berbahasa Arab yang masih dianggap oleh siswa sebagai bahasa yang sulit atau bahkan dipandangnya sebagai momok yang menakutkan. Hal ini merupakan tantangan yang segera harus diupayakan pemecahannya. Di sini, peranan guru atau pendidik dan pakar bahasa Arab sangat dinantikan. Madrasah Aliyah Negeri MAN Cibinong adalah salah satu lembaga pendidikan formal setingkat SMA yang berada di bawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia yang mempunyai visi ―Terwujudnya Madrasah yang Unggul, Cerdas da n Berakhlakul Karimah‖.salah satu materi pelajaran yang diajarkan di Madrasah ini adalah bahasa Arab. Pelajaran bahasa Arab sesuai dengan kurikulum terbaru mulai diterapkan pada kelas X. Kurikulum bahasa Arab yang digunakan di sekolah ini mengacu pada Peraturan Menteri Agama RI nomor 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab. Dalam peraturan tersebut dikatakan bahwa tujuan mata pelajaran bahasa Arab adalah: 1. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak istima‟, berbicara kalam, membaca qira‟ah, dan menulis kitabah. 2. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji sumber-sumber ajaran Islam. 3. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitannya antara bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian peserta didik diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam keragaman budaya. Berdasarkan wawancara singkat dengan salah satu guru bahasa Arab kelas X MAN Cibinong, penulis mengetahui bahwa proses kegiatan pembelajaran bahasa Arab di kelas tersebut belum berjalan secara maksimal. Hal ini ditandai dengan masih rendahnya nilai rata-rata hasil belajar bahasa Arab siswa di kelas tersebut. Hal ini disebabkan input siswa yang masuk di sekolah tersebut mepunyai latar belakang sekolah asal yang beragam, seperti berasal dari SMP yang belum pernah diajarkan bahasa Arab atau berasal dari Madrasah Tsanawiyah MTs yang pernah mengenyam pelajaran bahasa Arab walaupun sedikit dan bahkan ada siswa yang berasal dari pondok pesantren yang sudah sangat mahir dalam berbahasa Arab. Keberagaman tersebut tentu saja aka menjadikan kesulitan tersendiri bagi guru bahasa Arab dalam menyampaikan materi pelajaran. Hal ini tentu saja mengharuskan guru untuk memilih pendekatan, teknik, strategi dan metode yang tepat dalam proses pembelajaran agar mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Berdasarkan hal tersebut dia atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang penggunaan metode gabungan eklektik dalam upaya meningkatkan hasil belajar bahasa Arab di kelas X MAN Cibinong. Penelitian ini akan berkolaborasi dengan salah satu guru bahasa Arab yang memiliki masalah pembelajaran bahasa Arab di kelas tersebut.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di atas, maka rumusan pe rmasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah; ―Apakah penggunaan metode gabungan ا يئاقتناا قيرطل dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Arab pokok bahasan profesi ن ملا pada siswa kelas X - F MAN Cibinong Tahun Pelajaran 20112012?”

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Arab pokok bahasan profesi ةنهملا pada siswa kelas X - F MAN Cibinong Tahun Pelajaran 20112012.

4. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat penelitian diuraikan sebagai berikut: a. Untuk guru diharapkan bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya dalam pelajaran bahasa Arab di MAN Cibinong khususnya pada kelas X-F. b. Untuk siswa, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan hasil belajar sehingga kompetensi dalam mata pelajaran bahasa Arab dapat tercapa secara optimal. c. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk merumuskan kebijakan yang mengarah pada peningkatan prestasi belajar bahasa Arab siswa khususnya di lingkungan MAN Cibinong.

A. KAJIAN TEORI 1. Metode Gabungan Eklektik

a. Konsep Dasar Metode Gabungan Eklektik

Metode gabungan eclectic method merupakan kreativitas para pengajar bahasa asing untuk mengefektifkan proses belajar mengajar bahasa asing. Metode ini juga sekaligus memberikan kebebasan kepada mereka untuk menciptakan variasi metode.