paragraf-paragraf tersusunlah sebuah tulisan yang utuh, atau bagian tulisan sub-bab dan bab; kemudian dari bab-bab tersusunlah sebuah buku.
Agar pembelajaran keterampilan membaca untuk pemahaman ini menarik dan menyenangkan, bahan bacaan hendaknya dipilih sesuai
dengan minat, tingkat perkembangan dan usia siswa. Sudah barang tentu, acuan utama dalam pemilihan bahan adalah kurikulum yang berlaku. Agar
tidak membosankan, bahan bacaan harus bervariasi, baik topiknya sejarah, ilmiah populer, humor, riwayat hidup, deskripsi dan sebagainya, maupun
ragam bahasanya koran, sastra, buku, percakapan, dan sebagainya. Inti dari keterampilan membaca terletak pada aspek yang kedua. Ini
tidak berarti bahwa keterampilan dalam aspek pertama tidak penting, sebab keterampilan dalam aspek yang pertama mendasari keterampilan yang
kedua. Betapapun juga, keduanya merupakan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran bahasa.
Walaupun kegiatan pembelajaran membaca dalam pengertian pertama telah diberikan sejak tingkat permulaan, namun pembinaannya
harus dilakukan juga sampai tingkat menengah bahkan tingkat lanjut, melalui kegiatan membaca keras al Qira-ah al Jahriyah.Secara umum tujuan
pembelajaran membaca qira`ah adalah agar siswa dapat membaca dan memahami teks berbahasa Arab.
Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran keterampilan membaca antara lain: buku, majalah, koran, daftar menu, pamflet, brosur,
dan sebagainya.
d. Keterampilan Menulis
Seperti halnya membaca, keterampilan menulis mempunyai dua pengertian, tetapi dalam hubungan yang berbeda. Pertama, keterampilan
membentuk huruf
dan menguasai
ejaan; Kedua
keterampilan mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan.
1 Keterampilan Membentuk Huruf Inti dari keterampilan menulis dalam pembelajaran bahasa terletak
pada pengertian kedua. Pada kenyataannya, banyak orang yang dapat menulis Arab dengan amat baik, tetapi tidak paham makna kalimat yang
ditulisnya, apalagi mengungkapkan maksud dan pikirannya sendiri dengan bahasa Arab. Sebaliknya, tidak sedikit sarjana bahasa Arab yang tulisannya
tidak bagus. Kenyataan ini tidak berarti menafikan pentingnya keterampilan
menulis dalam aspek pertama, karena keterampilan dalam aspek pertama mendasari keterampilan dalam aspek kedua. Oleh karena itu, walaupun
kemampuan menulis alfabet Arab telah dilatihkan sejak tingkat permulaan, tetapi dalam tingkat-tingkat selanjutnya pembinaan harus tetap dilakukan,
paling tidak sebagai variasi. Latihan tersebut ditekankan pada kemampuan menulis huruf Arab
dalam berbagai posisinya secara benar, terutama yang menyangkut penulisan hamzah dan alif layyinah.
Dari segi artistiknya khat tidak terlalu penting, meskipun tidak boleh diabaikan, kecuali bagi calon guru bahasa Arab dan agama yang
memang dituntut oleh profesinya untuk dapat menulis Arab tidak saja benar, tetapi juga baik.
2 Keterampilan mengungkapkan dengan tulisan Aspek ini seperti ditegaskan di muka merupakan inti dari
keterampilan menulis. Latihan menulis ini pada prinsipnya diberikan setelah latihan menyimak, berbicara dan membaca. Hal ini tidak berarti
bahwa latihan menulis hanya diberikan setelah siswa memiliki ketiga keterampilan tersebut di atas. Latihan menulis dapat diberikan pada jam
yang sama dengan latihan keterampilan yang lain; tentunya dengan memperhatikan tahap-tahap latihan sesuai dengan tingkat kemampuan