Keterampilan Berbicara Kompetensi Dasar, Indikator, dan Materi Pokok

hanya ada satu jawaban yang benar dari alternatif jawaban yang disediakan. Oleh karena itu, jika siswa memilih jawaban yang tidak sesuai dengan kunci jawaban yang benar, maka jawaban tersebut dinyatakan salah. Tidak ada bobot atau skala terhadap suatu butir soal seperti halnya pada tes esai. Dengan demikian, hasil pekerjaan siswa diperiksa oleh siapapun akan menghasilkan skor yang sama, sesuai dengan namanya, yaitu tes objektif.

D. Penciptaan Lingkungan Bahasa

Dulay, Burt dan Krashen 1982:13-32 memandang pentingnya lingkungan bahasa dalam pembelajaran BA. Mereka menyatakan bahwa kualitas lingkungan bahasa sangat menetukan keberhasilan pembelajaran BA. Yang mereka maksud dengan lingkungan bahasa adalah segala sesuatu yang didengar dan dilihat pembelajar dalam bahasa target BA. Mereka membagi lingkungan bahasa menjadi dua, yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro. Lingkungan makro meliputi empat faktor: 1 kealamiahan bahasa yang didengar, 2 peranan pembelajar dalam komunikasi, 3 ketersediaan rujukan konkrit, dan 4 orang yang menjadi model BA. Lingkungan mikro meliputi tiga faktor: 1 kemenonjolan, 2 umpan balik dan 3 frekuensi. Dikatakan bahwa faktor-faktor lingkungan makro secara langsung berpengaruh terhadap kecepatan dan kualitas pemerolehan BA; sedangkan faktor-faktor lingkungan mikro tidak terlalu berpengaruh. Oleh sebab itu, dalam bagian ini hanya akan dikemukakan secara singkat uraian yang berkaitan dengan keempat faktor lingkungan makro. Faktor pertama adalah kealamiahan lingkungan. Lingkungan dianggap alamiah apabila fokus komunikasi adalah isi atau pesan komunikasi, bukan bentuk bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Bentuk bahasa dinamakan lingkungan formal. Percakapan keseharian yang terjadi di toko, bank, dan pesta adalah contoh lingkungan alamiah; sedangkan penjelasan kaidah-kaidah kebahasaan adalah contoh lingkungan yang formal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembelajar yang belajar dalam lingkungan alamiah memiliki kemampuan komunikatif yang lebih baik daripada pembelajar yang belajar dalam lingkungan formal. Namun demikian, belajar dengan cara yang formal memiliki kebaikan, khusus bagi orang dewasa, yaitu dapat memenuhi keingintahuan terhadap sistem BA. Di samping itu, belajar secara formal dapat juga meningkatkan keakuratan menggunakan sistem BA dalam komunikasi. Faktor kedua adalah peranan pembelajar dalam berkomunikasi, yang meliputi tiga kategori: komunikasi satu arah, komunikasi dua arah terbatas, dan komunikasi dua arah penuh. Dalam komunikasi satu arah, pembelajar mendengarkan atau membaca BA, tetapi tidak memberikan respon. Contohnya adalah mendengarkan orang berbicara, membaca buku, melihat televisi, dan sebagainya. Dalam komunikasi dua arah terbatas pembelajar men-dengar dan merespon, tetapi respon yang diberikan bukan dalam BA, mungkin dalam BI atau bahasa non-verbal. Dalam komunikasi dua arah penuh, pembelajar mendengar dan merespon dalam BA. Beberapa penelitian yang dilakukan menun-jukkan bahwa komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah terbatas dalam masa-masa awal pembelajaran BA memiliki efek yang baik. Komunikasi dua arah penuh memperlihatkan keunggulannya apabila pembelajar sudah siap untuk berbicara. Faktor ketiga adalah tersedianya rujukan yang konkrit, yaitu peristiwa atau hal-hal yang dapat dilihat, didengar, atau dirasakan pada saat peristiwa atau hal-hal itu dibicarakan. Dikatakan bahwa komunikasi tentang hal-hal yang konkrit yang merujuk pada the here and now mempermudah pembelajar memahami sebagian besar dari apa yang dibicarakan dalam BA. Oleh karena