2. Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang telah menguasai kompetensi dengan siswa yang belum atau kurang menguasai kompetensi
Zainal Arifin, 2012: 273. Berikut rumus untuk mengukur daya beda tes bentuk objektif pilihan ganda dan tes bentuk
uraian. a. Rumus untuk mengukur daya beda tes bentuk objektif
pilihan ganda: D =
B
A
J
A
−
B
B
J
B
= P
A
− P
B
Keterangan: J = jumlah peserta tes
J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Suharsimi Arikunto, 2009: 213-2014 Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan daya
beda soal objektif adalah sebagai berikut: 0,00
– 0,20 = Jelek 0,21
– 0,40 = Cukup 0,41
– 0,70 = Baik 0,71-1,00 = Sangat baik
Suharsimi Arikunto, 2009: 218 dengan modifikasi
b. Rumus untuk mengukur daya beda tes bentuk uraian: t =
X
1 −
X
2 X12 − X22
n n −1
Keterangan: X
1 =
rata-rata dari kelompok atas X
2 =
rata-rata dari kelompok bawah ∑ X
1 2
= jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompom atas
∑ X
2 2
= jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompom bawah
n = 27 x N baik untuk kelompok atas maupun kelompok bawah
Untuk membedakan kelompok atas dan kelompok bawah
maka t hitung yang diperoleh dibandingkan dengan t tabel sebesar 1.
Zainal Arifin, 2012: 278 - 279 Dalam penelitian ini, butir instrumen dianalisis dengan
menggunakan komputer program Anates 4.0.9. Pengujian daya beda dan taraf kesukaran soal digunakan oleh peneliti untuk
mengetahui kesejajaran daya beda dan tingkat kesukaran soal antara siklus I dan siklus II.
J. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Menurut Suharsimi Arikunto 2006: 109 “kriteria keberhasilan
tindakan penelitian dapat berbentuk kualitatif maupun kuantitatif’’. Keberhasilan tindakan harus membawa siswa dalam perubahan ke
arah perbaikan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian
tindakan kelas harus terdapat perubahan yang bersifat positif. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini yaitu:
a. Kriteria keberhasilan ranah afektif dan psikomotorik siswa Dilihat dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil
dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar 75 siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental
maupun sosial dalam proses pembelajaran E. Mulyasa. 2007: 256. Jadi, tindakan ini dinyatakan berhasil apabila diperoleh
persentase penilaian masing-masing ranah, baik ranah afektif maupun psikomotorik siswa dalam satu kelas pada setiap aspek
yang dinilai telah mencapai persentase 75. b. Kriteria keberhasilan ranah kognitif siswa
Dilihat dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-
tidaknya sebagian besar 75 siswa telah mencapai KKM E. Mulyasa. 2007: 257. Jadi, ranah kognitif siswa dikatakan
berhasil apabila minimal 75 siswa dalam satu kelas telah mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu
≥ 75. c. Respon siswa pada bagian angket tertutup di interpretasikan
melalui skor berikut ini:
Tabel 12. Interpretasi Skor Respon Siswa Skor
Kualifikasi respon siswa 86-100
Sangat baik 71-85
Baik 56-70
Cukup 41-55
Tidak baik 20-40
Sangat tidak baik Sumber: Djaali Pudji Muljono. 2008:139 dengan
modifikasi
88
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum dan Tempat Penelitian
SMK Koperasi Yogyakarta merupakan sekolah menengah kejuruan yang berada dibawah naungan Yayasan Pembina Pendidikan Koperasi
Yogyakarta. Sekolah ini memiliki program penjurusan yang terdiri atas bidang keahlian Bisnis dan Manajemen Akuntansi dan Pemasaran, serta
bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Desain Komunikasi Visual. SMK Koperasi Yogyakarta beralamat di Jalan Kapas I No. 5 Yogyakarta
dengan luas tanah 7.120 m
2
.
1. Visi
Mewujudkan SMK Koperasi yang mampu menghasilkan insan Koperasi yang berakhlak mulia, mandiri, profesional, dan kompeten.
2. Misi
a. Menanamkan nilai-nilai keimanan dan budi pekerti yang luhur. b. Menyiapkan SDM yang berjiwa koperasi produktif, adaptif, kreatif
dan inovatif dimanapun berada. c. Mengembangkan SDM yang professional di berbagai jenis
pekerjaan sejalan dengan perkembangan IPTEK dan tuntutan dunia kerja.
d. Memberikan pengetahuan keterampilan dan pengembangan diri untuk berwirausaha.
e. Mengembangkan profesionalisme
tenaga pendidik
dan kependidikan.
Pada tahun ajaran 20142015, SMK Koperasi Yogyakarta memiliki siswa, yang meliputi:
a. Kelas X: 150 siswa. b. Kelas XI: 105 siswa.
c. Kelas XII: 100 siswa SMK Koperasi Yogyakarta memiliki 17 ruang kelas yang
digunakan sebagai tempat keberlangsungan KBM Kegiatan Belajar Mengajar. Adapun rinciannya sebagai berikut:
a. Ruang Kelas X : 7 kelas
Jurusan Akuntansi : 3 kelas
Jurusan Pemasaran : 2 kelas
Jurusan DKV : 2 kelas
b. Ruang kelas XI: 5 kelas Jurusan Akuntansi
: 2 kelas Jurusan Pemasaran : 2 kelas
Jurusan DKV : 1 kelas
c. Ruang kelas XII: 5 kelas Jurusan Akuntansi
: 3 kelas Jurusan Pemasaran : 1 kelas
Jurusan DKV : 1 kelas
Kelas XI Akuntansi 2 SMK Koperasi Yogyakarta adalah salah satu kelas dalam Jurusan Akuntansi dengan jumlah siswa keseluruhan 20