Kriteria Keberhasilan Tindakan METODE PENELITIAN

Pada tahun ajaran 20142015, SMK Koperasi Yogyakarta memiliki siswa, yang meliputi: a. Kelas X: 150 siswa. b. Kelas XI: 105 siswa. c. Kelas XII: 100 siswa SMK Koperasi Yogyakarta memiliki 17 ruang kelas yang digunakan sebagai tempat keberlangsungan KBM Kegiatan Belajar Mengajar. Adapun rinciannya sebagai berikut: a. Ruang Kelas X : 7 kelas Jurusan Akuntansi : 3 kelas Jurusan Pemasaran : 2 kelas Jurusan DKV : 2 kelas b. Ruang kelas XI: 5 kelas Jurusan Akuntansi : 2 kelas Jurusan Pemasaran : 2 kelas Jurusan DKV : 1 kelas c. Ruang kelas XII: 5 kelas Jurusan Akuntansi : 3 kelas Jurusan Pemasaran : 1 kelas Jurusan DKV : 1 kelas Kelas XI Akuntansi 2 SMK Koperasi Yogyakarta adalah salah satu kelas dalam Jurusan Akuntansi dengan jumlah siswa keseluruhan 20 siswa. Kelas XI Akuntansi 2 mendapatkan mata pelajaran akuntansi keuangan selama 6 jam dalam seminggu dengan jadwal sebagai berikut. Tabel 13. Jadwal Pelajaran Mata Pelajaran Akuntansi Keuangan Kelas XI AK 2 Hari Jam Pelajaran Waktu Senin 5-7 10.15-12.30 Kamis 5-7 10.15-12.30 Sumber: Data SMK Koperasi Yogyakarta Mata pelajaran akuntansi keuangan di Kelas XI Akuntansi 2 SMK Yogyakarta diampu oleh Bapak Broto Supeno, S.Pd. Berikut identitas guru mata pelajaran akuntansi keuangan kelas XI Akuntansi 2 SMK Koperasi Yogyakarta. Tabel 14. Identitas Guru Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI AK 2 SMK Koperasi Yogyakarta Nama Broto Supeno, S.Pd. NIP 195610141986021003 Pendidikan S1 Status PNS DPK Golongan IIIC Mata Pelajaran Akuntansi Sumber: Data SMK Koperasi Yogyakarta

B. Deskripsi Data Penelitian

1. Observasi Awal

Kegiatan pra tindakan diawali dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Peneliti melakukan wawancara kepada guru Akuntansi Kelas XI AK 2 Koperasi Yogyakarta. Peneliti juga menggunakan data sekunder yaitu UTS siswa yang diperoleh dari guru Akuntansi Kelas XI AK 2 Koperasi Yogyakarta. Setelah melakukan wawancara dan mengambil data sekunder peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung di kelas XI AK 2 Koperasi Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi serta data sekunder berupa nilai UTS siswa yang diperoleh terdapat beberapa permasalahan dalam pembelajaran akuntansi di kelas XI AK 2, antara lain sebagai berikut: a. Ditinjau dari Siswa 1 Aspek kognitif siswa masih rendah, yaitu ditunjukkan melalui hasil UTS siswa. Siswa yang belum memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sebesar 75 yaitu 10 dari 20 siswa 50 untuk mata pelajaran akuntansi keuangan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran akuntansi di kelas tersebut belum maksimal. 2 Aspek afektif siswa baik mengenai kedisiplilan, kesopanan, tanggung jawab dan percaya diri siswa masih rendah yaitu ditunjukkan dengan siswa malu untuk bertanya maupun berpendapat, menyerah ketika terdapat soal yang tidak dapat dikerjakan, mengganggu temannya, dan berdiskusi di luar pelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan rata-rata 12 dari 20 siswa 60 memiliki aspek afektif yang rendah. 3 Aspek psikomotor siswa dalam mengerjakan penugasan belum sesuai dengan harapan. Hal ini terlihat ketika guru memberikan kesempatan siswa untuk menjawab pertanyaan dari latihan soal di depan kelas. Rata-rata dari mereka salah dalam memberikan jawaban dari soal latihan tersebut. Selain itu, hanya 5 dari 20 siswa 25 yang berani untuk bertanya apabila terdapat kesulitan dalam memecahkan soal maupun bertanya mengenai hal baru yang belum diketahui. b. Ditinjau dari Guru Permasalahan dalam proses pembelajaran tidak hanya terjadi pada siswa, namun masalah tersebut juga terjadi pada guru yang mengajar. Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran akuntansi di kelas antara lain. 1 Metode pembelajaran berupa metode diskusi yang digunakan oleh guru belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Metode diskusi yang dilaksanakan guru mengarahkan siswa untuk berlatih soal akuntansi dengan mencari jawaban dari soal latihan secara mandiri dan individual. Hal tersebut membuat siswa merasa bosan dan jenuh sebab jika siswa sudah tidak dapat mengerjakan, kebanyakan dari siswa akan menyerah dan beralih ke kegiatan lain seperti, bermain HP Hand Phone, berdiskusi di luar materi pelajaran, dan tidur di dalam kelas. 2 Guru belum dapat menerapkan model pembelajaran yang bervariasi. Model pembelajaran yang pernah diterapkan oleh guru di kelas yaitu metode ceramah dan metode diskusi. Hal ini disebabkan karena kurangnya wawasan guru terhadap