Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

63

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilaksanakan untuk Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions STAD dengan Perpaduan Permainan Edukatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi 2 SMK Koperasi Yogyakarta tahun ajaran 20142015. “Penelitian tindakan kelas PTK adalah penelitian tindakan action research yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya” Suharsimi Arikunto. 2006: 58. Kunandar 2011: 45 membagi penelitian tindakan kelas menjadi tiga unsur sebagai berikut: a. Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. b. Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu atau kualitas proses belajar mengajar. c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. Masnu Muslich 2011: 7 mengemukakan bahwa penelitian tindakan merupakan penelitian yang bersifat partisipatif dan kolaboratif. Pastisipatif disini yaitu penelitian tindakan dilakukan sendiri oleh peneliti. Dalam hal ini, peneliti memulai penelitian dari penentuan topik, merumuskan masalah, perencanaan, pelaksanaan, menganalisis, dan melaporkan. Sedangkan, penelitian dapat disebut kolaboratif karena dalam pelaksanakan penelitian khususnya pengamatan, diperlukan teman sejawat untuk membantu merekap data yang terjadi di kelas. Penelitian tindakan kelas digunakan untuk memberdayakan guru sekaligus siswa. Pada penelitian tindakan kelas kolaborasi dalam penelitian dapat dilakukan oleh peneliti dengan guru lain, kepala sekolah, peneliti dari universitas, guru senior, dan sebagainya Pardjono. 2007: 12. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan di dalam kelas oleh peneliti dengan memberikan suatu tindakan terhadap kelas untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Adanya perbaikan mutu pembelajaran di dalam kelas diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada penelitian tindakan kelas di SMK Koperasi Yogyakarta, peneliti menggunakan siklus model Kemmis Mc. Taggart. Berdasarkan siklus model ini dapat digambarkan sebagai berikut Suharsimi Arikunto, 2010: 137: Gambar 2. Siklus Model Kemmis Mc. Taggart

B. Definisi Operasional 1.

Hasil Belajar Akuntansi Hasil belajar akuntansi dapat terlihat dari kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Kemampuan tersebut dilihat dari tiga aspek yaitu: 1 aspek kognitif, 2 aspek afektif dan, 3 psikomotorik. Aspek kognitif pada penelitian ini meliputi, kemampuan siswa dalam menjelaskan pencatatan akuntansi terhadap piutang tak tertagih dengan metode langsung dan metode penyisihan cadangan termasuk piutang yang telah dihapus tetapi dapat ditagih kembali serta menjelaskan penaksiran jumlah penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan persentase piutang pendekatan neraca, persentase penjualan pendekatan laba-rugi dan analisa umur piutang. Aspek afektif pada penelitian ini meliputi kejujuran, disiplin, tanggung jawab, toleransi, bekerja sama, sopan, dan percaya diri siswa. Aspek psikomotorik pada penelitian ini meliputi, kemampuan siswa dalam mengamati, bertanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan tugas kelompok untuk kompetensi dasar pencatatan akuntansi terhadap piutang tak tertagih dengan metode langsung dan metode penyisihan cadangan termasuk piutang yang telah dihapus tetapi dapat ditagih kembali serta menghitung taksiran jumlah penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan persentase piutang pendekatan neraca, persentase penjualan pendekatan laba-rugi dan analisa umur piutang.

2. Permainan Edukatif

Permainan edukatif yang digunakan pada penelitian ini yaitu pertanyaan bertingkat dan surat rahasia. Permainan ini menuntut semua siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pada permainan pertanyaan bertingkat, guru akan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda. Setelah itu, guru akan memberikan soal yang bersifat rebutan untuk dijawab oleh masing-masing kelompok. Kelompok yang akan menjawab harus membunyikan peluit terlebih dahulu. Pada kelompok yang jawabannya benar di akhir permainan harus