32 Motivasi individu berdasarkan paparan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa asumsi orang-orang yang yang terlibat dalam perilaku menolong karena tindakan tersebut membuat perasaan
menjadi positif. Emosi yang dihasilkan oleh perilaku prososial kadang-kadang diberi label helper-high, yaitu suatu perasaan tenang,
self-worth, dan kehangatan, serta meningkatkan kemungkinan untuk mewariskan gen pada generasi berikutnya. Manfaat melakukan
perilaku prososial adalah merasa bangga, peningkatan harga diri, dan perasaan-perasaan yang baik pada diri individu yang memberikan
pertolongan.
6. Upaya Meningkatkan Perilaku Prososial
Upaya untuk meningkatkan perilaku menolong, dapat dilakukan dengan menghilangkan hambatan-hambatan yang dapat mengurangi
munculnya perilaku menolong. Sarlito W. Sarwono Eko A. Meinarno 2009: 141 menyatakan upaya meningkatkan perilaku
prososial, diantaranya: a. Menghilangkan ketidakjelasan situasi darurat. Situasi darurat yang
jelas akan mendorong keberanian seseorang untuk memberikan bantuan.
b. Meningkatkan rasa tanggung jawab. Meningkatkan rasa tanggung jawab setiap orang juga penting. Memberikan bantuan adalah
tanggung jawab setiap orang, bukan tanggung jawab orang lain.
33 c. Meningkatkan rasa bersalah dan menciptakan self-image
gambaran diri. Meningkatkan rasa bersalah dan mencipatakan gambaran diri pada penolong memiliki potensi juga untuk
meningkatkan munculnya pertolongan. Hal ini dapat dilakukan melalui teknik door-in-the-face, yaitu strategi untuk memperoleh
persetujuan dari orang lain dengan cara mengajukan permintaan setingkat lebih tinggi dari yang diinginkan. Hal tersebut membuat
orang yang dimintai pertolongan merasa bersalah apabila menolaknya dan untuk mendapatkan self-image yang positif, maka
penolong potensial pun memberikan pertolongan yang diminta. d. Sosialisasi tingkah laku menolong melalui kegiatan amal.
Sosialisasi tingkah laku menolong dalam masyarakat dapat diciptakan melalui kegiatan amal dan memberikan dukungan pada
orang-orang yang melakukan tingkah laku prososial. Desmita 2012: 256-257 menyatakan upaya meningkatkan
perilaku prososial sebagai implikasi terhadap pendidikan, yaitu: a. Mengajarkan keterampilan-keterampilan sosial dan strategi
pemecahan masalah sosial. Guru dapat mengajarkan sejumlah tingkah laku interpersonal yang efektif melalui instruksi verbal
serta melalui dorongan dan tingkah laku pemodelan. Instruksi demikian kemungkinan akan menjadi sangat efektif ketika siswa
memperoleh kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan-
34 keterampilan baru yang dipelajari melalui bermain peran, dan
ketika siswa menerima umpan balik. b. Melalui
strategi pembelajaran
kooperatif. Ketika
siswa berpartisipasi dalam permainan kooperatif, tingkah laku agresif
akan menurun. Aktivitas belajar kooperatif, siswa dapat belajar dan mempraktikkan cara memberi pertolongan, mencari
pertolongan, dan
keterampilan revolusi
konflik, serta
mengembangkan pemahaman yang baik tentang keadilan terhadap teman sekelas.
c. Memberikan label perilaku yang pantas. Guru dapat meningkatkan kesadaran diri siswa terhadap efektifitas keterampilan sosial
dengan mengidentifikasi dan memberikan pujian atas perilaku yang mencerminkan keterampilan-keterampilan sosial.
d. Meminta siswa untuk memikirkan dampak dari perilaku-perilaku yang dimiliki. Peserta didik sangat mungkin memiliki tingkah laku
prososial ketika diberikan pengertian tentang tingkah laku tertentu yang tidak dapat diterima. Artinya, peserta didik lebih
memungkinkan untuk memperlihatkan tingkah laku interpersonal yang efektif dan menahan diri dari tingkah laku interpersonal yang
tidak dapat diterima. e. Mengembangkan program mediasi teman sebaya. Manfaat dari
training mediasi, siswa belajar melakukan interview atau
35 wawancara terhadap perselisihan interpersonal yang terjadi
didalam kelas secara efektif. f. Memberikan penjelasan bahwa tingkah laku agresif merugikan
baik fisik maupun psikologis yang tidak dibenarkan oleh pihak sekolah.
Tingkah laku menolong atau perilaku prososial adalah salah satu bentuk
interaksi manusia
yang positif
sehingga perlu
ditingkatkan.Perilaku prososial
dapat ditingkatkan
dengan meningkatkan kesadaran individu bahwa menolong adalah tanggung
jawab masing-masing individu, sehingga tidak perlu terjadi penyebaran tanggung jawab.Dukungan terhadap kegiatan-kegiatan
amal dan mengembangkan program mediasi teman sebaya merupakan sarana untuk mensosialisasikan tingkah laku menolong.
7. Cara Pengukuran Perilaku Prososial