109 singnifikan antara perilaku prososial dengan empati dan kematangan
emosi, yang menunjukkan tingkat empati dan kematangan emosi yang tinggi maka akan mempengaruhi tingkat perilaku prososial yang
dimiliki juga tinggi. Dailinar Utomo 2014: 29 telah melakukan penelitian yang menunjukan bahwa pengasuhan otoritatif mempunyai
perilaku prososial yang tinggi dan pola pengasuhan yang permisif memiliki nilai perilaku prososial yang rendah. Hal tersebut
membuktikan bahwa ada beberapa faktor lain dalam menentukan perilaku prososial.
Siswa dalam mempertahankan tingkat perilaku prososial yang tinggi diharapkan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari agar mampu mencapai kebermaknaan hidup dan memiliki tujuan dalam hidup untuk menolong sesama.Perilaku menolong
tersebut, bermanfaat agar individu dapat memiliki kesejahteraan psikologis psychological well-being dan didukung oleh lingkungan
sekolah yang mampu menciptakan budaya perilaku prososial yang baik. Guru BK mampu memberikan layanan bimbingan pribadi dan
sosial terkait perilaku prososial dan kesejahteraan psikologis psychological well-being menggunakan teknik bimbingan seperti
bimbingan kelompok, psikodrama, papan bimbingan, dan sebagainya.
D. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti telah berusaha untuk melakukan prosedur dengan sebaik-baiknya, namun peneliti menyadari bahwa masih
110 terdapat banyak keterbatasan dari berbagai segi yang mempengaruhi hasil
dari penelitian. Beberapa keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pada saat dilaksanakan penelitian, ada beberapa siswa yang menjadi
panitia MOS dan ada yang tidak naik kelas serta mengundurkan diri sehingga memungkinkan siswa yang diobervasi tidak ikut serta menjadi
subjek dalam pengambilan data penelitian. 2. Instrumen penelitian yang digunakan hanya dengan bentuk angket yang
jawabannya sudah ditentukan dalam bentuk pilihan, sehingga faktor penyebab lain dari fenomena siswa yang bermasalah kurang dapat
diungkap.
111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa tingkat perilaku prososial pada siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta
kecenderungan pada kategori tinggi sebanyak 68 responden 62 dan tingkat kesejahteraan psikologis psychological well-being kecenderungan pada
kategori tinggi sebanyak 79 responden 72. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara perilaku
prososial dengan kesejahteraan psikologis psychological well-being pada siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta yang ditunjukkan
dengan nilai koefisien korelasi 0,660 dan nilai signifikansi p =0,000. Artinya, semakin tinggi perilaku prososial maka semakin tinggi pula
kesejahteraan psikologis psychological well-being, sebaliknya semakin rendah perilaku prososial maka semakin rendah pula kesejahteraan psikologis
psychological well-being. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,660 dapat diketahui koefisien determinasi R square= 0,660
2
yaitu 0,436, diartikan bahwa variabel perilaku prososial memberikan pengaruh sebesar 43,6
terhadap kesejahteraan psikologis psychological well-being pada siswa kelas XI di SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta sedangkan sisanya sebesar 56,4
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, peneliti memberikan saran sebagai berikut: