67 pada dirinya maka tercapai fungsi kesejahteraan psikologis psychological
well-being yang memiliki penerimaan diri yang baik, memiliki hubungan yang positif dengan orang lain, memiliki kemandirian, memiliki tujuan
hidup, mampu melakukan pengembangan pribadi, dan penguasaan lingkungan yang baik.Oleh karena itu, antara perilaku prososial dan
kesejahteraan psikologis psychological well-being harus berjalan saling berdampingan dan melengkapi kaitannya dengan tugas perkembangan
pribadi-sosial. Terkait fenomena yang terjadi pada siswa kelas XI di SMK
Muhammadiyah Yogyakarta, siswa yang melakukan perilaku prososial dan memiliki kesejahteraan psikologis psychological well-being maka
akan dapat mencapai tugas perkembangan dengan baik yaitu memiliki konsep-konsep tentang tingkah laku sosial yang perlu untuk kehidupan
bermasyarakat dan mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial untuk memasuki dunia dewasa sehingga mampu melakukan aktualisasi diri.
Berkaitan dengan adanya kemungkinan hubungan antara perilaku prososial dan kesejahteraan psikologis psychological well-being, dapat
diartikan bahwa jika perilaku prososial yang dimiliki tinggi maka kesejahteraan psikologis psychological well-being yang dimiliki juga
tinggi.
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian yaitu “ada hubungan positif
68 dan signifikan antara perilaku prososial dengan kesejahteraan psikologis
psychological well-being pada siswa kelas XI di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah 2 Yogyakarta”, yang memiliki arti bahwa jika
perilaku prososial yang dilakukan tinggi maka kesejahteraan psikologis psychological well-being yang dimiliki juga tinggi, sebaliknya apabila
perilaku prososial yang dilakukan rendah maka kesejahteraan psikologis psychological well-being yang dimiliki juga rendah.
69
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.Sugiyono 2012: 11 menyatakan metode penelitian kuantitatif
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatifstatistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan.Penelitian kuantitatif yang digunakan adalah jenis korelasional.Suharsimi Arikunto 2005: 247 menyatakan, penelitian
korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.
Pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional yang bertujuan untuk menguji atau
mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas independent variable yang pada penelitian ini yaitu perilaku prososial
dan variabel terikat dependent variable yaitu kesejahteraan psikologis psychological well-being.
B. Paradigma Penelitian
Berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berfikir yang telah dipaparkan, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara variabel
bebas yaitu perilaku prososial dengan variabel terikat yaitu kesejahteraan