Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

59 guru baru sebatas digunakan dalam presentasi materi ajar dengan menggunakan powerpoint. Penggunaan internet pun baru sebatas pada mencari materi pembelajaran yang dibutuhkan dan belum sampai pada inovasi model pembelajaran baru yang terintegrasi dengan internet. Selain itu kurangnya penggunaan jejaring sosial seperti e-mail, website, dan blog dalam sistem pembelajaran baru untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Banyak faktor yang menghambat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi di sekolah ini, antara lain: listrik yang padam secara tiba-tiba, koneksi internet yang tidak stabil, kurangnya tenaga ahli pengelola sarana dan prasarana teknologi informasi dan komunikasi, motivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi masih kurang dan masalah pembiayaan. Walaupun begitu sarana dan prasarana pendukung pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sangat lengkap dan memadai. Perbedaan penelitian Chaidar dengan penelitian ini adalah penelitian ini mengungkapkan proses pembuatan kebijakan sekolah berbasis cyberschool, penerapan atau implementasi dari kebijakan sekolah berbasis cyberschool yang memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi komputer dan internet, faktor pendukung dan faktor penghambat dari implementasi kebijakan sekolah berbasis cyberschool.

C. Kerangka Berpikir

Penelitian ini berawal dengan adanya kebijakan Yayasan Pendidikan dan Pengajaran YPPN Budya Wacana Yogyakarta untuk meningkatkan 60 mutu dan kualitas sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Budya Wacana Yogyakarta. Pembuatan suatu kebijakan harus memperhatikan perkembangan zaman yang dalam hal ini berkaitan dengan perkembangan IPTEK, sehingga dalam membuat suatu kebijakan perlu adanya demokrasi pendidikan dimana semua pihak berhak ikut dalam membuat kebijakan, mengambil keputusan kebijakan dan bertanggungjawab melaksanakan kebijakan. Kebijakan yang dibuat oleh Yayasan Budya Wacana Yogyakarta dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas sekolah yang erat kaitannya dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah adanya kebijakan sekolah berbasis cyberschool. Kebijakan sekolah berbasis cyberschool diimplementasikan di semua sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Budya Wacana Yogyakarta. Salah satu sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Budya Wacana Yogyakarta dan telah mengimplementasikan kebijakan sekolah berbasis cyberschool adalah SMP Budya Wacana Yogyakarta. Dalam proses implementasi kebijakan sekolah berbasis cyberschool di SMP Budya Wacana Yogyakarta dapat dilihat dari enam komponen, yaitu standar dan tujuan kebijakan; sumberdaya yang dimiliki; komunikasi; agen pelaksanaimplementor; kondisi sosial, politik, dan ekonomi; interorganisasi dan aktivitas. Dari seluruh proses implementasi kebijakan tersebut akan muncul faktor pendukung dan penghambat dalam proses implementasi kebijakan sekolah berbasis cyberschool di SMP Budya Wacana Yogyakarta. Secara lebih jelas dan rinci kerangka pikir pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: 61 Gambar 2. Kerangka Berpikir Penelitian Yayasan Pendidikan dan Pengajaran Nasional YPPN Budya Wacana Yogyakarta Sekolah di bawah YPPN Budya Wacan Yogyakarta SMP BUDYA WACANA YOGYAKARTA Implementasi Kebijakan Sekolah Berbasis Cyberschool Standar dan tujuan kebijakan Sumber daya yang Dimiliki Interorgani sasi dan aktivitas Karakterist ik agen pelaksana Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kebijakan Sekolah Berbasis Cyberschool Komunikasi Kondisi sosial, politik, ekonomomi 62

D. Pertanyaan Penelitian