Perencanaan Pembelajaran Hasil dan Pembahasan 1. Implementasi Pembelajaran Kesetaraan Paket B

71

B. Hasil dan Pembahasan 1. Implementasi Pembelajaran Kesetaraan Paket B

di PKBM Wiyatasari

a. Perencanaan Pembelajaran

Hasil penelitian implementasi pembelajaran Kesetaraan Paket B di PKBM Wiyatasari. Implementasi berupa perencanaan pembelajaran, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran di PKBM Wiyatasari. Berikut penjelasan hasil penelitian : Perencanaan berupa pembuatan RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tersebut tidak dibuat oleh setiap tutor melainkan hanya dibuat oleh sekretaris PKBM, seperti yang telah diungkapkan oleh MF selaku ketua PKBM dan tutor mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengungkapkan bahwa : “ selama ini setiap tutor tidak pernah membuat RPP akan tetapi RPP telah dibuat oleh sekretaris, masing-masing tutor hanya mempersiapkan materi pelajaran sebelum melakukan pembelajaran.” CW. 1 Hal senada juga diungkapkan oleh EH selaku sekretaris yang mengungkapkan bahwa : “memang benar selama ini saya selalu membuat RPP secara administratif. Artinya RPP itu saya buat untuk satu kali. Selanjutnya RPP itu kami gunakan seterusnya tidak ada gubahan dan perubahan karena RPP dijadikan syarat administrasi saja sebagai tutor.” CW.2 Berdasarkan dari dua pernyataan tersebut diketahui bahwa perencanaan pembelajaran di PKBM Wiyatasari berupa penyusunan RPP tidak dilakukan oleh semua tutor. Artinya tutor tidak pernah 72 membuat program dan perencanaan secara matang. RPP yang dibuat oleh sekretaris merupakan salah satu bentuk syarat kelengkapan administrasi saja yang tidak pernah diperbaharui setiap awal tahun pelajaran. Syarat administrasi yang dimaksud adalah RPP yang dibuat dimaksudkan untuk melengkapi syarat administrasi pertanggungjawaban ke dinas sebagai bukti telah melaksanakan pembelajaran dan program kesetaraan paket B seperti yang telah dikemukakan oleh MF selaku ketua PKBM yang mengungkapkan bahwa : “RPP dibuat untuk bukti laporan pertanggungjawaban penyelenggaraan program kesetaraan paket B di PKBM Wiyatasari” CW. 1 Pembuatan RPP tidak dilakukan oleh setiap tutor tetapi tutor tetap melakukan perencanaan sebelum melakukan kegiatan pembelajaran. Hal tersebut diungkapkan oleh RT yang mengungkapkan bahwa : “...ya selama ini memang kami tidak membuat RPP akan tetapi kami selalu melakukan perencanaan sebelum melakukan pembelajaran. Jika besuk kami akan mengajar biasanya pada malam harinya kami mempersiapkan materi apa yang akan kami ajarkan sesuai kurikulum dan standar kelulusan...” CW.3 Begitu pula dengan ES selaku pengampu mata pelajaran IPA juga mengungkapkan bahwa : “ seperti halnya RT saya juga tidak pernah menyusun RPP karena sudah disusun oleh sekretaris, tetapi saya tetap mempersiapkan untuk mengajar pada hari sebelumnya”CW. 4 73 Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat diambil hasil bahwa perencanaan pembelajaran di PKBM Wiyatasari tidak dilakukan dengan baik. Setiap tahun ajaran tutor tidak menentukan perencanaan berupa persiapan, materi, penentuan metode dan penataan kelas. Tutor hanya menyusun persiapan materi yang akan diajarkan pada malam hari sebelum mengajar atau sebelum hari mengajar. Tahap perencanaan pembelajaran di PKBM Wiyatasari belum terlaksana dengan baik. Perencanaan tidak dibuat oleh tutor melainkan hanya dibuat oleh sekretaris. RPP tersebut tidak disusun setiap tahun pelajaran baru akan tetapi satu RPP yang dibuat terus menerus sebagai syarat administratif saja, yaitu laporan pertangunggjawaban pelaksanaan program kesetaraan Paket B. Setiap tutor hanya merencanakan materi apa yang akan disampaikan besok pada hari sebelumnya atau pada malam harinya sebelum keesokan mengajar. Keadaan ini tidak sesuai dengan standar proses pembelajaran yaitu Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses pembelajaran Abdul Majid, 2013: 38 sebagai berikut : “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang memuat identitas mata pelajaran, Standar kompetensi, kompetensi dasar, indicator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. “ Perencanaan yang matang akan mentukan arah keberhasilan dalam mencapai tujuah pembelajaran. Dengan adanya perencanaan maka 74 tujuan materi dan isi serta kesesuainnya dengan peserta didik akan dicapai dengan baik. Tanpa adanya perencanaan yang matang dan baik maka pembelajaran akan mengalir tanpa arah yang benar. Tutor mudah terombang-ambing dalam pemberian materi dan kesiapan serta penentuan metode pembelajaran. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Dimyati Mudjiono 2006: 9-17 yang mengungkapkan bahwa “Program pembelajaran ini berisi urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku dan penguat yang berhasil dan tidak berhasil. Ketidakberhasilan tersebut menjadi cacatan penting bagi modifikasi perilaku selanjutnya. Berdasarkan pendapat tersebut ketidakmatangan perencanaan akan mengacaukan tujuan,waktu pembelajaran, dan hasil yang dicapai. Keadaan tersebut telah terjadi di PKBM Wiyatasari dimana pelaksanaan pembelajaran tidak terarah dan sering ditinggalkan oleh tutor.

b. Pelaksanaan Pembelajaran