74 tujuan materi dan isi serta kesesuainnya dengan peserta didik akan
dicapai dengan baik. Tanpa adanya perencanaan yang matang dan baik maka pembelajaran akan mengalir tanpa arah yang benar. Tutor mudah
terombang-ambing dalam pemberian materi dan kesiapan serta penentuan metode pembelajaran. Sebagaimana yang telah diungkapkan
oleh Dimyati Mudjiono 2006: 9-17 yang mengungkapkan bahwa “Program pembelajaran ini berisi urutan perilaku
yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari perilaku dan penguat
yang berhasil dan tidak berhasil. Ketidakberhasilan tersebut menjadi cacatan penting bagi modifikasi perilaku selanjutnya.
Berdasarkan pendapat tersebut ketidakmatangan perencanaan akan mengacaukan tujuan,waktu pembelajaran, dan hasil yang dicapai.
Keadaan tersebut telah terjadi di PKBM Wiyatasari dimana pelaksanaan pembelajaran tidak terarah dan sering ditinggalkan oleh tutor.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran apabila sesuai dengan RPP adalah pelaksanaan pembelajaran dengan memperhatikan isi RPP yaitu,
Standar Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran,
Langkah-langkah Kegiatan
Pembelajaran, Kegiatan
Pendahuluan, Kegiatan Inti, Kegiatan Penutup.
Sebelum melaksanakan pembelajaran sebelumnya mereka berdoa, kemudian tutor menanyakan kepada peserta didik tentang pembahasan
terakhir, kemudian tutor mulai mengajar. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan setiap hari Senin, Rabu, dan sabtu Pukul 09.00 – 11.00.
75 Hal tersebut bersumber dari catatan jadwal pelajaran di PKBM
Wiyatasari. Mata pelajaran yang diajarkan pendidikan kesetaraan di PKBM
Wiyatasari adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPS, PKN, IPA, dan Bahasa Inggris. Mata pelajaran tersebut diajarkan
karena penting dan sesuai dengan mata pelajaran yang diujikan secara nasional. Sebagaimana diungkapkan oleh MF yang mengungkapkan
bahwa : “ ....mata pelajaran yang diajarkan adalah mata pelajaran yang
pokok-pokok saja yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, IPS, IPA, Bahasa Inggris, dan PKN. Bahasa Indonesia, Matematika, IPA,
Bahasa Inggris, merupakan pelajaran wajib karena diujikan secara nasional.” CW. 1
Pembelajaran yang dilaksanakan sebagian besar menggunakan metode ceramah sebagaimana yang diungkapkan oleh EH yang
mengungkapkan bahwa : “..selama ini saya lebih sering menggunakan metode ceramah
kemudian melakukan tanya jawab. Metode tersebut saya pikir lebih cocok karena siswa sendiri kurang aktif. Jika saya menyuruh
mereka untuk berdiskusi mereka lebih asyik untuk mengobrol....” CW. 2
Pernyaataan yang
sama diungkapakan
oleh MF
yang mengungkapkan bahwa :
“ sebelum mengajar saya memberikan sapaan kepada mereka, berbincang kemudian saya memberikan materi dengan metode
ceramah kemudian melakukan tanya jawab...”CW. 1 Pelaksanaan pembelajaran di PKBM Wiyatasari sebagian besar
dilakukan dengan metode ceramah. Tutor tidak menggunakan metode
76 selain metode ceramah. Dengan demikian tutor kurang inovatif dalam
menggunakan metode pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran yang kurang menggunakan variasi metode disebabkan oleh keadaan siswa
yang kurang aktif dan minimnya fasilitas pembelajaran yang dimiliki. Hal tersebut diungkapkan oleh MF yang mengatakan bahwa :
“bagaimana mungkin saya bisa menggunakan metode lain kalau peserta didik kurang aktif. Mereka sering hanya diam seolah
memperhatikan saja.” CW. 1
Hal senada juga diungkapkan oleh EH yang mengungkapkan bahwa:
“ selama kegiatan pembelajaran saya mengeluhkan siswa yang kurang aktif dan minimnya fasilitas. Ketidak aktifan siswa
membuat saya tidak tahu sebrapa jauh siswa saya dapat menguasai pelajaran. Tetapi saya tidak menyerah saya tes mereka
dengan
kuis atau
soal-soal pada
setiap akhir
pembelajaran..”CW.2 Hal mengenai minimnya fasilitas diungkapkan oleh ES selaku
pengampu mata pelajaran IPA yang paling banyak membutuhkan alat
peraga yang mengungkapkan bahwa :
“....selama ini saya masih bingung, fasilitas alat peraga tidak punya. Padahal murid kami masih usia sekolah. Selain itu buku
yang tersedia juga sangat terbatas sehingga saya tidak dapat menugaskan peserta didik untuk mencari materi lain dibuku,
karena mereka akan mengeluh. Oleh sebab itu saya selalu mengajar dengan ceramah yang terkadang saya memanfaatkan
benda nyata untuk alat peraga ...” CW. 4
Pelaksanaan pembelajaran yang hanya menggunakan metode ceramah saja disebutkan oleh para tutor disebabkan oleh siswa yang
kurang aktif dan minimnya fasilitas pembelajaran. PKBM Wiyatasari
77 memang tidak banyak memiliki fasilitas untuk menunjang
pembelajaran dan digunakan sebagai media pembelajaran. Karena berbagai keterbatasan yang dikeluhkan Para tutor maka tutor hanya
berfokus pada kemampuan siswa untuk mengerjakan soal saja. Hal ini diungkapkan oleh RT bahwa :
“berhubung fasilitas dan waktu sedikit, saya lebih banyak untuk mengerjakan soal daripada mencari-cari faslitas.” CW. 3
Selain metode ceramah saja yang digunakan sumber pembelajaran di PKBM Wiyatasari juga hanya menggunakan modul yang
disediakan dari pusat. Hal tersebut dibuktikan dengan buku-buku yang ada di taman bacaan sebagian besar berisi buku-buku modul yang
didapatkan dari pusat dan pernyataan yang diungkapkan oleh ES yang menyatakan bahwa :
“sumber pembelajaran yang kami gunakan adalah modul yang kami dapatkan dari pusat, dalam mengajar saya tidak
menggunakan referansi lain. Hanya terkadang saya melihat internet” CW. 4
Hal senada juga diungkapkan oleh MF yang mengatakan bahwa : “saya lebih banyak menggunakan modul dan soal-soal latihan
tahun kemarin dalam mengajar. Saya tidak menggunakan internet karena tidak bisa...” CW. 1
Sumber pembelajaran di PKBM Wiyatasari lebih terpusat pada modul yang tersedia. Kebanyakan tutor tidak mencari informasi dari
sumber lain. Untuk meningkatkan kemampuan tutor biasanya mengajarkan soal-soal ujian tahun sebelumnya saja kepada peserta
didik.
78 Selama proses pembelajaran tutor sering meninggalkan peserta
didik keluar. Tutor meninggalkan peserta didik untuk mengerjakan aktivitas lain yang berhubungan dengan urusan pribadi, urusan
organisasi dan mengajar di kelas lain di PKBM Wiyatasari. Bahkan tidak jarang peserta didik ditinggalkan tanpa diberikan tugas.
Hal tersebut diungkapkan oleh MF selaku ketua PKBM dan tutor pengampu Bahasa Indonesia yang mengungkapkan bahwa :
“ hambatan saya dalam mengajar adalah ketika saya harus mengajar untuk dua jam yang sama dan peserta didik yang
berbeda. Sehingga saya harus membagi waktu yang berbeda pada jam yang sama. Untuk mengatasi hal ini terpaksanya saya harus
bolak balik dan terkadang meninggalkan pembelajaran kesetaraan untuk kegiatan lain di beda tempat..” CW. 1
Pelaksanaan pembelajaran merupakan bagian penting dalam implementasi pembelajaran. Implementasi pembelajaran pada tahap
pelaksanaan memiliki banyak hambatan. Hambatan tersebut adalah terbatasnya fasilitas pembelajaran, siswa yang kurang aktif, ruang
kelas yang kurang kondusif karena harus berbagi kelas dengan kelas menjahit. Selain itu selama proses pembelajaran peneliti mendapati
bahwa terdapat warga yang bukan peserta didik kesetaraan keluar masuk dengan bebas untuk berbicara dengan tutor. Selain itu
terkadang anak tutor juga sering mengganggu kegiatan pembelajaran karena sering menangis dan mencari tutor. Belum ada tindakan yang
pasti untuk menangani hambatan-hambatan tersebut. Selama
79 penelitian peneliti hampir menemukan keadaan yang sama pada setiap
tutor. Tutor
melakukan langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dengan baik. Tutor mengawali dengan sapaan, doa dan pembicaraan ringan sebelum pembelajaran dimulai. Tetapi masih
ditemukan banyak hambatan pada penataan ruang kelas berupa kelas yang kotor, dibagi dua dengan kelas lain tanpa pembatas, dan
keterbatasan tutor. Metode yang digunakan sebagian besar menggunakan metode ceramah. Sumber belajar yang digunakan hanya
modul yang tersedia dari pemerintah pusat. Proses pelaksanaan pembelajaran sebagaimana yang telah
dikemukakan Muhibbinsyah 2011: 213-214 bahwa tahapan pelaksanaan pembelajaran meliputi tiga tahap yaitu :
a Tahap Prainstruksional, yaitu persiapan sebelum mengajar
dimulai. Meliputi kegiatan memeriksa kehadiran siswa, kondisi kelas, dan kondisi peralatan yang tersedia dengan
alokasi waktu yang singkat.
b Tahap instruksional, yaitu saat-saat mengajar. Meliputi
kegiatan guru dalam menyajikan materi lengkap dengan persiapan model, metode, dan strategi pembelajaran.
Terakhir guru dapat menentukan simpulan.
c Tahap evaluasi dan tindak lanjut, yaitu penilaian atas hasil
belajar siswa
setelah mengikuti
pengajaran dan
penindaklanjutan.meliputi post test untuk mengetahui penguasaan terhadap materi yang telah disajikan guru.
Sebelum meninggalkan kelas guru dianjurkan untuk memberitahukan pokok bahasan selanjutnya sehingga siswa
dapat membaca materi tersebut.
Berdasarkan hasil tersebut pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP yang dibuat oleh sekretaris. Sebagai contoh
80 RPP mata pelajaran Bahasa Indonesia, di dalam RPP ini tertulis
bahwa: “metode
pembelajaran adalah
Pemodelan, Inkuiri,
Demonstrasi.” CD.1 Akan tetapi, pelaksanaannya kegiatan pembelajaran hanya
dilakukan dengan metode ceramah sebagaimana yang telah dikemukakan oleh EH
“..selama ini saya lebih sering menggunakan metode ceramah …” CW. 2
Selain metode ketidak sesuaian antara RPP dan praktek juga terdapat pada isi materi pada RPP berbeda dengan materi yang
diajarkan sesungguhnya. Tutor mengajar dengan menggunakan soal latihan yang selanjutnya soal latihan yang telah dibahas pada
proses pembelajaran akan keluar saat ujian nanti. Jadi, soal ujian sama dengan soal yang telah dibahas sebelumnya. Seperti halnya
yang dikemukakan ES selaku tutor IPA, yang menyatakan bahwa: “ biasanya kami memberikan soal kemudian kami bahas,
nanti kami keluarkan untuk ujian,”
Pembelajaran yang dilaksanakan tidak sesuai dengan RPP yang telah dibuat karena, tutor tidak membaca RPP yang telah
dibuat. Tutor hanya mengajar sesuai dengan soal-soal apa saja yang akan diajarkan dan sekedar membaca silabus yang ada. Untuk
materi bahasan ujian akhir nasional, tutor sesuai dengan bidangnya masing – masing memberikan bahasan soal-soal ujian.
81 Pembelajaran yang dilakukan kurang memperhatikan kondisi dan
pengelolaan kelas sehingga sangat menganggu proses pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran
pada tahap
prainstruksional di PKBM Wiyatasari dilakukan dengan baik oleh tutor. Akan tetapi, pelaksanaan pada tahap instruksional tutor
kurang menggunakan variasi metode pembelajaran. PKBM Wiyatasari belum menerapkan berbagai metode untuk
memberikan pembelajaran. Kurangnya penerapan berbagai metode pembelajaran membuat peserta didik menjadi bosan. Kebosanan
peserta didik dapat menimbulkan melemahnya daya tangkap terhadap pembelajaran dan akan menimbulkan kerugian.
Keberagaman metode pembelajaran sangat penting dilakukan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran. Sebagaimana
disebutkan oleh Isriani Hardini 2012 : 13 yaitu “Metode pembelajaran merupakan cara-cara yang ditempuh
guru untuk
menciptakan situasi
pengajaran yang
menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercpainya prestasi anak yang memuaskan”
Keberagaman metode akan menimbulkan motivasi dan keceriaan peserta didik sehingga akan menambah semangat untuk
belajar dan mencapai prestasi yang setinggi-tingginya. Selain metode penggunaan media pembelajaran di PKBM
Wiyatasari sangat
jarang digunakan
selama pelaksanaan
82 pembelajaran. Media pembelajaran menurut Briggs 1970 yang
dikutib dari Arief S. Sadiman, dkk 2011: 6 yaitu: “…Media merupakan segala aspek fisik
yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku,
film, kaset, bingkai foto adalah contoh-contohnya.” Kurangnya penggunaan media pembelajaran menyebabkan
peserta didik sulit untuk mengilustrasikan teori dan kenyataan. Penggunaan media dapat merangsang siswa untuk belajar dan
mampu menghindari kebosanan. Dengan adanya media peserta didik dapat langsung belajar dan menerapkan.
Pengelolaam kelas yang tidak baik menyebabkan orang lain bebas untuk keluar masuk dan berbicara dengan tutor ketika
pembelajaran berlangsung.
Keadaaan ini
mengakibatkan pelaksanaan pembelajaran sering berhenti. Apabila keadaan ini
tidak diperbaiki maka kualitas pelaksanaan pembelajaran akan semakin menurun. Akibatnya target pembelajaran tidak dapat
dicapai.
c. Evaluasi Pembelajaran