82 pembelajaran.  Media  pembelajaran  menurut Briggs  1970  yang
dikutib dari Arief S. Sadiman, dkk  2011: 6 yaitu: “…Media  merupakan  segala  aspek  fisik
yang  dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku,
film, kaset, bingkai foto adalah contoh-contohnya.” Kurangnya  penggunaan  media  pembelajaran  menyebabkan
peserta didik  sulit  untuk  mengilustrasikan  teori  dan  kenyataan. Penggunaan  media  dapat merangsang  siswa  untuk  belajar  dan
mampu  menghindari  kebosanan.  Dengan  adanya  media  peserta didik dapat langsung belajar dan menerapkan.
Pengelolaam  kelas  yang  tidak  baik  menyebabkan  orang  lain bebas  untuk  keluar  masuk  dan  berbicara  dengan  tutor  ketika
pembelajaran berlangsung.
Keadaaan ini
mengakibatkan pelaksanaan  pembelajaran  sering  berhenti.  Apabila  keadaan  ini
tidak  diperbaiki  maka  kualitas  pelaksanaan  pembelajaran  akan semakin  menurun.  Akibatnya  target  pembelajaran  tidak  dapat
dicapai.
c. Evaluasi Pembelajaran
Untuk  melaksanakan  evaluasi  PKBM  memberikan  evaluasi kepada peserta didik dengan alat tes tertulis dan lisan.
Hal  tersebut  diungkapkan  oleh  RT  selaku  mata  pelajaran Bahasa inggris yang mengungkapkan bahwa :
83 “ saya selalu memberikan kuis di akhir pelajaran dan ulangan
harian  disetiap  akhir  bab.  Selanjutnya  kami  secara  bersama memberikan  ujian  tengah  semester  dan  ujian  akhir  semester
yang jadwalnya telah ditentukan.”CW.3
Kuis  terebut  diberikan  dalam  bentuk  pertanyaan  lisan lemparan.  Tutor  memberkan  pertanyaan  lempaan  kepada  peserta
didik setiap akhir pelajaran. Begitu pula dengan ES yang juga memberikan pernyataan yang
sama bahwa “ “  untuk  melakukan  evaluasi  saya  memberikan  kuis,  ulangan
harian yang  saya lakukan  setiap  tiga  kali  pertemuan,  ujian tengah semester dan ujian akhir semester dengan jadwal  yang
sudah ditentukan..”CW. 4
Selaku  ketua  PKBM  MF  mengungkapkan  evaluasi  yang dilakukan di PKBM wiyatasari bahwa :
“selain  kuis  dan  ulangan  harian  yang  diberikan  oleh  masing- masing  tutor  PKBM  wiyatasari  juga  melakukan  ulangan
tengah  semester,  ulangan  akhir  semester  dan  ujian  nasional. Ulangan – ulangan  tersebut  merupakan  ulangan  yang  telah
kami  tentukan  tanggal  dan  persyaratannya.  Ulangan  tengah semester  terdiri  dari  40  soal  pilihan  ganda  dan  5  soal  essay.
Ulangan akhir semester terdiri dari 50 soal pilihan ganda untuk semua  mata  pelajaran.  Sedangkan  untuk  ujian  nasional  kami
menyesuaikan  dengan  soal  yang  telah  dibuat  oleh  dinas pendidikan “ CW. 1
Evaluasi  lain  yang  diberikan  adalah  ulangan  harian,  ujian tengah  semester,  ujian  akhir  semester  dan  ujian  akhir  nasional.
Ulangan-ulangan tersebut diberikan dengan sistem tes tertulis soal pilihan ganda dan essay. Dengan penilaian 1 untuk jawaban benar
pada  soal  pilihan  ganda  dan  2  untuk  jawaban  benar  pada  soal essay, serta 0 untuk jawaban yang salah.
84 Setelah  semua  evaluasi  dilaksanakan  maka  nilai  diberikan
dalam  bentuk  raport.  Sedangkan  sistem  penilaian  akhir  evaluasi diberikan  dengan  rumus  yang  telah  ditentukan  yaitu  seperti  yang
diungkap oleh ES bahwa : “penilaian raport atau nilai akhir kami tentukan dengan rumus
yang  sama  yaitu  nilai  rata-rata  tugas  ditambah  nilai  rata-rata ulangan  harian  ditambah  nilai  ulangan  tengah  semester
ditambah nilai ulangan akhir semester kemudian dibagi empat. Selanjutnya  nilai  akan  ditambah  sesuai  dengan  kehadiran  dan
keaktifan  peserta  didik.  Penambahan  nilai  tersebut  sesuai dengan tutor masing-masing.”CW. 4
Penilaian  akhir  hasil  evaluasi  di  PKBM  Wiyatasari dilakukan dengan rumus
NT  adalah nilai rata-rata tugas, NU adalah nilai rata-rata ulangan, NS  adalah  nilai  ulangan  tengah  semester,  dan  NA  adalah  nilai
ulangan akhir semester. Selanjutnya nilai akhir ditambah oleh nilai keaktifan  dan  kehadiran  yang  besarnya  ditentukan  oleh  masing-
masing tutor. Evaluasi  yang  dilakukan  oleh  PKBM  Wiyatasari  meliputi
evaluasi dengan ulangan harian, kuis, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, ujian akhir nasional.
Kuis  terebut  diberikan  dalam  bentuk  pertanyaan  lisan lemparan.  Tutor  memberikan  pertanyaan  lemparan  kepada  peserta
didik  setiap  akhir  pelajaran
.
Evaluasi  lain  yang  diberikan  adalah ulangan  harian,  ujian  tengah  semester,  ujian  akhir  semester  dan
ujian akhir nasional. Ulangan harian diberikan oleh masing-masing
85 tutor dalam bentuk tes tertulis soal pilihan ganda, uraian dan essay.
Waktu pelaksanaan ulangan harian adalah sesuai dengan kemauan tutor
masing-masing pelajaran.
Terdapat tutor
yang melakanasankan  setiap  akhir  bab  dan  terdapat  pula  tutor  yang
melaksanakan  setiap  beberapa  kali  pertemuan  misalnya  2 pertemuan  sekali  atau  3  pertemuan  sekali.  Kemudian  ulangan
tengah  semester  adalah  bentuk  evaluasi  yang  dilakukan  secara serempak  dengan  jadwal  yang  sudah  dientukan.  Evaluasi  yang
diberikan pada ulangan tengah semester berupa soal pilihan ganda dan  essay  dengan  jumlah  yang  sudah  ditentukan  yaitu  40  soal
pilihan  ganda  dan  5  soal  essay.    Sedangkan  untuk  soal  akhir semester  terdiri  dari  50  soal  pilihan  ganda.  Penilaian  yang
diberikan  adalah  skor  1 untuk  soal  pilihan  ganda  yang  benar,  dan skor  2  untuk  soal  essay  yang  benar,  serta  0  untuk  jawaban  yang
salah.  Pada ujian nasional jumlah dan waktu telah ditentukan oleh dinas pendidikan, PKBM Wiyatasari hanya menyesuaikan.
Setelah  semua  evaluasi dilaksanakan  maka  nilai  diberikan dalam  bentuk  raport.  Sedangkan  sistem  penilaian  akhir  evaluasi
diberikan dengan rumus yang telah ditentukan yaitu seperti yang Penilaian  akhir  hasil  evaluasi  di  PKBM  Wiyatasari  dilakukan
dengan rumus NT  adalah nilai rata-rata tugas, NU adalah nilai rata-rata ulangan,
NS adalah  nilai  ulangan  tengah  semester,  dan  NA  adalah  nilai
86 ulangan akhir semester. Selanjutnya nilai akhir ditambah oleh nilai
keaktifan  dan  kehadiran  yang  besarnya  ditentukan  oleh  masing- masing tutor.
Berdasarkan penilaian
tersebut PKBM
Wiyatasari menggunakan  PAP  Peninalaian  Acuan  Patokan  yaitu  Penilaian
acuan  patokan  biasanya  disebut  juga criterion  evaluation yang merupakan  pengukuran  dengan  menggunakan  acuan  kriteria.
Dalam  pengukuran  ini,  siswa  dikomparasikan  dengan  kriteria terlebih  dahulu  dalam  tujuan  instruksional,  bukan  dengan
penampilan  siswa  yang  lain.  Keberhasilan  dalam  prosedur  acuan patokan tergantung pada penguasaan materi atas kriteria yang telah
dijabarkan  dalam  item-item  pertanaan  guna  mendukung  tujuan instruksional.
Pelaksanaan  evaluasi  pembelajaran  di  PKBM  Wiyatasari berjalan cukup baik dan sesuai dengan standar evaluasi yang sudah
ditentukan  oleh  penyelenggara  pendidikan  kesetaraan  paket  B. Sebagaimana  telah  tercantum  dalam
Direktorat  Pendidikan Kesetaraan,  2006:  35-45  tentang  evaluasi  pendidikan  kesetaraan
Paket B yaitu : a
Evaluasi Harian Evaluasi  harian  merupakan  penilaian  untuk  mengukur
daya serap peserta didik setelah mempelajari materi yang telah disampaikan  oleh  tutor.  Evaluasi  harian  dapat  berbentuk
87 tulisan  atau  lisan.  Soal-soal  evaluasi  harian  disusun  dan
dikembangkan  oleh  tutor  bidang  studi  masing-masing. Evaluasi  harian  di  PKBM  Wiyatasari  diberikan  dalam  bentuk
kuis berupa pertanyaan lemparan yang dilakukan oleh amsing- masing tutor.
b Evaluasi Tiap-tiap Modul
Evaluasi tiap –tiap modul pelajaran adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik
setelah  selesai  mempelajari  modul  belajar.  Evaluasi  tiap-tiap modul pelajaran  meliputi  tugas  mandiri  dan  kelompok.
Evaluasi  tiap-tiap  modul  di  PKBM  Wiyatasari  dilakukan dengan  pemberian  tugas  tertulis  dan  ulangan  harian  yang
dilakukan oleh tiap-tiap tutor. c Evaluasi Semester
Evaluasi  semester  adalah  penilaian  yang dilakukan
digunakan  untuk  mengetahui  tingkat  keberhasilan  peserta  didik setelah belajar selama satu semester. Kisi-kisi dan soal evaluasi
disusun  dan  dikembangkan  oleh  Dinas  Pendidikan  Kabupaten Kota yang melibatkan tutor.
d Evaluasi Akhir Kelas atau Kelompok
Penilaian  yang  dilakukan  untik  menentukan  kenaikan kelas  peserta  didik.  Kisi-kisi  dan  soal  evaluasi  disusun  dan
88 dikembangkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kota yang
melibatkan tutor. e
Evaluasi Akhir atau Ujian Nasional Evaluasi  ini  sebagai  kegiatan  penilaian  hasil  belajar
peserta  didik  yang  telah  menyelesaikan  jenjang  pendidikan kesetaraan  Paket  B.  Evaluasi  dilaksanakan  dalam  bentuk
ujian nasional tujuannya untuk mengukur tingkat pencapaian hasil  belajar  peserta  didik,  menjamin  kesetaraan  kualitas
lulusan  pendidikan  Paket  B  dengan  SMP  mengukur  mutu pendidikan Paket B secara nasional, propinsi, kabupatenkota,
dan  kelompok  belajar,  serta  mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan Paket B secara nasioanl. Peserta
didik  program  Paket B  memperoleh  tanda  lulus  yang memiliki kekuatan civil effect yang sama dengan tanda lulus
SMP.  Ijazah  yang  sudah  diperoleh  peserta  didik  Paket  B setara SMP.
89
2. Persepsi  peserta  didik  mengenai pembelajaran  kesetaraan  paket  B yang dilaksanakan di PKBM Wiyatasari.
Keadaan peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung adalah antusias,  artinya  peserta  didik  mengikuti  pembelajaran  dengan  tenang,
tidak  rame  dan  bermain  sendiri,  tetapi  tidak  aktif  untuk  bertanya  dan menanggapi tutor.
Peserta didik tidak merasa tertekan dan takut terhadap tutor. Peserta didik  sudah  menganggap  tutor  seperti  kakak  sendiri. Dengan demikian
peserta  didik  merasa  nyaman  selama  pembelajaran  berlangsung.  Hal tersebut diungkapkan oleh JM selaku peserta didik yang mengungkapkan
bahwa : “selama ini tutor mengajar dengan baik dan ramah dan tidak pernah
marah-marah. Tutor  seperti kakak saya sendiri..” CW. 5 Hal senada juga diungkapkan oleh GP yang mengungkapkan bahwa :
“ tutor ramah, baik, ceria. Tutor gak pernah marahi saya, terkadang saya  sering  curhat  juga  setelah  pelajaran  selesai.  Meminta  saran
untuk sekolah kedepannya” CW.5
Peserta didik merasa nyaman terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh tutor. Peserta didik mengikuti pembelajaran dengan tenang dan tidak
ada  rasa  takut  terhadap  tutor.  Perasaan  nyaman  tersebut  disebabkan karena tutor memberikan pembelajaran dengan ringan. Peserta didik yang
sudah  menganggap  tutor  sebagai  kakaknya  sendiri  merupakan  sebuah bukti keberhasilan tutor dalam menjadi teman belajar peserta didik. Tutor
disini  tidak  hanya  berperan  sebagai  pendidik  saja  melainkan  juga
90 merupakan teman yang baik. Tutor berhasil mewujudkan dirinya menjadi
pendidik  yang  berkepribadian  baik,  ramah,  sopan  dan  mampu bersosialisasi dengan baik.
Peserta  didik  memang  nyaman  dalam  proses  pembelajaran  yang diberikan oleh tutor, tetapi hal tersebut bukan berarti peserta didik tidak
memiliki  hambatan  sama  sekali  dalam  pembelajaran. Hambatan  yang dihadapi  peserta  didik  adalah  terbatasnya  tutor,  sarana  dan  prasarana
pembelajaran  seperti  alat  peraga,  ruang  kelas,  dan  buku,  serta  cara mengajar  tutor  yang  sering  membuat  mengantuk dalam  hal  ini  kurang
adanya  variasi  metode  dan  media.  Terbatasnya  tutor  mengakibatkan terkadang peserta harus ditinggalkan karena terbentur urusan pribadi dan
mengajar  di  kelas  lain.  Terbatasnya  ruang  kelas  mengakibatkan  harus berbagi  kelas  yang  akan  mengurangi  konsentrasi  siswa  karena  bising
dengan  pembicaraan  dan  suara  mesin  jahit. Terbatasnya  alat  peraga mengakibatkan metode  yang  diberikan  tidak  bervariasi  yang  dapat
menimbulkan  kebosanan  dan  turunnya  motivasi.  Hal  tersebut diungkapkan oleh GP yang mengungkapkan bahwa :
“tutor dalam mengajar tidak banyak membawa benda-benda peraga seperti  dulu  waktu  sekolah  di  sekolah  formal jadi  terkadang  saya
jadi  bosan  mendengarkan  ceramah  terus.  Selain  itu,  fasilitasnya sangat minim sekali untuk menunjang pembelajarannya. Terkadang
papan  tulis  dan  bangkunya  harus  berbagi  dengan  kelas  menjahit.” CW. 6
91 Sebagaimana  GP,  JM  juga  merasa  demikian. JM  mengungkapkan
bahwa : “saya  merasa  tidak  nyaman  dengan  ruang  kelas  yang  kotor  dan
kelas  yang  harus  dibagi  dengan  kelas  menjahit  serta  tutor  yang kadang keluar masuk meninggalkan ruangan. Saya juga tergannggu
oleh  aktivitas  anak-anak  tutor  dan  ketika  ditinggal  tutor    untuk urusan lain....”CW.5
Peserta  didik  mengeluhkan  berbagai  hambatan  dalam  pembelajaran berlangsung.  Ketidak-beragaman  metode  membuat  peserta  didik  bosan
dan  mengantuk.  Terbatasnya  ruang  pembelajaran  mengakibatkan  ruang gerak  peserta  didik  terbatas,  konsentrasi  pecah,  dan  terganggu.  Fasilitas
PKBM  yang  sangat  minim  membuat  peserta  didik  merasa  malas  untuk mengeksplorasi dirinnya. Keterbatasan tersebut berupa terbatasnya tempat,
tutor, dan fasilitas. Tidak hanya hal tersebut kurangnya perawatan terhadap fasilitas  membuat  faslitas  yang  ada  menjadi  kotor  dan  rusak  sehingga
membuat  peserta  didik  tidak  nyaman.  Tutor  yang  sering  meninggalkan peserta didik dengan berbagai alasan untuk meninggalkan kelas membuat
peserta didik menjadi malas dan sering menterlambatkan diri untuk hadir. Hal tersebut diungkapkan oleh JM yang mengungkapkan bahwa :
“  saya  menyengaja  terlambat  karena  terkadang  tutor  juga  telat  dan sering  meninggalkan  kita  untuk  urusan-urusan  yang  lain.  Seperti
menjemput  anaknya, rapat  PKK  atau  mengajar  kelas  lain.  Hal  ini membuat saya malas berangkat.” CW. 5
Ketidakdisiplinan tutor menimbulkan persepsi buruk dan menurunkan motivasi  peserta  didik  untuk  belajar. Ketidak-disiplinan  tersebut  berupa
pengelolaan dan pembagian waktu serta tugas yang buruk.
92 Berbagai  hambatan  yang  menimpa  peserta  didik  lantaran  tidak
membuat  peserta  didik  gencar  untuk  menyelesaikan  masalah  tersebut. Hambatan  tersebut  justru  membuat  peserta  didik  tidak  menemukan  titik
terang  untuk  memperoleh  hasil  terbaik.  Peserta  didik  tidak  berusaha memperbaiki  kekurangan  yang  ada  akan  tetapi  hanya  pasrah  dengan
keadaan. Hal tersebut dibuktikan dengan selama penelitian dilakukan tidak ada  peserta  didik  yang  berusaha  untuk  menyapu  lantai  ataupun
membersihkan  meja  dan  papan  tulis.  Ketika  peneliti  menanyakan  kepada JM  mengapa  tidak  menyapu  atau  membersihkan  meja  JM  menjawab
bahwa: “menyapu itu bukan tugas saya, seharusnya saya datang kesini sudah
bersih dan rapi.”CW.5
Untuk  menghadapi  berbagai  hambatan  tadi  peserta  didik  juga mengaku
tidak  ada  usaha  untuk  mengatasi  berbagai  hambatan  tadi. Mereka hanya berpangku tangan kepada tutor.
Hal tersebut diungkapkan oleh GP yang mengungkapkan bahwa : “saya  sama  sekal  tidak  melakukan  apa-apa  setiap  hari  saya  dan  JM
datang,  belajar,  kemudian  langsung  pulang. Kami  juga  tidak  mencari atau belajar dari sumber lain selain tutor sendiri.”CW.6
Sikap peserta didik yang seperti itu menunjukan kurangnya semangat peserta  didik  untuk  semakin  maju  dan  mencari  solusi.  Walaupun  peserta
didik  merasa  nyaman  dalam  pembelajaran  yang  dilakukan  tutor.  Peserta didik  juga  tidak  ada  kesadaran  untuk membersihkan  ataupun  merawat
fasilitas yang ada. Sehingga wajar jika kelas kotor.
93 Peserta  didik  sudah  memiliki  harapan  dan rencana – rencana  untuk
melanjutkan  sekolah.  Mereka  telah  termotivasi  untuk  melanjutkan pendidikan  kejenjang  selanjutnya.  Pilihannya  bervariasi  ada  yang  ke
sekolah  formal  dan  ada  pula  yang  mengambil  kelas  keterampilan  karena kualitas  akademik  yang  tidak  dapat  diperbaiki.  Seperti  yang  telah
diungkapkan oleh JM dan GP yang merupakan dua siswa yang selalu hadir selama penelitian berlangsung.
JM mengungkapkan bahwa : “Setelah  lulus  saya  akan  melanjutkan  ke  sekolah  formal.  saya
berencana melanjutkan masuk SMK jurusan otomotif. Oleh sebab itu saya berusaha belajar keras untuk lulus dengan nilai terbaik.CW. 5
Hal  yang  sama  juga  diungkapkan  oleh  GP  yang  mengungkapkan bahwa :
“Saya bersemangat  untuk  lulus  karena  kalau  sudah  lulus saya akan mendapatkan  ijazah  seperti  teman-temannya. Saya tidak  akan
melanjutkan ke sekolah formal tetapi saya berencana mengikuti kelas keterampilan”CW.6
Walaupun  berbagai  permasalahan  dihadapi  peserta  didik  dalam pembelajaran,  tetapi  peserta  didik  tetap  memiliki  motivasi  untuk
melanjutkan  ke  jenjang  pendidikan  selanjutnya.  Ada  yang  ingin melanjutkan  ke  pendidikan  formal  ada  pula  yang  ingin  masuk  kelas
keterampilan. Berdasarkan  hasil  analisis  penelitian  yang  telah  dilakukan  diperoleh
hasil  bahwa  persepsi  peserta  didik  terhadap  tutor  memiliki  kesan  baik, karena  mereka  dapat  menganggap  tutor  sebagai  kakak  sendiri.  Peserta
94 didik  cukup  paham  dan  mengerti  terhadap  pembelajaran  yang  dilakukan.
Peserta  didik  mengalami  kejenuhan  dalam  hal  penggunaan  metode  yang kurang bervariasi, penataan kelas yang buruk dan minimnya tutor, fasilitas
dan media pembelajaran. Persepsi  baik  ditimbulkan  pada  cara  mengajar  atau  kepribadian  tutor
yang  baik.  Sedangkan  persepsi  buruk  terjadi  pada  buruknya  kedisiplinan tutor, dan buruknya fasilitas pembelajaran.
Berbagai hambatan yang dialami peserta didik tidak membuat peserta didik  untuk  berusaha  lebih  giat  menghadapi  hambatan  tersebut.  Justru
sebaliknya,  Peserta  didik  tidak  memiliki  kesadaran  untuk  menjaga  dan memperbaiki  fasilitas  yang  telah  ada.  Peserta  didik  hanya  berpangku
tangan kepada pembelajaran yang dilakukan oleh tutor. Motivasi  peserta  didik  untuk  melanjutkan  kejenjang  pendidikan
selanjutnya terbilang ada. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya rencana dan harapan untuk sekolah formal dan mengikuti kelas keterampilan untuk
mengembangkan diri. Berdasarkan  hal  tersebut  tutor  telah  berhasil  melaksanakan  perannya
sebagi  tutor  dalam  hal  pemberian  motivasi  dan  teman  belajar  yang  baik sebagaimana  telah  disebutkan  oleh Direktorat  Pendidikan  Kesetaraan,
2006: 35-45 bahwa : Tutor adalah tenaga pendidik pada program Paket B. Warga  masyarakat  dapat  menjadi  tutor  pada  program  ini  dengan  syarat  :
Memiliki  kompetensi  personal  dan  sosial,  berakhlak  mulia,  sabar,
95 berdedikasi,  ikhlas,  disiplin,  memiliki  etos  kerja  tinggi,  memiliki  jiwa
kebersamaan  dan  sosial,  Membimbing  dan  membantu  pembelajaran peserta didik dalam kelompok belajar.
96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  penelitian  dan  pembahasan yang  telah  dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Implementasi Pembelajaran Kesetaraan Paket B di PKBM Wiyatasari Implementasi  pembelajaran  di  PKBM  Wiyatasari    meliputi  proses
perencanaan,  pelaksanaan  dan evaluasi  pembelajaran.
Tahap perencanaan  pembelajaran  di  PKBM  Wiyatasari  belum  terlaksana
dengan baik, karena setiap tutor tidak membuat  RPP. RPP dibuat oleh sekretaris  saja  sebagai  syarat  administrasi.
Akibat kurangnya
perencanaan  maka  tahap  pelaksanaan pembelajaran
di  PKBM Wiyatasari
berjalan  kurang  baik  dan  kondusif. Pada  tahap
Prainstruksional setiap tutor sudah melakukan dengan baik, namun pada tahap  instruksional
Penggunaan metode,  media,  dan  sumber  yang
digunakan kurang beragam dan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP yang  dibuat  sekretaris. Selain  itu pembagian waktu  tutor  kurang
diperhatikan  sehingga  tutor  sering  meninggalkan  kelas  untuk  urusan pribadi  dan  kegiatan  lain,  seperti  menjemput  anaknya,  mengajar  kelas
lain  dan  kegiatan  lain  diluar  pembelajaran. Pengelolaan  kelas yang buruk mengakibatkan ruang kelas harus berbagi dengan kelas lain yaitu
dibagi dengan kelas menjahit, juga mengakibatkan warga keluar masuk dengan  bebas  saat  proses  pembelajaran  berlangsung.
Evaluasi  yang dilakukan  di  PKBM Wiyatasari menggunakan  acuan penilaian  PAP