Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN
42
kemampuan belajar yang ditunjukkan siswa dan kesalahan membaca selama intervensi menggunakan metode linguistik. Pedoman observasi yang digunakan
sebelumnya dijabarkan secara rinci dalam bentuk kisi-kisi pedoman observasi. Pedoman observasi yang digunakan diuji menggunakan validitas logis. Adapun
langkah-langkah dalam membuat kisi-kisi pedoman observasi adalah sebagai berikut.
a. Mendefinisikan kesulitan belajar membaca. Kesulitan membaca merupakan
kesulitan untuk memaknai simbol, huruf, dan angka melalui persepsi visual dan auditoris Helen Keller International Indonesia, 2011:27.
b. Menentukan bentuk kesulitan belajar membaca permulaan menurut
Hargrove meliputi 1 penghilangan kata atau huruf, 2 penyelipan kata, 3 penggantian kata, 4 pengucapan kata salah dan makna berbeda, 5
pengucapan kata salah tetapi makna sama, 6 pengucapan kata salah dan tidak bermakna, 7 pengucapan kata dengan bantuan guru, 8 pengulangan,
9 pembalikan kata, 10 pembalikan huruf, 11 kurang memperhatikan tanda baca, 12 pembetulan sendiri, 13 ragu-ragu, dan 14 tersendat-
sendat Mulyono Abdurrahman, 2003:206. c.
Menentukan indikator pengamatan d.
Menyusun kisi-kisi observasi Pengembangan pedoman observasi dapat dilihat pada tabel berikut.
43
Tabel 3. Kisi-Kisi Instrument Panduan Observasi
No Definisi
Komponen Indikator
Jumlah butir
1 Kesulitan
membaca merupakan
kesulitan untuk memaknai simbol,
huruf, dan angka melalui persepsi
visual dan auditoris
Penghilangan kata atau huruf
Siswa membaca kata atau kalimat tanpa
menghilangkan kata atau huruf.
1
Penyelipan kata Siswa tidak menyelipkan
kata baru dalam kalimat. 1
Penggantian kata Siswa tidak mengganti kata
yang telah tersedia dalam kalimat.
1 Pengucapan kata
salah dan makna berbeda
menyaring- menjaring,
bintang-binatang Siswa
mengucapan kata dengan salah dan berbeda
makna. 1
Pengucapan kata salah tetapi makna
sama menabung- menyimpan
Siswa mengucapan kata
dengan salah tetapi bermakna sama.
1
Pengucapan kata salah dan tidak
bermakna Siswa mengucapkan kata
dengan salah dan tidak bermakna.
1 Pengucapan kata
dengan bantuan guru
Siswa dapat mengucapkan kata sendiri tanpa bantuan
guru. 1
Pengulangan Siswa dapat membaca kata
dengan tepat tanpa melakukan pengulangan
suku kata. 1
Pembalikan kata Siswa tidak membalikkan
kata dalam memaca kalimat 1
Pembalikan huruf dering-dengir
Siswa tidak membalikkan huruf dalam membaca kata
dan kalimat 1
Kurang memperhatikan
tanda baca Siswa memperhatikan tanda
baca dalam membaca kalimat maupun paragraph.
1 Pembetulan sendiri
Siswa dapat membaca kata dengan tepat tanpa
mengulangi untuk membetulkan.
1
Ragu-ragu Siswa percaya diri dalam
membaca kata, kalimat maupun paragraf
1 Tersendat-sendat
Tidak tersendat-sendat dalam membaca kata,
kalimat maupun paragraf 1
44
2. Tes kemampuan membaca permulaan.
Sasaran tes dalam penelitian ini adalah siswa berkesulitan belajar membaca terutama membaca permulaan yang meliputi siswa dapat membaca
kata dasar, kata berimbuhan, dan kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat dengan pola kata menggunakan fonem “ng”. Langkah penyusunan
instrument tes kemampuan membaca permulaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Menentukan standart kompetensi yaitu memahami ragam wacana tulis
dengan membaca nyaring dan membaca dalam hati. b.
Menentukan kompetensi dasar yaitu membaca nyaring teks 15-20 kalimat dengan lafal dan intonasi yang tepat.
c. Menentukan indikator. Indikator dari kompetensi dasar tersebut yaitu siswa
dapat membaca kata dasar, kata berimbuhan, kalimat sederhana 3-4 kata, dan teks bacaan sederhana 5-8 kalimat dengan pelafalan fonem “ng” dan
intonasi yang tepat. d.
Menyusun kisi-kisi instrument e.
Membuat butir tes