41
dalam penelitian subjek tunggal Single Subject Research, disebut sebagai produk permanen.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi menurut Suharsimi Arikunto 1993:202 yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh berbagai data tentang siswa selama penelitian berlangsung,
meliputi catatan data hasil pembelajaran membaca permulaan yang berbentuk tulisan dan gambar kegiatan pembelajaran membaca permulaan.
G. Instrumen Penelitian
Sugiyono 2007:148 mendefinisikan instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Hal tersebut berarti alat yang digunakan harus sesuai dengan teknik pengumpulan data
agar didapatkan hasil yang dikehendaki. Berdasarkan teknik pengumpulan data
yang telah ditetapkan, maka instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pedoman observasi dan tes kemampuan membaca.
Pengembangan instrument dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
1. Pedoman observasi.
Pedoman observasi pada penelitian ini digunakan untuk mengamati subjek ketika intervensi berlangsung. Pengamatan yang dilakukan meliputi
42
kemampuan belajar yang ditunjukkan siswa dan kesalahan membaca selama intervensi menggunakan metode linguistik. Pedoman observasi yang digunakan
sebelumnya dijabarkan secara rinci dalam bentuk kisi-kisi pedoman observasi. Pedoman observasi yang digunakan diuji menggunakan validitas logis. Adapun
langkah-langkah dalam membuat kisi-kisi pedoman observasi adalah sebagai berikut.
a. Mendefinisikan kesulitan belajar membaca. Kesulitan membaca merupakan
kesulitan untuk memaknai simbol, huruf, dan angka melalui persepsi visual dan auditoris Helen Keller International Indonesia, 2011:27.
b. Menentukan bentuk kesulitan belajar membaca permulaan menurut
Hargrove meliputi 1 penghilangan kata atau huruf, 2 penyelipan kata, 3 penggantian kata, 4 pengucapan kata salah dan makna berbeda, 5
pengucapan kata salah tetapi makna sama, 6 pengucapan kata salah dan tidak bermakna, 7 pengucapan kata dengan bantuan guru, 8 pengulangan,
9 pembalikan kata, 10 pembalikan huruf, 11 kurang memperhatikan tanda baca, 12 pembetulan sendiri, 13 ragu-ragu, dan 14 tersendat-
sendat Mulyono Abdurrahman, 2003:206. c.
Menentukan indikator pengamatan d.
Menyusun kisi-kisi observasi Pengembangan pedoman observasi dapat dilihat pada tabel berikut.