32
E. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir yang telah disusun, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu “metode linguistik efektif digunakan pada pembelajaran
membaca permulaan siswa berkesulitan belajar membaca kelas II di SDN
Mustokorejo”.
33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian tentang “keefektifan metode linguistik pada pembelajaran membaca permulaan anak berkesulitan belajar membaca kelas II di SD Negeri
Mustokorejo” termasuk dalam kategori penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Menurut Sugiyono
2007:114 metode quasi eksperimen digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Metode quasi
eksperimen biasanya digunakan untuk penelitian dalam bidang sosial. Alasan
menggunakan metode quasi eksperimen karena peneliti ingin menguji keefektifan penggunaan metode linguistik pada pembelajaran membaca permulaan anak
berkesulitan belajar membaca kelas II di SD Negeri Mustokorejo. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Single
Subject Research SSR. Juang Sunanto 2005:54 berpendapat “pada desain subjek tunggal pengukuran variabel terikat atau target behavior dilakukan
berulang-ulang dengan periode waktu tertentu”. Penelitian dengan subjek tunggal yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan memberikan intervensi berupa
penerapan metode linguistik pada pembelajaran membaca permulaan satu anak berkesulitan belajar membaca kelas II di SD Negeri Mustokorejo.
34
Kondisi yang diukur meliputi kondisi sebelum diberikan intervensi, selama intervensi dan setelah intervensi dengan menggunakan metode linguistik. Hal
tersebut bertujuan untuk mencari tahu keefektifan penggunaan metode linguistik pada pembelajaran membaca permulaan satu anak berkesulitan belajar membaca.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian dengan subjek tunggal memiliki beberapa variasi. Nana Syaodih Sukmadinata 2006:211 mengemukakan tiga variasi dari desain
eksperimen subjek tunggal. Ketiganya antara lain desain A-B, desain A-B-A, dan desain jamak. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
desain A-B-A, yang terdiri dari fase baseline-1, intervensi, dan baseline-2. Alasan peneliti memilih desain A-B-A dalam penelitian ini dikarenakan untuk mengetahui
keefektifan metode linguistik digunakan untuk pembelajaran membaca permulaan siswa kesulitan belajar membaca kelas II. Keefektifan tersebut dapat diketahui
dengan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat. Untuk mendapatkan validitas penelitian yang baik, pada saat melakukan
eksperimen dengan disain A-B-A, Menurut Juang Sunanto 2005:60 peneliti perlu
memperhatikan beberapa hal berikut ini.
1. Mendefinisikan target behavior sebagai perilaku yang dapat diukur secara
akurat 2.
Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline A1 secara kontinyu sekurang-kurangnya 3 atau 5 atau sampai trend dan level data menjadi stabil
35
3. Memberikan intervensi setelah trend data baseline A1 stabil
4. Mengukur dan mengumpulkan data pada fase intervensi B dengan periode
waktu tertentu sampai data menjadi stabil 5.
Setelah kecenderungan dan level data pada fase intervensi B stabil mengulang fase baseline A2
Pola desain A1-B-A2 yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. A1 Baseline-1
Fase Baseline-1 dilakukan dengan mengukur dan mengumpulkan data mengenai kemampuan membaca permulaan siswa berkesulitan belajar spesifik
sebelum diberikan intervensi menggunakan metode linguistik. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 sesi atau sampai data stabil. Pengukuran setiap sesi
dilaksanakan dengan durasi waktu 45-60 menit. 2.
B Intervensi Fase intervensi dilakukan dengan waktu 45-60 menit pada setiap sesi.
Intervensi yang diberikan berupa pembelajaran membaca permulaan menggunakan metode linguistik secara berulang-ulang. Kemampuan membaca
permulaan siswa berkesulitan belajar diukur pada setiap sesi. Intervensi dilakukan sebanyak 6 kali sesi atau sampai data yang didapatkan stabil. Pada
fase ini dilakukan pula observasi sikap belajar dan kesalahan membaca subjek yang dilakukan oleh peneliti. Hasil observasi nantinya dapat digunakan sebagai
pendukung hasil penelitian.