Uji Validitas Instrumen METODE PENELITIAN

49 5 Anak diminta untuk mengulangi membaca kata-kata yang sudah ditandai sebelumnya. c. Penutup 1 Peneliti dan anak menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan. 2 Peneliti menutup pembelajaran dengan berdoa bersama dengan anak. 3. Baseline-2 Tahap terakhir yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pengukuran baseline- 2. Penambahan kondisi baseline yang kedua ini dimaksudkan sebagai kontrol untuk fase intervensi sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat. Baseline-2 dilakukan selama tiga kali pertemuan atau sampai data stabil dengan waktu 45-60 menit setiap pertemuan.

J. Analisis Data

Analisis data merupakan tahap terakhir sebelum menarik sebuah kesimpulan dari suatu penelitian yang dilakukan. Juang Sunanto 2005:94 berpendapat bahwa penelitian eksperimen pada umumnya pada saat menganalisis data menggunakan teknik statistik deskriptif. Oleh karena itu pada penelitian dengan subjek tunggal penggunaan statistik yang komplek tidak dilakukan tetapi lebih banyak menggunakan statistik deskriptif yang sederhana. Berdasarkan pertimbangan tersebut data hasil penelitian eksperimen dengan subjek tunggal ini dianalisis menggunakan statistik diskriptif. Statistik diskriptif menurut Syofian Siregar 50 2011:2 adalah statistik yang berkenaan dengan bagaimana cara mendiskripsikan, menggambarkan, menjabarkan, atau menguraikan data sehingga mudah dipahami. Skor kemampuan membaca yang diperoleh kemudian dirubah dalam bentuk persentase. Rumus penilaian yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Ngalim Purwanto 2013:102 yaitu: Keterangan: NP R SM 100 = = = = Nilai persen yang dicari Skor mentah yang diperoleh siswa Skor maksimum ideal dari tes Bilangan tetap Data persentase yang diperoleh dari tes kemampuan membaca permulaan disajikan dalam bentuk grafik kemudian data hasil penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis visual grafik. Juang Sunanto 2005: 93 menyatakan “dalam analisis data dengan metode analisis visual ada beberapa hal yang menjadi perhatian peneliti, yaitu banyaknya data point skor dalam setiap kondisi, banyaknya variabel terikat yang ingin diubah, tingkat stabilitas dan perubahan level data dalam suatu kondisi atau antar kondisi, dan arah perubahan dalam kondisi maupun antar kondisi”. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam membuat grafik menurut Juang Sunanto 2005:39 adalah sebagai berikut. 1. Perbandingan ordinat sumbu y dan absis sumbu x idealnya adalah 2:3. Grafik ordinat yang terlalu panjang menyebabkan arah grafik yang menaik atau NP= � �� × 100 51 menurun terlihat terlalu tajam, sedangkan jika absis yang terlalu panjang menyebabkan kenaikan atau penurunan grafik tidak terlalu tampak. 2. Variabel terikat atau target behavior selalu diletakkan di ordinat sumbu y. Oleh sebab itu variabel terikat atau target behavior ditulis pada ordinat sumbu y, misalnya nilai kemampuan membaca permulaan. 3. Judul grafik dibuat dengan tujuan membawa pembaca mengetahui secara jelas variabel terikat dan variabel bebas. 4. Tampilan skor pada grafik dibuat dalam bentuk tertentu agar dapat membedakan masing-masing target behavior. 5. Jejak data adalah garis penuh yang menghubungkan masing-masing data harus menggunakan garis penuh karena hal tersebut menandakan data berhubungan secara berkelanjutan. 6. Label kondisi menunjukkan fase intervensi dan fase baseline, biasanya menggunakan label A dan B. 7. Garis perubahan kondisi merupakan garis vertikal penuh ataupun putus-putus yang berada di antara dua sesi sebagai pembatas kondisi. Juang Sunanto 2006: 68-76 menyatakan komponen analisis visual dalam kondisi meliputi enam komponen, yaitu: 1. Panjang kondisi Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam suatu kondisi yang juga menggambarkan banyaknya sesi yang dilakukan pada kondisi tersebut. 52 2. Kecenderungan arah Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam suatu kondisi dimana banyaknya data yang berada di atas dan di bawah garis tersebut sama banyak. 3. Tingkat stabilitas Tingkat stabilitas menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Tingkat stabilitas data dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang berada dalam rentang 50 di atas dan di bawah mean. 4. Tingkat perubahan Tingkat perubahan menunjukkan besarnya perubahan antara dua data. Tingkat perubahan data dalam suatu kondisi merupakan selisih antara data pertama dengan data terakhir pada satu kondisi. 5. Jejak data Jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data lain dalam suatu kondisi. Perubahan satu data ke data berikutnya dapat terjadi tiga kemungkinan yaitu menaik, menurun dan mendatar. 6. Rentang Rentang dalam sekelompok data pada suatu kondisi merupakan jarak antara data pertama dengan data terakhir. Sedangkan analisis visual antar kondisi ada lima komponen, yaitu:

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PRISKABER (PRISMA KATA BERGAMBAR) UNTUK ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA PERMULAAN KELAS I SD

16 151 20

PENERAPAN METODE FERNALD BERBASIS MULTISENSORI SEBAGAI UPAYA PENANGANAN MEMBACA BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA PERMULAAN : Studi Kasus terhadap Anak Berkesulitan Membaca.

0 5 105

PENGGUNAAN PENDEKATAN PENGALAMAN BAHASA (LANGUAGE-EXPERIENCE APPROACH) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA :Penelitian Eksperimen dengan Single Subject Research pada Anak Berkesulitan Belajar Membaca Kelas

4 12 33

PENGGUNAAN METODE AISMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA KELAS I SD NEGERI I BANGAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

1 4 17

PENGGUNAAN METODE AISMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA.

1 4 12

PEMBELAJARAN PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA MENULIS DI KELAS III B SD NEGERI GIWANGAN.

0 6 222

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE SAS (STRUKTUR ANALITIK SINTETIK) BAGI ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA DI SD N BANGUNREJO 2 YOGYAKARTA.

0 0 207

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR KELAS III DI SD INKLUSI BANGUNREJO II YOGYAKARTA.

0 3 85

PENGGUNAAN METODE FONIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR KELAS 2 DI SD N JAGAMANGSAN 1.

9 100 144

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE FERNALD PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR KELAS II DALAM MODEL KELAS INKLUSI KLUSTER DI SD N BANGUNREJO 2 YOGYAKARTA.

1 14 213