Nota Kesepahaman PERIKATAN-PERIKATAN YANG SIGNIFIKAN lanjutan

Indonesian language. PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNAUDITED 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 Serta periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 dan 2014 Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT DAN BANTEN Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS UNAUDITED March 31, 2015 and December 31, 2014 and for the period ended March 31, 2015 and 2014 Expressed in millions of rupiah, unless otherwise stated 204

55. PERNYATAAN STANDAR

AKUNTANSI KEUANGAN YANG DIKELUARKAN DAN DIREVISI

55. REVISED AND ISSUED STATEMENTS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS

Berikut ini ikhtisar PSAK yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan DSAK - IAI yang relevan untuk Bank, namun belum berlaku efektif untuk laporan keuangan konsolidasian 31 Desember 2014: The following summarizes the SFAS which were issued by the Financial Accounting Standards Board FASB and are relevant to the Bank, but not yet effective to the Bank on consolidated financial statements as of December 31, 2014: Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015: Effective on or after January 1, 2015: a. PSAK No. 1 Revisi 2014, ”Penyajian Laporan Keuangan”, yang diadopsi dari IAS 1, mengatur perubahan penyajian kelompok pos- pos dalam Penghasilan Komprehensif Lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. a. SFAS No. 1 Revised 2014, “Presentation of Financial Statement”, adopted from IAS 1, which regulates the amendments presentation to group items of Other Comprehensive Income. Items which reclassified to income statement are presented separately from items not reclassified to income statement. b. PSAK No. 24 Revisi 2014, ”Imbalan Kerja”, yang diadopsi dari IAS 19, yang menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan. b. SFAS No. 24 Revised 2014, “Employee Benefits”, adopted from IAS 19, which eliminates corridor approach and disclosure about contingent liability information to simplify clarification and disclosure. c. PSAK No. 46 Revisi 2014, ”Pajak Penghasilan”, yang diadopsi dari IAS 12. PSAK ini memberikan tambahan pengaturan untuk aset dan liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari aset yang tidak disusutkan yang diukur dengan menggunakan model revaluasi, dan yang berasal dari properti investasi yang diukur dengan menggunakan model nilai wajar. c. SFAS No. 46 Revised 2014, “Income Taxes”, adopted from IAS 12. This SFAS now provides additional provision for deferred tax asset or deferred tax liability arises from a non- depreciable asset measured using the revaluation model, and those arises from investment property that is measured using the fair value model. d. PSAK No. 48 Revisi 2014, ”Penurunan Nilai Aset”, yang diadopsi dari IAS 36. PSAK ini memberikan tambahan persyaratan pengungkapan untuk setiap aset individual atau unit penghasil kas yang mana kerugian penurunan nilai telah diakui atau dibalik selama periode. d. SFAS No. 48 Revised 2014, “Impairment of Assets”, adopted from IAS 36. This SFAS provides additional disclosure terms for each individual asset including goodwill or a cash- generating unit, for which an impairment loss has been recognized or reversed during the period. e. PSAK No. 50 Revisi 2014, ”Instrumen Keuangan: Penyajian”, yang diadopsi dari IAS 32. PSAK ini mengatur lebih dalam kriteria mengenai hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan kriteria penyelesaian secara neto. e. SFAS No. 50 Revised 2014, “Financial Instruments: Presentation”, adopted from IAS 32. This SFAS provides deeper about criterion on legally enforceable right to set off the recognized amounts and criterion to settle on a net basis.