Review Study Terdahulu LANDASAN TEORI

B. Tinjauan Umum Murabahah

1. Pengertian Murabahah

Murabahah didefinisikan oleh para fuquha penjualan biayaharga pokok cost barang tersebut ditambah dengan mark-up atau margin keuntungan yang disepakati. Karakteristik murabahah adalah bahwa penjual harus memberi tahu pembeli mengenai harga pembelian produk dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya cost tersebut. 1 Margin keuntungan merupakan selisih harga jual dikurangi harga asal yang merupakan pendapatan atau keutungan bagi penjual, akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainly contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa recuired rate of profit-nya keuntungan yang ingin diperoleh. 2 Murabahah adalah satu jenis jual beli yang dibenarkan oleh syariah dan merupakan implementasi muamalat tijariah interaksi bisnis. 3 Pada murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara pembayarannya dilakukan secara tunai, tangguh ataupun dicicil. Untuk pembayaran secara cicilan, di Malaysia lebih dikenal dengan istilah BBA Bai’ Bistaman „Ajil. Secara istilah, 1 Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press, Vol, 1. 2005, h.13. 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keungan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Vol. 3. 2004, h. 113. 3 Ah. Lathif Azharuddin, Fiqh Muamalat, jakarta: UIN Jakarta Press, cet, 1. 2005 h.118. sebenarnya transaksi yang dilakukan dengan pembayaran tangguh disebut bai al-muajjal, sedangkan dicicil disebut bai; ut-taksid. 4 Ketentuan yang harus dipenuhi daalam jual beli murabahah meliputi hal-hal berikut: 1. Jual beli murabahah harus dilakukan atas barang yang telah dimilikihak kepemilikan telah berada ditsngan penjual. Artinya bahwa keuntungan dan risiko barang tersebut ada pada penjual sebagai konsekuensi dari kepemilikan yang timbul dari akad yang sah. 2. Adanya kejelasan informasi mengenai besarnya modal harga pembeliankulakan dan biaya-biaya lain yang lazim dikeluarkan dalam jual beli capital outlay pada suatu komoditi, semuanya harus diketahui oleh pembeli saat akad dan ini merupakan salah satu syarat sah murabahah. 3. Ada informasi yang jelas tentang keuntungan baik nominal maupun persentase sehingga diketahui oleh pembeli sebagai salah satu syarat sah murabahah. 4. Dalam sistem murabahah, penjual boleh menetapkan syarat kepada pembeli untuk menjamin kerusakan yang tidak tampak pada barang, tetapi lebih baik syarat seperti itu tidak ditetapkan, karena pengawasan barang merupakan kewajiban penjual untuk menjaga kepercayaan. 4 Zulkifli Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, jakarta: Zikrul Hakim. 2003, h.39. 5. Transaksi pertama antara penjual dan pembeli pertama haruslah sah, jika tidak sah maka tidak boleh jual beli secara murabahah antara pembeli pertama yang menjadi penjual kedua dengan pembeli murabahah, karena murabahah adalah jual beli dengan harga pertama disertai tambahan keutungan. 5 Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia DSN-MUI Nomor: 04DSN-MUIIV2000 tentang murabahah, pada bagian pertama tentang ketentuan umum murabahah dalam bank syariah: 1. Melakukan akad murabahah yang bebas riba. 2. Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syari;ah islam. 3. Membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. 4. Bank membeli barang yang dibutuhkan oleh nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas dengan riba. 5. Bank harus menyampaikan semuanya yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakuakan secara hutang. 6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah pemesan dengan harga jual senilai dengan harga beli plus ditambah keuntungannya. Dalam hal ini bank harus memberitahukannya 5 Ah.Lathif Azharuddin, Fiqh Muamalat, jakarta: UIN Jakarta Press, cet, 1. 2005 h.119 sd 120. secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. 6 Secara konsep bank syariah dapat menjalankan usaha supermarket atau perdagangan yang dijalankan dengan prinsip murabahah. Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang cangkupan transaksi murabahah dapat dilihat dalam gambar berikut: 7 Skema 2.1 Alur Pembiayaan Murabahah Murabahah dalam gambar diatas dibagi menjadi dua macam, yaitu murabahah tanpa pesanan, maksudnya disini adalah ada yang pesan atau tidak, ada yang beli atau tidak bank syariah menyediakan barang dagangannya. Penyediaan barang pada murabahah ini tidak terpengaruhi atau terikat langsung dengan ada tidaknya pesanan atau pembeli. Murabahah berdasarkan pesanan, maksudnya bank syariah 6 Indonesia, Fatwa Dewan Syariah Nasional tentang Murabahah, No. 04DSN- MUIIV2000, bagian pertama angka 1 sd 6. 7 Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press, Vol, 1. 2005, h.37. Murabahah Berdasarkan Pesanan Tunai Jenis Tidak Mengikat Tanpa Pesanan Tangguh Mengikat Cara Pembayaran