Manajemen risiko Manajemen Risiko Pembiayaan dan Analisis Kelayakan Pembiayaan

a. Forecasting adalah suatu peramalan usaha yang sistematis, yang paling mungkin memperoleh sesuatu dimasa yang akan datang dengan dasar penaksiran dan menggunakan perhitungan yang rasional atas fakta yang ada. Fungsi perkiraan adalah memberi informasi sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan. b. Objective atau tujuan adalah nilai yang akan dicapai atau diinginkan oleh seseorang atau badan usaha. Untuk mencapai tujuan dia bersedia memberi pengorbanan atau usaha yang wajar agar nilai-nilai itu terjangkau. c. Policies dapat berarti rencana kegiatan plan of action atau juga dapat diartikan sebagai suatu pedoman pokok guiding principles yang diadakan oleh suatu badan usaha untuk menentukan kegiatan yang berulang-ulang. d. Programmes adalah sederetan kegiatan yang digambarkan untuk melaksanakan policies. Program itu merupakan rencanan kegiatan yang dinamis yang biasanya dilaksanakan sercara bertahap, dan terikat dengan ruang place dan waktu time. Program itu harus merupakan suatu kesatuan yang terkait erat dan tidak dapat dipisahkan dengan tujuan yang telah ditentukan dalam organisasi closely integrated. e. Schedules adalah pembagian program yang harus diselesaikan menurut urut-urutan waktu tertentu. Dalam keadaan terpaksa schedules dapat berubah, tetapi program dan tujuan tidak berubah. f. Procedures adalah suatu gambaran sifat atau metode untuk melaksanakan suatu kegiatan atau pekerjaan. Perbedaannya dengan program adalah: program menyatakan apa yang harus dikerjakan, sedangkan prosedur berbicara tentang bagaimana melaksanakannya. g. Budget adalah suatu taksiran atau perkiraan biaya yang harus dikeluarkan oleh pendapatan yang diharapkan diperoleh dimasa yang akan datang. Dengan demikian, budget dinyatakan dalam waktu, uang, material dan unit- unit yang melaksanakan pekerjaan guna memperoleh hasil yang diharapkan.

3. Proses manajemen pada risiko kredit dan analisis kelayakan

pembiayaan murabahah Pengertian dari risiko kredit dalah risiko dimana nasabah atau debitur atau counterpart tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya sesuai kontrak atau kesepakatan yang telah dilakukan. Definisi ini dapat diperluas yaitu bahwa risiko kredit adalah risiko yang timbul dikarenakan kualitas kredit semakin menurun. Memang penurunan kualitas kredit dimaksud belum tentu berimplikasi pada terjadinya default, namun paling tidak kemungkinan terjadinya default akan semakin besar. Hal-hal yang termasuk dalam Risiko kredit adalah : 25 A. Lending Risk, yaitu risiko akibat nasabahdebitur tidak mampu melunasi fasilitas yang telah diberikan oleh bank, baik berupa fasilitas kredit langsung maupun tidak langsung cash loan maupun non cash loan B. Counterparty Risk, risiko dimana counterpart tidak bisa melunasi kewajibannya ke bank baik sebelum tanggal kesepakatan maupun pada saat tanggal kesepakatan. C. Issuer Risk, risiko dimana penerbit suatu surat berharga tidak bisa melunasi kepada bank sejumlah nilai surat berharga yang dimiliki bank. Ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C, analisis 7P. Kedua prinsip ini 5C dan 7P memeliki persamaan, yaitu apa-apa yang terkandung dalam 5C dirinci lebih lanjut dalam prinsip 7P dan didalam prinsip 7P lebih terinci juga 25 Ahza Anwari Tuesday, 11 May 2010 12:29 http:bankirnews.comindex.php?option=com_contentview=articleid=103 jangkauan analisisnya lebih luas dari 5C. Prinsip pemberian kredit dengan analisis 5C dapat dijelaskan sebagai berikut: 26 1. Character, adalah sifat watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Tujuannya adalah memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar terpecaya. Character merupakan ukuran untuk menilai “kemauan” nasabah membayar kreditnya. 2. Capacity Capability, untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kreditnya yang dihubungkan dengan kemampuan mengelola bisnis serta kemampuan mencari laba. 3. Capital, untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. 4. Colleteral, merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. 5. Condition, dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk dimasa yang akan datang seseuai sektor masing-masing. Sementara itu penilaian dengan 7P adalah sebagai berikut : 27 1. Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. 26 Kasmir,S.E.,MM. Manajemen Perbankan Jakarta,PT Raja Grafindo Persada,2008 h. 91-92 27 Ibid h.93-94 2. Party yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klafikasi tertentu atau golongan-golongan berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. 3. Perpose yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. 4. Prospect yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak. 5. Payment yaitu merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperoleh. 6. Profitability untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. 7. Protection tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang dikucurkan oleh bank, tetapi melalui suatu perlindungan. Analisis 5C dan 7P harus disempurnakan dengan 1S yaitu Syariah Penilaian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang akan dibiayai benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah dan sesuai dengan fatwa DSN. 28 Seperti halnya bank konvesional, bank Islam juga menghadapi risiko pembiayaan yang menyalurkan dananya kemasyarakat. Risiko pembiayaan atau sering disebut pula default risk merupakan suatu risiko akibat 28 Hafsah freya Friday, diakses pada 18 Jan 2013 08:40 dari http:freyacatatanku. blogspot.com 201301pembiayaan-dalam-perbankansyariah-i_18.html