commit to user
89 Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi
lebih antusias dan lebih merespon apersepsi yang diberikan oleh guru. Siswa yang sebelumnya malu dalam berpendapat mulai berani untuk mengungkapkan pada
saat diskusi, pada siklus II ini siswa juga lebih percaya pada kemampuan diri dalam mengerjakan tugas tanpa menyontek tugas teman lain sehingga dapat
dikatakan pada siklus II pembelajaran sudah terlihat aktif dan menyenangkan bagi siswa.
Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dan pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar akuntansi. Masalah
yang dihadapi pada pembelajaran akuntansi sudah dapat teratasi dengan cara penerapan teknik penilaian Self assessment yang secara langsung dapat
menguatkan konsep diri siswa, meningkatkan percaya diri dan motivasi berprestasi siswa, pemahaman siswa, serta meningkatkan prestasi belajar siswa.
D. Pembahasan
Penerapan teknik penilaian Self Assessment merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi
siswa. Penelitian dilakukan dengan menerapkan dua siklus pembelajaran dengan metode yang sama pada tiap siklusnya, yaitu teknik penilaian Self Assessment.
Setiap siklus yang diterapkan pada proses pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar serta prestasi belajar siswa. Berdasarkan tabel data yang disajikan
pada siklus I dan siklus II pada deskripsi hasil penelitian di atas diperoleh prestasi belajar akuntansi siswa yang mengalami peningkatan yang dapat dilihat pada
grafik berikut ini :
commit to user
Gambar 4. Grafik Has Penelitian Ti
dalam dua siklus. Set tindakan, 2 pelaksana
dan refleksi tindakan. Dalam prose
aktif adalah siswa, sed metode mengajar da
format menjadi stude satu bentuk pembelaja
centered instruction a Proses pem
penyampaian materi, siswa. Hasil dari pe
kelemahan dan kekur perbaikan melalui stra
Teknik penil karena berdampak pos
penelitiannya yang be mengemukakan
bahw
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Siklus 1 asil Penelitian
n Tindakan Kelas Classroom Action Research i Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu :
ksanaan tindakan, 3 observasi dan interpretasi, n.
oses pembelajaran di sekolah, pada hakekatnya sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. De
dan metode penilaian seharusnya beralih da udent-active approach atau student-centered ins
lajaran yang menerapkan student-active approac adalah teknik penilaian Self Assessment.
mbelajaran yang berpusat pada siswa, buka ri, tetapi juga dalam kegiatan penilaianevalua
i penilaianevaluasi sangat bermanfaat untuk kurangan siswa. Kekurangan tersebut selanjut
trategi pengajaran yang lebih efektif. nilaian Self Assessment sangat dianjurkan unt
k positif terhadap kepribadian siswa. Race 2001 g berjudul “A Briefing on Self, Peer group
hwa Self Assessment dapat menambah peng Siklus 2
Penerapan tekni penilain Self
Assessment
konsep diri sisw
Percaya diri sisw 90
ini dilaksanakan u : 1 perencanaan
si, dan 4 analisis
nya yang berperan . Dengan demikian,
dari lectur-based d instruction. Salah
oach atau student-
bukan hanya ketika luasi hasil belajar
untuk mengetahui njutnya dilakukan
n untuk diterapkan 2001: 10 dalam
group Assessment”, pengalaman belajar
knik
swa
iswa
commit to user
91 siswa, melatih siswa dalam menilai, membantu siswa menjadi pembelajar
mandiri, dan membantu siswa mengembangkan ketrampilan yang berkaitan dengan belajar sepanjang hidup life long learning”.
Penerapan teknik penilaian Self Assessment dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar. Hasil belajar siswa dapat
meningkat apabila penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat berjalan dengan baik. Boud dan Mc Donald 2003:3 mengemukakan bahwa “penerapan
Self Assessment dapat mempengaruhi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik siswa, serta meningkatkan kualitas pembelajaran selanjutnya”.
Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan teknik Self Assessment dalam pembelajaran akuntansi menunjukkan bahwa setiap langkah teknik Self
Assessment telah dilaksanakan dengan baik oleh guru dan siswa di kelas. Terjadi interaksi yang baik antara guru dan siswa dalam melaksanakan teknik Self
Assessment. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penilaian kualitas pelaksanaan teknik Self Assessment meningkat sebesar 15 pada siklus I 73,33 menjadi 88,33
pada siklus II. Penilaian dilakukan terhadap persentase yang ditunjukkan oleh indikator diantaranya: 1 perumuskan tujuan pembelajaran meningkat 20 siklus
I=70, siklus II= 90, 2 Pelaksanaan kegiatan pembelajaran meningkat 5 siklus I=85, siklus II= 90, dan 3 kegiatan penilaian dengan teknik
penilaian Self Assessment meningkat 20 siklus I=65, siklus II= 85. Penerapan teknik penilaian Self Assessment terbukti dapat menguatkan
konsep diri siswa. Siswa yang melakukan penilaian terhadap pekerjaannya sendiri akan mampu mengetahui seberapa besar tingkat pemahamannya terhadap materi
pembelajaran sekaligus dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Dengan kata lain siswa mampu memahami konsep diri yang ada pada
diri mereka. Pada penelitian ini diperoleh hasil penguatan konsep diri siswa melalui penerapan teknik penilaian Self Assessment sebesar 6,63. Pada siklus I
konsep diri siswa sebesar 66,91 meningkat menjadi 73,54 pada siklus II. Penilaian dilakukan terhadap hasil persentase yang meunjukkan ketercapaian pada
masing-masing indikator konsep diri, diantaranya: kemampuan menilai diri 66,76 di siklus I menjadi 71,71 di siklus II, keteraturan diri 60,78 di
commit to user
92 siklus I menjadi 70,28 di siklus II, kestabilan diri 72,16 di siklus I menjadi
77,90 di siklus II, memiliki tujuan yang realistis 67,94 di siklus I menjadi 74,28 di siklus II. Indikator konsep diri yang diteliti pada penelitian ini
didasarkan pada karakteristik konsep diri yang dikemukakan oleh Calhoun dan Accocella 1990: 71 yaitu individu yang mempunyai konsep diri positif memiliki
ciri-ciri diantaranya: 1 individu yang mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan dapat menerima keberadaan orang lain, 2 individu yang memiliki keteraturan
diri, 3 individu yang bersifat stabil dan menerima sejumlah fakta yang bermacam-macam tentang dirinya, dan 4 individu dapat merancang tujuan yang
kemungkinan besar dapat dicapai. Penerapan teknik penilaian Self Assessment terbukti dapat meningkatkan
rasa percaya diri siswa sebesar 6,29. Pada siklus I rasa percaya diri siswa sebesar 69,85 meningkat menjadi 76,14 pada siklus II. Penilaian dilakukan
terhadap hasil persentase yang meunjukkan ketercapaian pada masing-masing indikator rasa percaya diri diantaranya: keyakinan diri 69,80 di siklus I menjadi
77,52 di siklus II, keberanian 69,70 di siklus I menjadi 74,00 di siklus II, memiliki internal locus of control 71,47 di siklus I menjadi 77,43 di siklus
II dan pengendalian diri 68,43 pada siklus I menjadi 75,62 pada siklus II Indikator rasa percaya diri yang diteliti pada penelitian ini didasarkan pada
karakteristik rasa percaya diri yang dikemukakan oleh Jacinta F Rini 2002: 1 yaitu individu yang mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri diantaranya:
1 Percaya akan kompetensikemampuan diri, sehingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain, 2 Berani
menerima dan menghadapi penolakan orang lain dan berani menjadi diri sendiri 3 Memiliki internal locus of control memandang keberhasilan atau kegagalan,
tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung atau mengharapkan bantuan orang lain dan 4
Mempunyai pengendalian diri yang baik . Penerapan teknik penilaian Self Assessment terbukti dapat meningkatkan
motivasi berprestasi siswa. Secara umum, motivasi berprestasi siswa meningkat sebesar 9,06 . Pada siklus I motivasi berprestasi siswa sebesar 68,88 dan
commit to user
93 meningkat menjadi 77,94 pada siklus II. Penilaian dilakukan terhadap hasil
persentase yang meunjukkan ketercapaian pada masing-masing indikator motivasi berprestasi siswa diantaranya: Memiliki tujuan berprestasi sebesar 71,47 pada
siklus I menjadi 82,86 pada siklus II, tanggung jawab sebesar 66,76 pada siklus I menjadi 74,57 di siklus II, menyukai feedback sebesar 76,17 pada
siklus I meningkat 80,86 pada siklus II, Inovatif sebesar 68,53 pada siklus I meningkat 79,14 di siklus II, dan menyukai tantangan sebesar 61,47 pada
siklus I menjadi 72,28 pada siklus II. Indikator motivasi berprestasi yang diteliti pada penelitian ini didasarkan pada karakteristik motivasi berprestasi yang
dikemukakan oleh McClelland dalam Robbins 1996: 59 yaitu individu yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi memiliki ciri-ciri diantaranya: 1
memiliki tujuan berprestasi yang dihubungkan dengan seperangkat standar, 2 Memiliki tanggung jawab pribadi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan, 3
Adannya kebutuhan untuk mendapatkan umpan balik atas pekerjaan yang dilakukannya sehingga dapat diketahui dengan cepat hasil yang diperoleh dari
kegiatannya lebih baik atau lebih buruk, 4 Inovatif yaitu melakukan suatu pekerjaan dilakukan dengan cara yang berbeda, efisien dan lebih baik dari pada
sebelumnya dan 5 Menghindarkan tugas-tugas yang sulit atau terlalu mudah, tetapi akan memilih tugas-tugas yang tingkat kesukarannya sedang.
Pada akhirnya penerapan teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar melalui penguatan
konsep diri, peningkatan rasa percaya diri, dan motivasi berprestasi siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini dibuktikan oleh pencapaian prestasi belajar siswa
yang mengalami peningkatan sebesar 16,67 prestasi belajar siswa pada siklus I sebesar 75,00 atau sebanyak 27 siswa yang tuntas sedangkan pada siklus II
mengalami peningkatan menjadi 91,67 atau sebanyak 33 siswa yang dinyatakan tuntas. Hal ini sesuai dengan pendapat ahli evaluasi, diantaranya : 1 Klenowski
1995, yang dikutip oleh John A. Ross 2006: 1, mengemukakan Self Assessment sebagai Evaluasi atau penilaian dari nilai salah satu kinerja dan identifikasi salah
satu kekuatan dan kelemahan dengan maksud untuk meningkatkan hasil belajar seseorang”. 2 Menurut Boud dalam Zulharman 2007: 4 mengemukakan bahwa
commit to user
94 “Penilaian diri tampaknya mempengaruhi hasil siswa, kesadaran kritis karya
mereka sendiri serta rasa tanggung jawab mereka, kemandirian dan kepercayaan mereka terhadap kemampuan mereka sendiri dengan cara yang positif”. 3
Rolheiser Carol dan John A. Ross 2004: 2, yang menyatakan “Evaluasi diri merupakan teknik yang berpotensi kuat karena dampaknya pada kinerja siswa
melalui peningkatan efektivitas diri dan meningkatkan motivasi intrinsik”. Dari uraian di atas, dapat diringkas bahwa teknik penilaian Self
Assessment terbukti dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa melalui penguatan konsep diri, peningkatan rasa percaya diri dan motivasi
berprestasi siswa. Keberhasilan ini tidak terlepas dari faktor guru dalam mengelola pembelajaran dan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Selain
itu, kinerja guru meningkat dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik, karena siswa belajar dengan semangat dan termotivasi yang cukup
tinggi. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan teknik penilaian Self Assessment ini tidak terlepas dari hal-hal sebagai berikut :
1. Kegiatan belajar mengajar di kelas yang berpusat pada siswa student center, baik dalam penyampaian materi maupun pada kegiatan evaluasi menempatkan
siswa sebagai subyek pembelajaran. Setiap tahapan dalam pembelajaran yang terdiri dari perumusan tujuan pembelajaran sampai pada perencanaan strategi
pengajaran selanjutnya melibatkan siswa, baik melalui kegiatan diskusi, pembahasan soal, penilaian diri, dan tanya jawab. Kegiatan ini dapat melatih
siswa dalam berkomunikasi, bekerja sama, dan menumbuhkan semangat belajar siswa.
2. Suasana pembelajaran santai, menyenangkan, dan sesuai dengan keinginan siswa sehingga membuat siswa lebih berminat dan nyaman dalam belajar. Hal
ini terlihat dari semangat dan antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran terus mengalami peningkatan
3. Siswa mampu memahami materi yang telah diberikan dan lebih percaya diri dengan kemampuannya. Hal ini terjadi karena siswa yang mulanya belum
memahami benar materi yang disampaikan oleh guru dapat menanyakannya lebih lanjut dan leluasa baik secara langsung kepada guru maupun peneliti .
commit to user
95 4. Penerapan teknik penilaian Self Assessment dalam proses belajar mengajar
dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar dan prestasi belajar siswa. Hasil belajar tersebut dinyatakan tuntas karena secara umum pencapaian hasil belajar
siswa berada di atas standar batas tuntas yaitu 70,00 dan mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa secara
umum siswa telah memahami materi yang disajikan dengan baik pada proses belajar mengajar yang menggunakan teknik penilaian Self Assessment.
commit to user
96
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 2 Karanganyar ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi
empat tahap, yaitu: 1 perencanaan tindakan, 2 pelaksanaan tindakan, 3 observasi dan interpretasi, dan 4 analisis dan refleksi tindakan. Penelitian
Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran. Penerapan teknik penilaian Self Assessment di
kelas XI IPS 1 telah dilaksanakan dengan runtut dan berjalan dengan efektif. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penilaian kualitas penerapan teknik penilaian Self
Assessment yang menunjukkan persentase sebesar 73,33 pada siklus I meningkat menjadi 88,33 pada siklus II.
Berdasarkan kajian teori dan didukung hasil analisis maka dapat ditarik kesimpulan bahwa “Penerapan teknik penilaian Self Assessment secara efektif
terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena berdampak positif terhadap perkembangan konsep diri, rasa percaya diri, dan motivasi berprestasi
siswa”. Secara rinci hasil penelitian sebagai berikut: 1. Penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat menguatkan konsep diri
siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penguatan konsep diri siswa dari tahap pra siklus yang masih rendah menguat mencapai 66,91 pada siklus I
dan 73,54 pada siklus II. 2. Penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat meningkatkan rasa percaya
diri siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan rasa percaya diri siswa dari tahap pra siklus yang masih rendah meningkat mencapai 69,85
pada siklus I dan 76,14 pada siklus II. 3. Penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat meningkatkan motivasi
berprestasi siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan motivasi berprestasi siswa dari tahap pra siklus masih rendah meningkat mencapai
68,88 pada siklus I dan 77,94pada siklus II.