EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PENINGKATAN SARANA ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN (Kasus Tentang Pelaksanaan Bus Rapid Transit di Kota Surakarta Tahun 2010)
commit to user
i
PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN SELF ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh :
ROHMAD SAWALUDIN NIM : K 7407128
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
(2)
commit to user
ii
PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN SELF ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2010/2011 (Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh :
ROHMAD SAWALUDIN NIM : K 7407128
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
(3)
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. Sudiyanto, M.Pd. NIP. 19570217 198109 1 001
Pembimbing II
Sohidin, SE, M.Si.Ak NIP. 1972018 200501 1 001
(4)
commit to user
iv REVISI
Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu adi, M.Pd. ...
Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M. ...
Anggota I : Drs. Sudiyanto, M.Pd. ...
(5)
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Kamis Tanggal : 23 Juni 2011
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wahyu adi, M.Pd. ...
Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M. ...
Anggota I : Drs. Sudiyanto, M.Pd. ...
Anggota II : Sohidin, SE, M.Si.Ak. ...
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001
(6)
commit to user
vi ABSTRAK
Rohmad Sawaludin. PENERAPAN TEKNIK PENILAIAN SELF ASSESSMENT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni. 2011.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi melalui penerapan teknik penilaian Self Assessment pada siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 2 Karanganyar. Sedangkan tujuan khusus yang merupakan rincian dari tujuan utama pada penelitian ini adalah : (1) Untuk menguatkan konsep diri siswa melalui penerapan teknik penilaian Self Assessment pada mata pelajaran akuntansi, (2) untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa melalui penerapan teknik penilaian Self Assessment pada mata pelajaran akuntansi, (3) untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa melalui penerapan teknik penilaian Self Assessment pada mata pelajaran akuntansi.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS1 SMA Negeri 2 Karanganyar sebanyak 36 siswa. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu pengamatan, angket sederhana, tes, dan dokumentasi.
Berdasarkan penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa penerapan teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran akuntansi mampu meningkatkan prestasi belajar siswa meskipun belum optimal. Hal ini ditunjukkan oleh pencapaian indikator prestasi belajar siswa yang mencapai 75,00% dari kondisi awal sebesar 52,78%. Indikator konsep diri baru mencapai 66,91%, rasa percaya diri siswa sebesar 69,85%, dan motivasi berprestasi siswa sebesar 68,88% dari 70% yang ditargetkan. Pada siklus II, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran akuntansi mampu meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal. Hal ini ditunjukkan oleh hasil belajar siswa yang telah mencapai 91,67%, disertai adanya penguatan
(7)
commit to user
vii
konsep diri mencapai 73,54%, peningkatan rasa percaya diri siswa sebesar 76,14%, dan peningkatan motivasi berprestasi siswa sebesar 77,94%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi teknik penilaian Self Assessment dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal disertai adanya pengutan konsep diri, peningkatan rasa percaya diri, dan motivasi berprestasi siswa.
(8)
commit to user
viii ABSTRACT
Rohmad Sawaludin. APPLICATION OF THE SCORING TECHNIQUE OF SELF ASSESSMENT TO IMPROVE THE LEARNING ACHIEVEMENT OF THE ELEVENTH GRADE STUDENT OF SOCIAL PROGRAM I OF SMA NEGERI 2 KARANGANYAR IN 2010/2011 ACADEMIC YEAR. Thesis. Surakarta: School Of Teacher Training And Education. Sebelas Maret University of Surakarta.2011
This research is aimed at improving the learning achievement in accounting major by applying the scoring technique of Self Assessment of the eleventh grade student of the social program I of SMA Negeri 2 Karanganyar. The aims of the research consisist of three steps. The first aim is to strength the Self Concept of students by applying the scoring technique of Self Assessment in accounting major. The second is to improve the Self Confidence of student by applying the scoring technique of Self Assessment in accounting major. The last aim of this research is to improve the motivation of students in achievement accounting major.
The method of this research is Classroom Action Research (CAR). This research is held cooperatively between the researcher, the teacher, and the participation of students of the social program I of SMA Negeri 2 Karanganyar in 2010/2011 academic year. The techniques of collecting data are observation, simple questionnaire, evaluation test and documentation.
Based on research, the first cycle shows that the application of the scoring technique of Self assessment san improve the larning achievement of student. This statement is based on the indication of learning achievement of student which improve. Before applying the scoring technique of Self Assessment, it is 52,78% and after applying this technique, it improves in to 75,00%. The new indication of Self Concept is 66,91%. The students Self Confidence is 69,85% and the motivation of students in achievement is 68,88% while the target is 70%. The result of research in the second cycle shows that the application the scoring technique of the Self Assessment can improe the learning achievement of students optimally. This statement is based on the result of learning activity of students improve 91,67%. The Self Concept of student also improve into 73,54%, the Self
(9)
commit to user
ix
Confidence increase to 76,14%, and improvement of the students motivation is 77,94%.
The result oh this research shows that the implementation of shoring technique of Self Assessment can improve the learning achievement of students optimally and also can improve the Self Concept, Self Confidence, and their Motivation in learning activity.
(10)
commit to user
x MOTTO
!
"
#
$ "
%
$
&
'
(
!
)
*
+
,
- !
-
#
.
/
.
.
#
(11)
commit to user
xi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada :
Orang Tua penulis (Ibu dan Bapak) untuk dukungan, motivasi, doa, materi dan selalu mendampingi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Keluarga besar penulis atas doa dan motivasi yang luar biasa selama ini.
Ibu Sugiatmi, S.Pd, serta keluarga besar SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah banyak membantu pelaksanaan penelitian ini.
Teman- teman terbaik, CAKA 2007
Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
(12)
commit to user
xii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas karunia rancangannya yang sempurna sehingga penulis dapat menyelesaikan skiripsi ini dengan baik, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Namun, berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberi izin penelitian skripsi kepada penulis.
2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP-UNS yang telah memberi izin penulisan skripsi kepada penulis.
3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd. selaku Ketua Bidang Keahlian Akuntansi yang telah memberikan izin penulisan skripsi.
4. Drs. Sudiyanto, M.Pd. selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan semangat, bimbingan, arahan, dan masukan yang sangat bermanfaat bagi terselesaikannya skripsi ini dan selaku Pembimbing Akademik yang dengan sabar membimbing penulis sejak tahun-tahun awal studi.
5. Sohidin, SE, M.Si.Ak. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan arahan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Akuntansi yang dengan tulus menyampaikan ilmunya kepada penulis. 7. Bapak Drs. Wagiman, selaku Kepala SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Ibu Sugiatmi, S.pd. selaku guru pengampu Akuntansi kelas XI SMA Negeri 2 Karanganyar yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
(13)
commit to user
xiii
9. Siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar yang telah berpartisipasi melaksanakan pembelajaran dalam rangka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan penuh keceriaan baik di dalam maupun di luar kelas.
10.Teman-teman Akuntansi’07 atas bantuan, dan kerjasamanya selama ini. 11.Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kebaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan semoga amal kebaikan semua pihak yang telah membantu tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Surakarta, Juni 2011
(14)
commit to user
xiv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGAJUAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN REVISI ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
HALAMAN ABSTRAK ... vi
HALAMAN ABSTRACT ... viii
HALAMAN MOTTO ... x
HALAMAN PERSEMBAHAN ... xi
KATA PENGANTAR ... xii
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Perumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjuan Pustaka ... 10
1. Hakikat Penilaian ... 10
a. Pengertian Penilaian ... 10
b. Tujuan Penilaian ... 10
c. Kriteria Penilaian ... 11
d. Aspek Penilaian ... 12
(15)
commit to user
xv
2. Hakikat teknik Self Assessment ... 16
a. Pengertian teknik Self Assessment ... 16
b. Kelebihan dan Kelemahan teknik Self Assessment ... 17
c. Prosedurteknik Self Assessment ... 19
3. Konsep Diri ... ... 22
a. Pengertian Konsep Diri ... 22
b. Faktor-Faktor Pembentuk Konsep Diri... ... 22
c. Karakteristik Konsep Diri... ... 24
4. Rasa Percaya Diri ... 25
a. Pengertian Rasa Percaya Diri ... 25
b. Karakteristik Rasa Percaya Diri ... 26
5. Motivasi Berprestasi... 28
a. Pengertian Motivasi Berprestasi ... 28
b. Jenis-Jenis Motivasi ... 29
c. Karakteristik Motivasi Berprestasi ... 30
7. Hakikat Prestasi Belajar ... 31
a. Pengertian Prestasi Belajar ... 31
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 32
8. Hakikat Akuntansi ... 34
a. Pengertian Akuntansi ... 34
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 35
C. Kerangka Pemikiran ... 36
D. Hipotesis Tindakan... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39
1. Tempat Penelitian ... 39
2. Waktu Penelitian ... 39
B. Subyek dan Obyek penelitian ... 40
1. Subyek penelitian ... 40
2. Obyek penelitian ... 40
(16)
commit to user
xvi
D. Teknik Pengumpulan Data.. ... 44 E. Prosedur Penelitian... 45 F. Proses Penelitian ... 46 BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 51 B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1
SMA Negeri 2 Karanganyar ... 55 C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 57 D. Pembahasan ... 89 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ... 96 B. Implikasi ... 97 C. Saran ... 98
(17)
commit to user
xvii DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ... 39
Tabel 2. Indikator Ketercapain Belajar Siswa... 49
Tabel 3. Nilai Tes Siswa kelas XI IPS 1 Kondisi Awal ... 57
Tabel 4. Penilaian Terhadap Indikator Penelitian Siklus I ... 66
Tabel 5. Penilaian Terhadap Indikator Penelitian Siklus II ... 81
Tabel 6. Penilaian Terhadap Indikator Penelitian Siklus I dan II ... 86
Tabel 7. Pedoman Angket Penilaian Konsep Diri Siswa ... 109
Tabel 8. Pedoman Angket Penilaian Rasa Percaya Diri Siswa ... 112
Tabel 9. Pedoman Angket Penilaian Motivasi Berprestasi Siswa ... 115
Tabel 10. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Siklus 1 dan II ... 118
Tabel 11. Daftar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA N 2 Karanganyar... 120
Tabel 12. Daftar Guru Bidang Studi SMA N 2 Karanganyar ... 121
Tabel 13. Kriteria Penilaian Jurnal Penutup ... 140
Tabel 14. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Siklus 1 ... 165
Tabel 15. Kriteria Penilaian Neraca Saldo Setelah Penutupan ... 183
Tabel 16. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Siklus I danII ... 213
(18)
commit to user
xviii DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ... 38
Gambar 2. Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ... 42
Gambar 3. Struktur Organisasi SMA Neger 2 Karanganyar... 52
Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian ... 90
Gambar 5. Kondisi Suasana Pembelajaran Akuntansi Siklus I ... 129
Gambar 6. Peta Konsep Jurnal Umum ... 137
Gambar 7. Kondisi Suasana Pembelajaran Akuntansi Siklus II ... 172
(19)
commit to user
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Catatan Lapangan 1 ... 102
Lampiran 2. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment ... 104
Lampiran 3. Pedoman Lembar Observasi Kualitas Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Siswa ... 106
Lampiran 4. Pedoman Angket Penilaian Konsep Diri Siswa ... 109
Lampiran 5. Angket Rasa Percaya Diri Siswa ... 110
Lampiran 6. Pedoman Angket Penilaian Rasa Percaya Diri Siswa ... 112
Lampiran 7. Angket Rasa Percaya Diri Siswa ... 113
Lampiran 8. Pedoman Angket Motivaasi Berprestasi Siswa ... 115
Lampiran 9. Angket Motivaasi Berprestasi Siswa ... 116
Lampiran 10. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum dan Setelah Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment ... 118
Lampiran 11. Daftar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar ... 120
Lampiran 12. Susunan Personalia SMA Negeri 2 Karanganyar ... 121
Lampiran 13. Catatan Lapangan 2 ... 124
Lampiran 14. Dokumentasi ... 129
Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 131
Lampiran 16. Peta Konsep Jurnal Penutup ... 137
Lampiran 17. Lampiran Materi Pembelajaran ... 138
Lampiran 18. Tujuan Pembelajaran dan Kriteria Penilaian Siklus I ... 140
Lampiran 19. Soal Diskusi (Jurnal Penutup) ... 141
Lampiran 20. Kunci Jawaban Diskusi (Jurnal Penutup) ... 142
Lampiran 21. Soal Evaluasi Akhir Siklus Jurnal Penutup ... 143
Lampiran 22. Kunci Jawaban Evaluasi Akhir Siklus Jurnal Penutup ... 144
Lampiran 23. Lembar Observasi Kualitas Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Siklus I ... 146
Lampiran 24. Angket Konsep Diri Siswa Siklus I ... 150
Lampiran 25. Angket Rasa Percaya Diri Siswa Siklus I ... 155
(20)
commit to user
xx
Lampiran 27. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik Setelah Penerapan
Teknik Penilaian Self Assessment Siklus I ... 165
Lampiran 28. Catatan Lapangan 3 ... 167
Lampiran 29. Dokumentasi Siklus II ... 172
Lampiran 30. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 174
Lampiran 31. Peta Konsep Neraca Saldo Setelah Penutupan ... 180
Lampiran 32. Lampiran Materi Pembelajaran ... 181
Lampiran 33.Tujuan Pembelajaran dan Kriteria PenilaianSiklus II ... 183
Lampiran 34. Soal Diskusi (Neraca Saldo Setelah Penutupan) ... 184
Lampiran 35. Kunci Jawaban Diskusi ... 185
Lampiran 36. Soal Evaluasi Akhir Siklus II ... 187
Lampiran 37. Kunci Jawaban Evaluasi Akhir Siklus II ... 191
Lampiran 38. Lembar Observasi Kualitas Teknik Penilaian Self Assessment Siklus II ... 194
Lampiran 39. Angket Konsep Diri Siswa Siklus II... 198
Lampiran 40. Angket Rasa Percaya Diri Siswa Siklus II ... 203
Lampiran 41. Angket Motivasi Berprestasi Siswa Siklus II ... 208
Lampiran 42. Perolehan Hasil Belajar Peserta Didik dan Setelah Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Siklus II ... 213
(21)
commit to user
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan siswa atau pebelajar beserta unsur-unsur yang ada di dalamnya. Pembelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk membelajarkan peserta didiknya sehingga terjadi perubahan pengetahuan, ketrampilan, dan tingkah laku pada diri peserta didik. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran bertujuan untuk membantu dan memudahkan peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu, diperlukan suatu kualitas dalam pembelajaran guna menunjang pengembangan kemampuan peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajarnya.
Meningkatkan kualitas pembelajaran merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam suatu proses pembelajaran. Guru selaku pendidik harus selalu kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga pembelajaran yang dilaksanakan akan berkualitas.
Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh komponen utama proses belajar mengajar yaitu guru, siswa, interaksi antara keduanya, dan ditunjang oleh berbagai unsur-unsur pembelajaran. Unsur-unsur ini meliputi: perumusan tujuan pembelajaran yang jelas, pemberian materi pelajaran yang runtut, penerapan metode pembelajaran tepat dan inovatif, penggunaan media pembelajaran yang sesuai, pemakaian sumber belajar yang beragam, serta penerapan teknik penilaian yang tepat. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Permasalahan yang terjadi selama ini, guru masih kesulitan menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Salah satunya pada pembelajaran akuntansi di sekolah. Pembelajaran lebih didominasi oleh peran guru sehingga siswa hanya
(22)
commit to user
menjadi obyek pembelajaran, bukan sebagai subyek pembelajaran. Ketersediaan sarana dan prasarana sekolah juga seringkali menyebabkan guru tidak maksimal dalam melaksanakan pembelajaran.
Di lain pihak, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, terutama dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satunya yaitu penyempurnaan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan sekolah diberbagai daerah. Penyempurnaan kurikulum ini mencakup perbaikan unsur-unsur dalam pembelajaran yaitu: (1) tujuan pembelajaran, (2) materi pelajaran, (3) metode pembelajaran, (4) media pembelajaran, dan (5) evaluasi pembelajaran. Perbaikan unsur-unsur tersebut diharapkan dapat membantu upaya guru dalam menciptakan suatu pembelajaran yang berkualitas.
Namun kenyataan yang terjadi selama ini guru belum dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar siswa yang masih dibawah KKM. Pembelajaran yang dilakukan kemungkinan seringkali mengabaikan keterlibatan unsur-unsur pembelajaran yang tepat, misalnya: guru seringkali tidak menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa, penyampaian materi yang tidak runtut, penerapan metode pembelajaran yang masih konvensional, penggunaan media pembelajaran yang terbatas, pemakaian sumber belajar yang sedikit, dan pelaksanaan kegiatan penilaian yang masih sebatas mengukur aspek kognitif bukan pada aspek afektif dan psikomotorik serta sekedar untuk mendapatkan nilai atau angka ketuntasan belajar siswa. Pelaksanaan pembelajaran yang kurang berkualitas ini kemungkinan yang menyebabkan menurunnya tingkat motivasi dan minat belajar siswa khususnya pada mata pelajaran akuntansi yang berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar, menunjukkan hasil pencapaian belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi masih dibawah rata-rata KKM (kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70,00. Pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa hanya mencapai 52,78% atau sekitar 19 dari 36 siswa dalam satu kelas. Padahal pembelajaran dikatakan berhasil apabila mencapai ketuntasan hasil belajar sekitar 80% atau sekitar 28 dari
(23)
commit to user
36 siswa dalam kelas tersebut. Dari data ini menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi siswa masih rendah.
Minat dan motivasi siswa untuk belajar akuntansi masih rendah. Hal tersebut tampak dalam tingkah laku siswa ketika pelajaran akuntansi berlangsung. Siswa cenderung lebih menikmati berbicara dengan teman-teman mereka dibandingkan memperhatikan penjelasan dari guru yang ada di depan kelas. Siswa terkesan malas untuk belajar, bahkan ada siswa yang mengantuk dan tertidur di kelas. Pemahaman konsep diri beberapa siswa juga belum tampak. Siswa belum mampu melihat kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri mereka. Siswa cenderung mengemukakan bahwa akuntansi adalah pelajaran yang sangat sulit dan membingungkan. Padahal dengan melihat kemampuan yang mereka miliki semestinya pelajaran akuntansi dapat menjadi pelajaran yang mudah dan menyenangkan. Keadaan seperti ini yang membuat tingkat kepercayaan diri siswa tidak berkembang. Siswa seringkali tidak percaya terhadap kemampuan mereka sendiri dalam menjawab pertanyaan dari guru. Siswa cenderung diam dan tersenyum ketika mendapatkan pertanyaan dari guru tanpa adanya upaya mereka untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Ditinjau dari metode pembelajaran yang digunakan, guru kelas masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu ceramah. Guru lebih mendominasi kegiatan belajar mengajar dikelas. Guru juga banyak memberikan penjelasan daripada mencari tahu sejauh mana siswa bisa menerima dan memahami informasi yang disampaikan. Pembelajaran menjadi semakin tidak terarah karena guru tidak merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas. Hasilnya siswa cenderung pasif dan tidak dapat mengungkapkan pendapat mereka tentang pelajaran yang sedang mereka pelajari.
Kegiatan penilaian yang dilakukan belum sesuai dengan tujuan penilaian yang seharusnya. Guru hanya sekedar menilai hasil pekerjaan yang dikerjakan siswa tanpa adanya evaluasi di akhir kegiatan belajar mengajar. Siswa tidak dilibatkan secara langsung dalam pelaksanaan penilaian sehingga siswa tidak mengetahui prosedur penilaian yang dilakukan guru. Hal ini membuat siswa cenderung hanya berpikir untuk mengerjakan tugas saja tanpa dapat mengetahui
(24)
commit to user
kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri mereka. Padahal dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri, dapat membuat siswa lebih termotivasi untuk memperbaiki prestasi belajar mereka. Adanya teknik penilaian yang tepat akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman mereka terhadap materi yang diajarkan. Penerapan teknik penilaian yang tepat juga akan berpengaruh terhadap peningkatan motivasi berprestasi siswa dalam upaya memperoleh nilai yang maksimal khususnya pada mata pelajaran akuntansi.
Penilaian nampaknya menjadi bagian yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Selain untuk mendapatkan informasi dan data mengenai tingkat keberhasilan siswa, penilaian dapat pula dijadikan sebagai suatu cara untuk meningkatkan kualiatas pembelajaran lebih efektif. Penggunaan teknik penilaian yang tepat akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Penerapan teknik penilaian dapat menjadi alternatif strategi selain metode pembelajaran. Namun permasalahan yang terjadi selama ini, kemampuan guru dalam menyiapkan dan melakukan penilaian masih kurang. Bahkan masih banyak guru yang belum memiliki pemahaman yang memadai tentang sistem penilaian yang sesuai dengan penerapan kurikulum yang berlaku. Selama ini, upaya guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa masih berfokus pada implementasi metode pembelajaran. Akan tetapi, penerapan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru terkadang belum mampu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Salah satu faktor penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa adalah penilaian. Penilaian merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran maupun kualitas penilaiannya. “Penilaian didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur prestasi belajar (achievement) siswa sebagai hasil dari suatu program instruksional (Oemar Hamalik, 2010: 146).
Setiap kegiatan manusia sehari-hari pada dasarnya pasti memerlukan dan menerapkan penilaian, begitu pula pada kegiatan pembelajaran. Namun demikian, belum tentu guru melaksanakan penilaian secara efektif dan tepat. Oleh karena itu,
(25)
commit to user
beberapa pakar (Rolheiser and Ross, 2001; Race, 2001; Mc. Alpine, 2000; Boud, 1994; Griffin dan nix, 1991) mengemukakan pendapat umum untuk mengembangkan teknik penilaian Self Assessment lebih efektif pada individu yang belajar.
Self Assessment memilki kelebihan yang dapat dibandingkan dengan teknik penilaian lainnya. Teknik penilaian ini memungkinkan pebelajar untuk merefleksikan peningkatan belajar mereka dan membantu pebelajar dalam mengembangkan, menilai, mengkritisi proses dan hasil belajarnya, membantu pembelajar dalam menentukan kriteria untuk menilai hasil belajarnya, dan sebagai syarat yang diperlukan dalam pembelajaran untuk menentukan tingkat kelulusan. Race (2001: 10) menjelaskan “keuntungan dari pelaksanaan Self Assessment yaitu untuk menambah pengalaman belajar siswa, melatih siswa dalam menilai, membantu siswa menjadi pebelajar mandiri, dan membantu mengembangkan ketrampilan siswa yang berkaitan dengan pembelajaran sepanjang hidup (life long learning)”.
Teknik penilaian Self Assessment dapat menjadi salah satu metode yang dapat diterapkan untuk memotivasi pebelajar. Dengan menilai usaha mereka sendiri, pebelajar dapat memperoleh pemahaman terhadap masalah yang mereka hadapi. Teknik ini dapat digunakan untuk mengatasi ketidakpuasan mereka terhadap penilaian yang dilakukan oleh guru karena persepsi pebelajar terhadap usahanya sendiri tidak selalu sejalan dengan persepsi guru terhadap usaha pebelajar. Self Assessment menuntut kejujuran pebelajar, hubungan antara pebelajar dan pengajar perlu dibangun sejak awal proses kegiatan belajar mengajar (Griffin dan nix, 1991: 64).
Dalam pelaksanaan teknik penilaian Self Assessment, Rolheiser (2001: 9) mengemukakan instruksional strategi dan alat untuk mengajar Self Evaluation yang terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) melibatkan siswa dalam mendefinisikan kriteria, (2) mengajarkan siswa bagaimana menerapkan kriteria, (3) memberikan umpan balik pada siswa mengenai evaluasi diri mereka, dan (4) membantu siswa menggunakan data evaluasi untuk mengembangkan rencana aksi berikutnya. Dalam pelaksanaan Self Assessment, guru tidak diperbolehkan terlibat langsung
(26)
commit to user
dalam penilaian. Guru bertindak sebagai fasilitator yang berperan mengarahkan siswa dalam kegiatan penilaian.
Penerapan teknik penilaian Self Assessment terkait dengan perkembangan kepribadian siswa memiliki beberapa manfaat khusus, salah satunya menguatkan konsep diri siswa. Teknik penilaian ini dapat memberikan ruang bagi siswa untuk mengetahui potensi dan kemampuan yang mereka miliki. Siswa dapat berusaha memperbaiki kekurangan dan meningkatkan potensi yang ada dalam diri mereka sehingga perlahan konsep diri mereka akan terbangun secara positif. Teknik penilaian ini dapat pula menjadi sarana introspeksi diri bagi siswa. Melalui teknik penilaian Self Assessment siswa dapat mengetahui permasalahan mereka, menerima kelebihan dan kekurangan, dan dapat mengambil keputusan terhadap permasalahan yang dihadapi.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya, peneliti merasa perlu mengadakan suatu penelitian yang bertujuan memperbaiki prestasi belajar akuntansi siswa. Hal itulah yang menjadikan peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “ Penerapan Teknik Penilaian Self Assessment Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 sebagai berikut :
1. Rendahnya tingkat prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan disebabkan karena perumusan tujuan pembelajaran yang kurang jelas.
2. Rendahnya tingkat prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan disebabkan penerapan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang tepat.
3. Rendahnya tingkat prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan disebabkan penerapan teknik penilaian yang belum melibatkan siswa dalam setiap tahapan penilaian.
(27)
commit to user
4. Rendahnya tingkat prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan disebabkan karena faktor dari siswa yaitu kurang mempunyai motivasi diri dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran akuntansi.
C. Pembatasan Masalah
Dengan mempertimbangkan segi ketajaman masalah dari beberapa masalah yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi siswa dan agar supaya permasalahan dan pembahasan dalam penelitian peningkatan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 lebih terarah dan jelas, maka penelitian ini memberikan batasan pada masalah yaitu :
“Rendahnya tingkat prestasi belajar akuntansi siswa yang kemungkinan disebabkan penerapan teknik penilaian yang digunakan guru belum melibatkan siswa dalam setiap tahapan pelaksanannya, sehingga perlunya pemanfaatan teknik penilaian yang lebih tepat yaitu teknik penilaian Self Assessment dalam proses pembelajaran agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa”.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
Rumusan masalah utama:
”Apakah dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa?”
Untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, maka rumusan masalah utama dalam penelitian ini dapat diperinci kedalam beberapa rumusan masalah khusus sebagai berikut:
Rumusan masalah khusus:
1. Apakah dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dapat menguatkan konsep diri siswa?
(28)
commit to user
2. Apakah dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa?
3. Apakah dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
Tujuan utama:
”Meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa melalui penerapan teknik penilaian Self Assessment”
Tujuan khusus:
1. Untuk menguatkan konsep diri siswa melalui penerapan teknik penilaian Self Assessmentpada mata pelajaran akuntansi.
2. Untuk meningkatkan rasa percaya diri pada siswa melalui penerapan teknik penilaian Self Assessmentpada mata pelajaran akuntansi.
3. Untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa melalui penerapan teknik penilaian
Self Assessmentpada pada mata pelajaran akuntansi.
F. Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran pada dunia pendidikan. Dengan demikian, manfaat penelitian dapat dibedakan menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang penerapan sistem penilaian melalui berbagai teknik penilaian berbasis kelas, khususnya teknik penilaian Self Assessment dan sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti permasalahan yang berhubungan dengan prestasi belajar dengan menerapkan teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran di kelas.
(29)
commit to user
2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa
Penerapan teknik penilaian Self Assessment ini diharapkan dapat menambah pemahaman, pengalaman, dan melatih siswa dalam melakukan penilaian hasil belajar mereka serta membantu siswa dalam menguatkan konsep diri, meningkatkan rasa percaya diri, dan motivasi berprestasi siswa dalam proses pembelajaran.
b. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman berharga bagi guru tentang penerapan teknik penilaian Self Assessment dan merekomendasikan kepada guru lain agar menerapkan teknik penilaian Self Assessment dalam pembelajaran, karena teknik penilaian ini terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman yang berharga bagi peneliti dalam penerapan teknik penilaian Self Assessment sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
(30)
commit to user
10 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Penilaian a. Pengertian Penilaian
Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek. Penilaian berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti: mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya (Anas Sudijono, 1995: 37). Abdul Majid (2008: 185) mengemukakan bahwa “Penilaian (assessment) adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah kegiatan belajar mengajar”. Sarwiji Suwandi (2008: 15) mengemukakan bahwa “Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan”. Menurut Nana Sudjana (1989: 3), “Inti penilaian adalah proses memberikan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu”.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian penilaian yang telah dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian adalah suatu proses yang mencakup semua metode yang dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa yang disesuaikan dengan kriteria tertentu guna mengambil keputusan mengenai proses dan hasil belajar siswa. Penilaian hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau proses, kemajuan dan perkembangan hasil belajar siswa sekaligus sebagai umpan balik bagi guru agar dapat digunakan untuk menyempurnakan strategi pembelajaran selanjutnya guna meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Tujuan Penilaian
Setiap kegiatan atau aktivitas yang terencana pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Begitu pula dengan kegiatan penilaian. Menurut Baxter
(31)
commit to user
yang dikutip Sarwiji Suwandi (2008: 16) mengemukakan sejumlah alasan mengenai pentingnya penilaian dalam pembelajaran, sebagai berikut:
1) Pertama, untuk membandingkan siswa satu dengan siswa lainnya 2) Kedua, mengetahui apakah para siswa memenuhi standar tertentu 3) Ketiga, untuk membantu kegiatan pembelajaran siswa.
Untuk melengkapi tujuan penilaian tersebut, Abdul Majid (2008 : 187) mengemukakan tujuan penilaian sebagai berikut:
1) Penelusuran (keeping track), yaitu untuk menulusuri agar proses pembelajaran anak didik tetap sesuai dengan rencana.
2) Pengeceken (checking-out), yaitu mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran.
3) Pencarian (finding-out), yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran.
4) Penyimpulan (summing-up), yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik telah menguasai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum ataukah belum.
Penilaian sebagai salah satu unsur dalam pembelajaran mempunyai tujuan untuk melihat, mengevaluasi, dan menyimpulkan sejauh mana tingkat kompetensi yang sudah dikuasai oleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Penyelenggaraan penilaian juga dimaksudkan untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menjadi kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran. Hal yang menjadi kelemahan dan kesalahan tersebut selanjutnya dijadikan sasaran perbaikan sehingga tujuan dari pembelajaran dapat dicapai yaitu peningkatan prestasi belajar siswa.
Hasil penilaian yang diperoleh selama proses pembelajaran harus dapat dipahami, bersifat obyektif dan dapat diandalkan kebenarannya. Hasil penilaian juga harus mampu merefleksikan dan menggambarkan keadaan siswa yang sebenarnya sehingga tujuan penyelenggaraan penilaian dapat tercapai c. Kriteria Penilaian
Penilaian merupakan salah satu bagian yang penting dalam rangkaian proses pembelajaran. Dapat dikatakan baik tidaknya kegiatan pembelajaran
(32)
commit to user
ditentukan oleh penilaian. Oleh karena itu, untuk menunjang kebenaran dari hasil penilaian, maka penilaian yang dilakukan harus mempertimbangkan kriteria penilaian yang tepat. Dalam Depdiknas (2003: 37) disebutkan kriteria penilaian antara lain:
1) Penilaian harus mencakup tiga aspek kemampuan, yaitu pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
2) Menggunakan berbagai cara penilaian pada waktu kegiatan belajar sedang berlangsung.
3) Pemilihan alat dan jenis penilaian berdasarkan rumusan tujuan pembelajaran.
4) Mengacu pada tujuan dan fungsi penilaian, misalnya pemberian umpan balik, memberikan laporan pada orang tua dan pemberian informasi pada siswa tentang tingkat keberhsilan belajarnya.
5) Alat penilaian harus mendorong kemampuan penalaran dan kreativitas siswa, misalnya tes tertulis uraian, portofolio, hasil karya siswa, observasi dan lain-lain.
6) Penilaian dapat dilakukan melalui tes dan non tes.
7) Mengacu pada prinsip diferensiasi, yakni memberikan peluang kepada siswa untuk menunjukkan apa yang diketahui, yang dipahami, dan mampu dilakukannya.
8) Tidak bersifat diskriminasi, yakni untuk memilih-milih mana siswa yang berhasil dan mana yang gagal dalam menerima pembelajaran.
Kriteria penilaian sangat dibutuhkan dalam proses penilaian. Dalam setiap penilaian kriteria digunakan sebagai seperangkat konsep untuk menciptakan standar penilaian yang jelas dan dapat membantu siswa dalam mengukur dan menilai tingkat kemampuan mereka. Kualitas hasil penilaian juga dapat dilihat dari kriteria yang digunakan. Semakin baik penerapan kriteria dalam praktek penilaian maka memungkinkan keandalan dan kualitas hasil penilaian tersebut. Sebagai salah satu unsur yang penting dalam pembelajaran, penilaian semestinya dilakukan sebaik mungkin dan mengacu pada kriteria-kriteria penilaian yang ada.
d. Aspek Penilaian
Sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, maka penilaian hasil belajar memiliki sasaran berupa aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan. Aspek penilaian merupakan daerah hasil yang ingin dicapai
(33)
commit to user
dalam pelaksanaan penilaian. Aspek tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar siswa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: (1) aspek kognitif, (2) aspek afektif, dan (3) aspek psikomotorik.
1) Aspek kognitif
Aspek kognitif pada umumnya berhubungan dengan pengetahuan, kemampuan berfikir termasuk kemampuan untuk memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis dan mengevaluasi (Mimin Haryati 2009: 23). 2) Aspek psikomotor
Aspek psikomotor berhubungan dengan kecakapan atau ketrampilan yang dikuasai. Kemampuan ini melibatkan kerja otot dan kekuatan fisik seperti menulis, memukul, melompat, dan sebagainya (Mimin Haryati, 2009: 26). 3) Aspek afektif
Aspek afektif berhubungan dengan sikap dan nilai. Karakteristik ranah afektif yang penting diantaranya: sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral (Mimin Haryati, 2009: 38).
e. Jenis-Jenis Teknik Penilaian
Penilaian merupakan suatu proses yang mencakup semua metode yang dipakai untuk memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik, menginterpretasikan hasil belajar peserta didik, dan sebagai bahan perencanaan pembelajaran berikutnya. Dalam pelaksanaanya, penilaian dilakukan dengan berbagai teknik. Rust (2002: 1) mengemukakan jenis-jenis teknik penilaian yaitu: (1) Essay, (2) Assignment, (3) Individual Project, (4) Group Project or assignment, (5) Dissertation, (6) Examination, (7) Viva, (8) Performance, (9) Self and Peer Assessment.
1) Essay (Esai)
Essay merupakan bentuk teknik penilaian dengan menuliskan jawaban dari pertanyaan kedalam bentuk prosa. Obyek dari teknik Essay harus dapat didiskusikan, dievaluasi, dianalisa, disimpulkan dan dikritik.
2) Assignment (Penugasan)
Assignment merupakan tugas belajar yang diberikan kepada siswa dengan memberikan kebebasan bagi siswa untuk memecahakan permasalahan
(34)
commit to user
melalui pembelajaran yang dilakukan secara independent (bebas). Hasil dari penugasan ini dapat berupa laporan, artikel, cuplikan penelitian, ulasan buku, dan sebagainya.
3) Individual Project (Proyek Individu)
Individual Project merupakan salah satu teknik penilaian dengan cara pengajuan sebuah tema oleh siswa kepada guru yang dilanjutkan dengan investigasi yang mendalam.
4) Group project or Assignment (Proyek atau Penugasan Kelompok)
Group project or Assignment merupakan suatu tugas atau proyek yang dibebankan secara kolektif kepada beberapa kelompok siswa yang belajar bersama.
5) Dissertasion (Disertasi)
Dissertasion merupakan presentasi tertulis dari hasil sebuah penelitian yang umumnya mengambil bentuk Essay yang dijabarkan dalam uraian yang mencerminkan berbagai temuan dari penelitian yang dilakukan.
6) Examination (Ujian)
Examination dapat diterapkan dalam berbagai macam bentuk. Examination dilakukan dalam waktu singkat dan dalam kondisi yang diawasi untuk memastikan pengerjaan masing-masing siswa. Ada beberapa macam examination yang biasa digunakan:
a) Seen
Seen merupakan jenis Examination dengan memberikan pertanyaan lebih awal dari waktu yang ditentukan.
b) Open-book (membuka buku)
Open-book merupakan jenis Examination yang dilakukan dengan memberikan kebebasan kepada siswa untuk membuka buku pada waktu Examination itu dilakukan.
c) Unseen
Unseen merupakan jenis Examination dengan memberikan pertanyaan pada saat Examination dilakukan, sehingga biasanya siswa harus belajar semua materi yang ada.
(35)
commit to user
d) MCQ (Multiple Choice Question)
Multiple Choice Question merupakan jenis Examination dengan menggunakan soal pilihan ganda.
7) Viva
Viva merupakan teknik penilaian yang dilakukan dengan mengkombinasi beberapa teknik diatas. Model ini tepat untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan pemahaman siswa (dan memungkinkan keterlibatan mereka dalam sebuah kerja kelompok dan kontribusi alamiah).
8) Performance (Pertunjukkan)
Dalam beberapa kasus yang menyangkut hasil praktek, cara yang paling mungkin untuk menilai apakah sebuah hasil telah dipelajari adalah dengan melihat Performance siswa secara actual. Siswa diminta mempertunjukkan hasil pekerjaan mereka secara singkat.
9) Self and peer Assessment (Penilaian Diri dan Sejawat)
Self and peer Assessment merupakan teknik penilaian yang melibatkan para siswa untuk menilai sejauhmana tingkat pengetahuan mereka dengan menerapkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Ada bukti kuat yang menyatakan bahwa melibatkan para siswa dalam proses penilaian dapat memberikan keuntungan edukasi yang besar. Sebuah keuntungan tambahan adalah siswa lebih termotivasi dalam aktivitas pembelajaran karena mereka menerima umpan balik.
Ada beberapa jenis teknik penilaian yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Pemilihan jenis teknik penilaian semestinya disesuaikan dengan kondisi dan situasi belajar siswa. Pada hakikatnya semua jenis teknik penilaian adalah baik. Namun, ketidaktepatan pemilihan teknik penilaian pada suatu situasi belajar tertentu dapat membuat hasil dan kualitas penilaian menjadi kurang dapat untuk diandalkan. Dalam pelaksanaanya, tentu setiap jenis teknik penilaian mempunyai kelebihan dan kelemahan. Demikian juga dengan teknik penilaian Self assessment. Teknik penilaian ini merupakan teknik penilaian yang berorientasi pada siswa, sehingga siswa dapat menjadi subyek dalam pembelajaran dan bukan hanya sebagai obyek dalam
(36)
commit to user
pembelajaran. Siswa dilatih untuk mampu menentukan kriteria ketuntasan belajar mereka, menerapkan kriteria, sampai dengan menilai pekerjaan mereka. Berdasar keunggulan tersebut, teknik penilaian Self assessment dapat menjadi salah satu alternatif pilihan bagi guru dan siswa dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa.
2. Hakikat Self Assessment a. Pengertian Self Assessment
Self Assessment merupakan teknik penilaian yang berpusat pada siswa. Teknik penilaian ini melibatkan siswa dalam merencanakan pembelajaran mereka, merumuskan kriteria dan menilai hasil belajarnya sendiri. Siswa menilai kualitas kinerjanya sendiri dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dirinya untuk tujuan perbaikan di masa depan.
Manuel London (1995: 183) mengemukakan bahwa “Self assessment
adalah bagaimana seseorang melihat kekuatan dan kemampuan pada dirinya”. Rolheiser & Ross (2001: 2) yang menyebutkan Self assessment menggunakan istilah Self Evaluation, mengemukakan, “Self Evaluation didefinisikan sebagai mahasiswa menilai kualitas pekerjaan mereka, berdasarkan bukti dan kriteria eksplisit, untuk tujuan melakukan pekerjaan yang lebih baik di masa depan”. Klenowski yang dikutip oleh John A. Ross (2006: 1), mendefinisikan Self Assessment sebagai "Evaluasi atau penilaian dari salah satu kinerja dan identifikasi salah satu kekuatan dan kelemahan dengan maksud untuk meningkatkan hasil belajar seseorang”.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Self Assessment merupakan suatu teknik penilaian dimana individu menilai kekuatan dan kelemahan yang ada pada diri mereka dengan menilai diri sendiri sesuai dengan kriteria yang telah dibuat untuk tujuan meningkatkan prestasi belajar.
Self Assessment penting dilakukan dalam proses pembelajaran. Penerapan teknik ini diharapkan dapat memberikan pelatihan bagi peserta didik dalam menilai dirinya sendiri. Selain itu, dengan penerpan Self Assessment juga
(37)
commit to user
memungkinkan peserta didik untuk merefleksikan kemajuan mereka. Refleksi ini memungkinkan peserta didik untuk mengambil kontrol yang lebih besar dalam proses belajarnya.
b. Kelebihan Dan Kelemahan Self Assessment
Penerapan teknik Self Assessment dalam berbagai bidang memang mempunyai beberapa manfaat yang besar. Begitu juga dalam pembelajaran, penerapan teknik Self Assessment dapat membantu siswa dalam memperoleh informasi mengenai kebenaran kemampuan yang dimilikinya. Menurut Ross (2006: 1) Self Assessment memiliki beberapa kelebihan diantaranya:.
1) Self Assessment dapat menyediakan informasi tentang prestasi belajar yang sesuai dengan penilaian yang tidak dapat dilakukan oleh guru. 2) Self Assessment juga berperan dalam peningkatan pretasi belajar siswa
dan perbaikan perilaku.
3) Penerapan Self Assessment dapat melatih siswa dalam menilai pekerjaannya termasuk menilai kekuatan dan kelemahan yang dapat dikurangi dengan peran guru.
Rolheiser dan Ross (2001: 20) yang menyebutkan Self Assessment
dengan istilah Self Evaluation mengemukakan ada tiga kelebihan yang diperoleh siswa dalam melakukan Self Assessment yaitu:
1) Pencapaian aspek koqnitif siswa akan meningkat.
2) Siswa yang melakukan Self Assessment akan memiliki motivasi untuk belajar.
3) Siswa akan lebih bersifat positif terhadap hasil evaluasi.
Bourke dan Poskitt dalam Mc Alpine (2000) yang dikutip Nancy Susianna (2008: 17) mengemukakan beberapa kelebihan dari penggunaan teknik Self Assessment, yaitu:
1) Merangsang kemampuan metakognitif dan penilaian kritis dari tujuan pendidikan siswa.
2) Menimbulkan kemandirian siswa dalam membuat keputusan. 3) Mengakui pilihan dan kesukaan dalam gaya belajar siswa.
4) Secara khusus relevan untuk kegiatan pembelajaran yang open-ended. 5) Merangsang motivasi intrinsik serta belajar Self Assessment.
6) Merangsang siswa untuk sukses dan biasa belajar untuk waktu yang lama.
7) Merangsang aktivitas kerjasama antara guru-siswa dalam pembelajaran dan penilaian.
(38)
commit to user
Self Assessment dalam pembelajaran memberikan dampak positif terhadap prestasi belajar dan perkembangan kepribadian siswa. Penerapan teknik ini diharapkan mampu untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Kesadaran inilah yang akan mendorong adanya perilaku positif pada diri siswa. Boud dan Mc Donald (2003: 3) mengemukakan bahwa “penerapan
Self Assessment dapat mempengaruhi aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik siswa, serta meningkatkan kualitas pembelajaran selanjutnya”. Lebih lanjut Race (2001: 10) mengemukakan “kelebihan dari Self Assessment yaitu untuk meknambah pengalaman belajar siswa, melatih siswa dalam menilai, membantu siswa menjadi pembelajar mandiri, dan membantu siswa mengembangkan ketrampilan yang berkaitan dengan belajar sepanjang hidup (life long learning)”.
Berdasarkan beberapa pendapat mengenai kelebihan Self Assessment tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa tenik penilaian Self Assessment memiliki keunggulan dibandingkan teknik penilaian lainnya, yakni teknik penilaian ini bukan hanya suatu teknik penilaian dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa tetapi lebih dari itu. Penerapkan teknik Self Assessment ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa melalui perkembangan positif pada kepribadian siswa, serta diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuannya secara berkelanjutan (life-long learning).
Penerapan teknik penilaian Self Assessment dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan kepribadian siswa. Kepribadian siswa perlahan-perlahan akan berubah seiring dengan introspeksi yang dilakukan. Siswa yang melakukan Self Assessment akan mampu melihat sejauh mana kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri mereka, dengan kata lain siswa akan mampu menguatkan konsep diri mereka. Pengetahuan konsep diri ini penting bagi perkembangan kepribadian siswa. Lebih lanjut, dengan melihat konsep diri, siswa dapat berpikir untuk mengambil potensi yang ada dalam diri sehingga kepercayaan diri siswa dapat perlahan-lahan meningkat.
(39)
commit to user
Siswa yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi akan bersikap optimis dan berkeyakinan bahwa dirinya pasti mampu. Sikap dan keyakinan tersebut yang akan mendorong tumbuhnya motivasi berprestasi dalam diri. Motivasi berprestasi yang kuat akan meningkatkan semangat, minat dan usaha siswa mengikuti pembelajaran serta meningkatkan kinerja diri guna meningkatkan prestasi belajarnya. Unsur motivasi berprestasi yang ada pada diri siswa akan mendorong siswa bersikap aktif terhadap berbagai kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan berbagai kelebihan penerapan teknik Self Assessment yang dikemukakan beberapa pakar di atas, maka peneliti memfokuskan penelitian pada peningkatan prestasi belajar siswa melalui penerapan teknik Self Assessment dengan menguatkan konsep diri (self concept) siswa, meningkatkan rasa percaya diri (self confidence) siswa, dan meningkatkan motivasi berprestasi (achivement motivation) siswa dalam proses pembelajaran. Setiap teknik penilaian tidak hanya memiliki kelebihan, tetapi juga memiliki kelemahan. Race (2001: 14), mengemukakan bahwa teknik penilaian Self Assessment memiliki kelemahan sebagai berikut:
1) Sulitnya menemukan konsistensi dalam Self Assessment, hal ini berarti adanya ancaman terhadap reliabilitas dari Assessment.
2) Waktu yang diperlukan untuk menyiapkan bentuk penilaian Self Assessment cukup lama.
3) Siswa sudah kelebihan beban untuk melakukan Self Assessment. kelebihan dan kelemahan yang ada pada teknik Self Assessment sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan teknik Self Assessment diperlukan seorang guru yang mampu menjadikan kondisi belajar yang kondusif dan sepenuhnya menguasai teknik ini sehingga proses pembelajaran akan menjadi lancar dan siswa dapat melakukan kegiatan penilaian dengan baik.
c. Prosedur Self Assessment
Self Assessment sebagai salah satu tenik penilaian tentu memerlukan langkah-langkah penerapan yang tepat untuk menunjang kebenaran dan keobjektivan hasil penilaian. Penerapan teknik penilaian Self Assessment harus
(40)
commit to user
direncanakan secara matang agar efektif dan efisien dalam pelaksanaanya. Ross (2006: 8) merumuskan pelaksanaan teknik penilaian Self Assessment sebagai berikut:
1) Merumuskan kriteria yang digunakan siswa untuk menilai pekerjaanya dengan memakai bahasa rubrik yang dapat dipahami siswa, kompetensi yang ada juga dikenal siswa, dan memasukkan tindakan istimewa yang dirasa penting sehingga kriteria tersebut akan menunjang kepercayaan dan kebenaran dari penilaian yang dilakukan.
2) Mengajarkan siswa bagaimana menggunakan kriteria yang dirumuskan. 3) Memberikan umpan balik dari penilaian diri yang dilakukan siswa.
Proses ini merupakan triangulasi penilaian diri siswa dengan penilaian guru dan penilaian teman yang ada dalam satu kelompok .
4) Memberikan bantuan kepada siswa dalam menggunakan data penilaian untuk memperbaiki penampilannya
Menurut Sarwiji Suwandi (2008: 124) mengemukakan langkah-langkah teknik Self Assessment dalam pembelajaran sebagai berikut:
1) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai 2) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan
3) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian
4) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri
5) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan obyektif.
6) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil penilaian yang diambil yang diambil secara acak.
Rolheiser and Ross (2001: 9), yang menyebut Self Assessment dengan menggunakan istilah Self Evaluation, mengemukakan “4-Tahap Model Self Evaluation” meliputi: (1) Penentuan kriteria yang akan digunakan, (2) Penerapan kriteria yang ditentukan, (3) Pemberaian umpan balik (feedback) dan pengolahan evaluasi, (4) Pengembangan tujuan, rencana dan strategi pembelajaran lebih lanjut.
1) Penentuan kriteria yang akan digunakan.
Melibatkan siswa dalam menentukan kriteria yang akan digunakan untuk menilai kinerja mereka. Mengajak siswa berdiskusi mengenai kriteria
(41)
commit to user
penilaian yang akan digunakan yang mengacu pada tujuan sekolah dan kemampuan guru dan siswa dalam pelaksanaanya.
2) Penerapan kriteria yang ditentukan.
Mengajarkan pada siswa bagaimana menerapkan kriteria untuk pekerjaan mereka sendiri. Kriteria yang sudah ditentukan pada tahap pertama selanjutnya diterapkan. Dalam penerapan kriteria ini peran guru sangat penting, yaitu guru memberikan contoh atau kisi-kisi pekerjaan yang sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan. Kisi-kisi atau contoh ini akan membantu siswa dalam memahami kriteria mereka. Selanjutnya siswa mulai memahami dan menginternalisasi langkah yang diperlukan untuk memenuhi tujuan.
3) Pemberikan umpan balik (feed back) dan pengolahan evaluasi.
Pemberian umpan balik diberikan guru dengan cara membantu siswa dalam pengembangan hasil penilaian mereka. Selanjutnya guru dan siswa mengadakan diskusi mengenai keakuratan penilaian yang dilakukan oleh siswa.
4) Pengembangan tujuan, rencana dan strategi pembelajaran lebih lanjut. Bagian yang sulit dalam pembelajaran adalah bagaimana siswa dapat melakukan penilaian diri dan perumusan tujuan sendiri. Pada tahap ini peran guru masih diperlukan untuk membantu menghubungkan tingkat ketercapaian hasil belajar siswa dengan tujuan pembelajaran selanjutnya, sehingga siswa akan lebih yakin dalam menentukan tujuan pembelajaran selanjutnya.
Berdasarkan beberapa langkah penerapan teknik Self Assessment menurut pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah penerapan teknik Self Assessment dalam pembelajaran sebagai berikut :
1) Penentukan kriteria penilaian yang akan digunakan 2) Penerapan kriteria yang ditentukan.
3) Pemberikan umpan balik (feed back) terhadap hasil yang dicapai siswa. 4) Pengembangan tujuan, rencana dan strategi pembelajaran lebih lanjut.
(42)
commit to user
3. Hakikat KonsepDiri a. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri (self concept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Menurut Raimy dalam Manuel London (1995: 47) “konsep diri merupakan sesuatu yang kurang lebih mengatur persepsi objek yang dihasilkan dari pengamatan yang dilakukan dari dulu sampai sekarang (...) yaitu apa yang orang percayai tentang dirinya sendiri”. Sedangkan menurut G. H. Mead dalam Kanisius (2006: 182) “konsep diri merupakan suatu produk sosial yang dibentuk melalui proses internalisasi dan organisasi pengalaman-pengalaman psikologis”. Menurut William D. Brooks dalam Jalaluddin Rakhmat (2001: 99) “Konsep diri adalah persepsi yang bersifat psikologis, sosial, dan fisik mengenai diri sendiri yang diperoleh dari pengalaman dan interaksi dengan orang lain”. Konsep diri merupakan penentu sikap dari individu dalam bertingkah laku, artinya apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya.
Dari beberapa pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah persepsi tentang diri, yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya, maupun lingkungan terdekatnya yang diperoleh dari pengalaman dan interaksi dengan orang lain.
b. Faktor-Faktor Pembentuk Konsep Diri
Konsep diri yang dimiliki manusia tidak terbentuk secara instan melainkan dengan proses belajar sepanjang hidup manusia. Perkembangan konsep diri manusia dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri dan faktor-faktor dari luar. Menurut Coopersmith dalam kanisius (2006: 34) ada empat faktor yang berperan dalam pembentukan konsep diri individu, faktor tersebut adalah:
1) Faktor kemampuan
Individu hendaknya diberi peluang untuk melakukan sesuatu hal karena setiap individu pasti mempunyai kemampuan untuk melakukannya.
(43)
commit to user
2) Faktor perasaan berarti
Rasa berarti penting dikembangkan dalam setiap aktivitas anak. Hal ini dimaksudkan agar terbentuk sikap yang positif pada diri anak.
3) Faktor kebajikan
Anak yang sudah memiliki perasaan berarti, maka akan tumbuh kebajikan dalam dirinya. Anak tersebut akan menerapkan sifat kebajikan ini pada lingkungan dengan atmosfir yang menyenangkan. 4) Faktor kekuatan
Pola perilaku berkarakteristik positif memberi kekuatan untuk melakukan perbuatan yang baik.
Konsep diri berasal dan berkembang sejalan pertumbuhannya, terutama akibat dari hubungan individu dengan individu. Ketika individu lahir, individu tidak memiliki pengetahuan tentang dirinya, tidak memiliki harapan yang ingin dicapai serta tidak memiliki penilaian terhadap dirinya. Namun seiring berjalannya waktu individu mulai bisa membedakan antara dirinya, orang lain dan benda-benda disekitarnya sehingga pada akhirnya individu mulai mengetahui siapa dirinya, apa yang diinginkan serta dapat melakukan penilaian tentang dirinya sendiri. Menurut Jalaluddin Rakhmat (2001: 100), faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri setiap individu terdiri dari:
1) Orang lain
Ketika individu diterima keberadaannya, dihormati, dan disengangi orang lain karena keadaan dirinya, maka individu akan cenderung bersikap menghormati dan menerima keadaan dirinya. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan, menyalahkan, dan menolak keberadaan individu, maka individu itu akan cenderung tidak menyukai keadaan dirinya. Tidak semua orang lain berpengaruh sama terhadap pembentukan konsep diri. Ada orang yang paling berpengaruh dalam pembentukan konsep diri dan ada orang yang secara perlahan-perlahan membentuk konsep diri individu. orang yang paling berpengaruh dalam pembentukan konsep diri disebut significant others yaitu orang tua, saudara-saudara dang orang yang tinggal dalam satu rumah. Sedangkan orang yang secara perlahan-perlahan membentuk konsep diri individu disebut affective others yaitu orang lain yang mempunyai ikatan emosional dengan individu tersebut.
2) Kelompok Rujukan (Reference Group)
Dalam pergaulan di masyarakat sering ditemui adanya kelompok-kelompok masyarakat. Ada kelompok-kelompok yang secara emosional mengikat dan berpengaruh dalam pembebtukan konsep diri. Kelompok ini sering disebut dengan kelompok rujukan. Dengan melihat kelompok ini, orang
(44)
commit to user
akan mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya.
Dari uaraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa individu tidak lahir dengan konsep diri. Konsep diri terbentuk dari anggapan pribadi yang selanjutnya membentuk sebuah konsep yang kuat yang mampu mengarahkan pola perilaku seseorang dalam kehidupannya. Proses belajar yang dilakukan individu dalam pembentukan konsep dirinya diperoleh dengan melihat reksi-reaksi orang lain terhadap perbuatan yang telah dilakukan, melakukan perbandingan dirinya dengan orang lain, memenuhi harapan-harapan orang lain atas perannya dalam kehidupan.
c. Karakteristik Konsep Diri
Calhoun dan Accocella (1990: 71) mengemukakan bahwa konsep diri yang ada dalam diri manusia terbagi menjadi dua bentuk yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.
1) Konsep diri positif
Konsep diri positif merupakan konsep diri yang lebih menekankan kepada penerimaan diri bukan sebagai suatu kebanggaan yang besar tentang diri. Konsep diri positif bersifat stabil dan bervariasi. Individu yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang memahami tentang dirinya, menerima sejumlah fakta yang bermacam-macam tentang dirinya, dan mampu mengevaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima keberadaan orang lain. Individu yang memiliki konsep diri positif akan merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realitas, yaitu tujuan yang memilki kemungkinan besar untuk dapat dicapai.
2) Konsep diri negatif
Calhoun dan Accocella (1990: 72) membagi konsep diri negatif menjadi dua tipe, yaitu:
a) Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, tidak memilki perasaan kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau yang dihargai dalam kehidupannya. b) Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Hal
ini bisa terjadi karena individu dididik dengan cara yang sangat keras, sehingga menciptakan citra diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari seperangkat hukum yang dalam pikirannya merupakan cara hidup yang tepat.
(45)
commit to user
Memahami konsep diri sangatlah penting, karena dengan pemahaman konsep diri yang benar seseorang akan dapat lebih mengetahui dirinya sendiri dan belajar untuk menerima dirinya. Terlebih dalam kegiatan pembelajaran, pemahaman konsep diri pada diri siswa akan membantu kualitas hasil belajar mereka. Pemahaman konsep diri diperlukan agar siswa mampu mengetahui kelemahan dan kelebihan mereka sehingga siswa dapat berusaha menutupi kelemahan dalam diri dan mengembangkan kelebihan sebagai potensi yang ada dalam diri siswa.
Berdasarkan uraian mengenai karakteristik konsep diri diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu konsep diri positif dan negatif. Konsep diri positif ditandai dengan karakteristik individu yang bersifat stabil, mampu memahami diri, menerima sejumlah fakta yang bermacam-macam tentang dirinya, dan mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan dapat menerima keberadaan orang lain dan dapat merancang tujuan yang kemungkinan besar dapat dicapai. Sedangkan konsep diri negatif ditandai dengan karakteristik individu yang tidak tahu siap dirinya, tidak mengetahui kelemahan dan kelebihannya, dan individu yang selalu memandang dirinya dengan sangat teratur dan stabil. Dari kesimpulan tersebut maka dalam penelitian ini, indikator konsep diri siswa yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1) Kemampuan menilai diri 2) Keteraturan diri
3) Kestabilan diri
4) Memiliki tujuan yang realistis.
4. Hakikat Rasa Percaya Diri a. Pengertian Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri terdiri dari tiga rangkaian kata yang apabila dipecah akan mempunyai makna sendiri-sendiri, yaitu rasa, percaya dan diri. Rasa adalah perasaan diri yang teridentifikasi dari hati dan dicerna di otak. Percaya adalah komitmen dari hati yang berbuah perilaku. Sedangkan Diri adalah
(46)
commit to user
tempat bersemayamnya rasa percaya. Rasa percaya diri adalah potensi yang sangat luar biasa dan mempengaruhi standar kualitas hidup pada setiap manusia.
Jacinta F. Rini, (2007: 1) mengemukakan bahwa “Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya”. James Neill dalam Ubaydillah (2006: 1) mengemukakan “percaya diri (Self confidence) adalah sejauhmana seseorang punya keyakinan terhadap penilaian atas kemampuannya dan sejauh mana seseorang bisa merasakan adanya "kepantasan" untuk berhasil”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa rasa percaya diri adalah sikap positif individu terhadap potensi yang mungkin ada pada dirinya, melebihkan dirinya, memampukan dirinya serta sangat menentukan standar kualitas hidup. Kepercayaan diri merupakan sesuatu hal yang penting untuk dimiliki oleh setiap individu. Karena dengan memiliki kepercayaan diri, setiap orang dapat melakukan sesuatu dengan baik tanpa harus merasa rendah diri dihadapan orang banyak.
b. Karakteristik Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri adalah bagaimana kita merasakan tentang diri kita sendiri, dan perilaku kita akan merefleksikannya tanpa kita sadari. Individu yang mempunyai rasa percaya diri akan bersemangat dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada. Taylor (2000: 20) mengemukakan bahwa individu yang penuh percaya diri akan memiliki sifat-sifat antara lain:
1) Merasa rilek, nyaman, dan aman. 2) Yakin kepada diri sendiri.
3) Tidak percaya bahwa orang lain selalu lebih baik
4) Melakukan sebaik mungkin sehingga pintu terbuka dikemudian hari 5) Menetapkan tujuan yang tidak terlalu tinggi sehingga anda bisa
meraihnya
6) Tidak melihat adanya jurang yang lebar ketika membandingkan diri anda dengan orang lain
7) Tidak mengambil kompensasi atas rasa ketidakamanan dengan bertindak kurang ajar dan agresif
8) Memiliki kemampuan untuk bertindak dengan percaya diri, sekalipun anda tidak merasa demikian
(1)
commit to user
“Penilaian diri tampaknya mempengaruhi hasil siswa, kesadaran kritis karya
mereka sendiri serta rasa tanggung jawab mereka, kemandirian dan kepercayaan
mereka terhadap kemampuan mereka sendiri dengan cara yang positif”. 3)
Rolheiser Carol dan John A. Ross (2004: 2), yang menyatakan “Evaluasi diri
merupakan teknik yang berpotensi kuat karena dampaknya pada kinerja siswa
melalui peningkatan efektivitas diri dan meningkatkan motivasi intrinsik”.
Dari uraian di atas, dapat diringkas bahwa teknik penilaian
Self
Assessment
terbukti dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa
melalui penguatan konsep diri, peningkatan rasa percaya diri dan motivasi
berprestasi siswa. Keberhasilan ini tidak terlepas dari faktor guru dalam
mengelola pembelajaran dan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran. Selain
itu, kinerja guru meningkat dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan
menarik, karena siswa belajar dengan semangat dan termotivasi yang cukup
tinggi. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan teknik penilaian
Self
Assessment
ini tidak terlepas dari hal-hal sebagai berikut :
1.
Kegiatan belajar mengajar di kelas yang berpusat pada siswa (
student center
),
baik dalam penyampaian materi maupun pada kegiatan evaluasi menempatkan
siswa sebagai subyek pembelajaran. Setiap tahapan dalam pembelajaran yang
terdiri dari perumusan tujuan pembelajaran sampai pada perencanaan strategi
pengajaran selanjutnya melibatkan siswa, baik melalui kegiatan diskusi,
pembahasan soal, penilaian diri, dan tanya jawab. Kegiatan ini dapat melatih
siswa dalam berkomunikasi, bekerja sama, dan menumbuhkan semangat
belajar siswa.
2.
Suasana pembelajaran santai, menyenangkan, dan sesuai dengan keinginan
siswa sehingga membuat siswa lebih berminat dan nyaman dalam belajar. Hal
ini terlihat dari semangat dan antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran
terus mengalami peningkatan
3.
Siswa mampu memahami materi yang telah diberikan dan lebih percaya diri
dengan kemampuannya. Hal ini terjadi karena siswa yang mulanya belum
memahami benar materi yang disampaikan oleh guru dapat menanyakannya
lebih lanjut dan leluasa baik secara langsung kepada guru maupun peneliti .
(2)
commit to user
95
4.
Penerapan teknik penilaian
Self Assessment
dalam proses belajar mengajar
dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar dan prestasi belajar siswa. Hasil
belajar tersebut dinyatakan tuntas karena secara umum pencapaian hasil belajar
siswa berada di atas standar batas tuntas yaitu 70,00 dan mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa secara
umum siswa telah memahami materi yang disajikan dengan baik pada proses
belajar mengajar yang menggunakan teknik penilaian
Self Assessment.
(3)
commit to user
96
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A.
Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS 1 di SMA
Negeri 2 Karanganyar ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi
empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Penelitian
Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan menerapkan teknik penilaian
Self
Assessment
dalam pembelajaran. Penerapan teknik penilaian
Self Assessment
di
kelas XI IPS 1 telah dilaksanakan dengan runtut dan berjalan dengan efektif. Hal
ini ditunjukkan oleh hasil penilaian kualitas penerapan teknik penilaian
Self
Assessment
yang menunjukkan persentase sebesar 73,33% pada siklus I
meningkat menjadi 88,33% pada siklus II.
Berdasarkan kajian teori dan didukung hasil analisis maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa “Penerapan teknik penilaian
Self Assessment
secara efektif
terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena berdampak positif
terhadap perkembangan konsep diri, rasa percaya diri, dan motivasi berprestasi
siswa”. Secara rinci hasil penelitian sebagai berikut:
1.
Penerapan teknik penilaian
Self Assessment
dapat menguatkan konsep diri
siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penguatan konsep diri siswa dari
tahap pra siklus yang masih rendah menguat mencapai 66,91% pada siklus I
dan 73,54% pada siklus II.
2.
Penerapan teknik penilaian
Self Assessment
dapat meningkatkan rasa percaya
diri siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan rasa percaya diri
siswa dari tahap pra siklus yang masih rendah meningkat mencapai 69,85%
pada siklus I dan 76,14% pada siklus II.
3.
Penerapan teknik penilaian
Self Assessment
dapat meningkatkan motivasi
berprestasi siswa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan motivasi
berprestasi siswa dari tahap pra siklus masih rendah meningkat mencapai
68,88% pada siklus I dan 77,94%pada siklus II.
(4)
commit to user
97
4.
Penerapan teknik penilaian
Self Assessment
dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas
pada mata pelajaran akuntansi dari 66,8 pada awal pra siklus menjadi 71,94
pada siklus I dan pada siklus II meningkkat menjadi 80,14 dengan presentase
ketuntasan siswa sebesar 52,78 % pada tahap pra siklus, 75,00% pada siklus I
dan 91,67% pada siklus II.
B.
Implikasi
Berdasarkan simpulan dalam penelitian tentang penerapan teknik penilaian
Self Assessment
di kelas XI IPS 1SMA Negeri 2 karanganyar, maka implikasi
yang dapat dikaji adalah sebagai berikut:
1.
Implikasi Teoritis
Secara teoretis hasil penelitian ini terbukti secara empirik, kegiatan
belajar mengajar akuntansi dengan menerapkan teknik penilaian
Self
Assessment
berdampak positif terhadap perkembangan kepribadian siswa dan
motivasi dalam siswa pembelajaran. Hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi keilmuan yang bermanfaat dalam dunia pendidikan tentang manfaat
penerapan teknik penilaian
Self Assessment
dalam pembelajaran. Penelitian ini
membuktikan bahwa permasalahan dalam pembelajaran bukan hanya dapat
diatasi melalui penerapan metode pembelajaran, tetapi juga dapat diatasi
dengan menerapkan teknik penilaian. Selain itu, faktor guru dan siswa juga
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran dalam penelitian ini.
Faktor dari guru antara lain: kemampuan guru dalam mengembangkan dan
menjelaskan suatu materi, kemampuan guru dalam mengembangkan model dan
metode pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas pada saat
proses pembelajaran berlangsung, serta kemampuan guru dalam meningkatkan
minat, motivasi serta partisipasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran.
Sedangkan faktor yang berasal dari siswa yaitu minat, antusiasme belajar siswa
serta keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
(5)
commit to user
2.
Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan teknik penilaian
Self Assessment
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat
digunakan sebagai pertimbangan bagi guru untuk menerapkan teknik penilaian
ini dalam kegiatan pembelajaran dikelas yang disesuaikan pula dengan materi
pembelajaran. Untuk mengoptimalkan prestasi belajar siswa, guru dapat
menerapkan berbagai metode pembelajaran dan mengkombinasikan dengan
teknik penilaian
Self Assessment
sehingga siswa lebih tertarik dan merasa
senang dalam belajar.
C.
Saran
Berkaitan dengan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan
saran-saran sebagai berikut:
1.
Bagi siswa :
a.
Dalam konsep
student centered learning
, siswa merupakan subyek
pembelajaran. Oleh karena itu, siswa harus berperan aktif dalam proses
pembelajaran dan hendaknya lebih aktif dalam proses pembelajaran serta
tidak menganggap pusat informasi adalah guru.
b.
Siswa meningkatkan ketrampilan berkomunikasi yang baik dimana hal ini
pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa terutama dalam
meningkatkan rasa percaya diri akan kemampuan yang dimiliki dalam
menjalani kehidupan di masa yang akan datang.
c.
kelemahan pelaksanaan teknik penilaian
Self Assessment
adalah tingkat
validitas dan reabilitas saat pelaksanaan penilaian oleh siswa. Oleh karena
itu, siswa hendaknya berlatih berbuat jujur dan obyektif, demi perbaikan
belajar di masa depan dan kemajuan pendidikan mereka.
2.
Bagi Guru:
a.
Guru meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dan
menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas dengan menerapkan
pembelajaran inovatif, sehingga proses dan hasil pembelajaran dapat terus
meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya.
(6)