commit to user
xcvii Dalam Convention for the Suppresion of the Traffic to Persons and of the
Prostitution of Others tahun 1949, Konvensi Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan diratifikasi Pemerintah RI dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1984 dan terakhir pada bulan Desember 1993 oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB perdagangan perempuan serta prostitusi paksa dimasukkan sebagai
bentuk kekerasan
terhadap perempuan
http:www.kesrepro.info?q=node184 . Hal ini menunjukkan pengakuan
bersama komunitas internasional bahwa dalam prostitusi, apa pun bentuk dan motivasi yang melandasi, seorang perempuan yang dilacurkan adalah korban.
G. Analisis Bentuk Kekerasan Non Fisik yang Dialami Tokoh Sumira
1. Human Traficking
Adegan 30
Signifikansi tahap pertama Denotasi Pesan Verbal:
commit to user
xcviii - Suara-suara: “Siapa yang membawamu datang kemari Mira?”
-Sumira: “Saya dibawa kemari oleh Mister Mulder...terombang-ambing berhari- hari di dalam kapal.”
Deskripsi: Ilustrasi musik panggung berupa lagu nuansa hutan pedalaman.
Penerangan lampu panggung terfokus pada dua bagian, pada bagian tengah panggung yang menerangi sekelompok perempuan, dan pada bagian belakang
panggung yang menerangi sekelompok laki-laki. Empat orang perempuan berada di tengah panggung, sebagian tubuhnya masuk ke dalam tong berjerami.
Nampak dari gesturenya mereka sedang berusaha untuk keluar dari tong tersebut. Kelompok laki-laki membentuk komposisi gerakan tertentu. Terjadi
percakapan antara kelompok perempuan yang menjadi tokoh Sumira dengan kelompok laki-laki di belakang. Dalam percakapan tersebut, tokoh-tokoh Sumira
menceritakan bagaimana kejadian dia sampai di Afrika.
Signifikasi tahap kedua Konotasi
Dalam adegan tersebut tong menunjukkan sebagai kapal, alat transportasi yang digunakan Mulder untuk membawa Sumira. Dalam perjalanan
ke Afrike tersebut Mulder sudah nampak niat buruknya, yaitu menjual Sumira kepada teman-temannya dan menjadikannya pelacur sesampainya di Durban
dan Johannesburg. Adegan 34a
commit to user
xcix
Signifikansi tahap pertama Denotasi Pesan Verbal: “Simbok, tolong bawa aku pulang ke Mijil...”
Deskripsi: Empat perempuan berteriak-teriak dari dalam tong berjerami yang
dimasukkan ke dalam kepalanya. Tentu saja di dalamnya tong tersebut berasa sumpek dan gelap karena tak ada cahaya yang masuk. Berteriak-teriak di
dalamnya membutuhkan banyak energi, karena dalam ruang tertutup suara akan teredam.
Signifikansi tahap kedua Konotasi
Adegan di atas menggambarkan perjalanan Sumira dari Pulau Jawa hingga Benua Afrika. Sumira yang telah terayu bujukan dan rayuan seorang
Belanda bernama Mulder, meninggalkan Suhar yang masih berstatus sebagai suaminya, dengan harapan ia dapat hidup bahagia di sana. Memang pada
awalnya Mulder memperlakukan Sumira seperti layaknya tuan putri, namun
commit to user
c kemudian setelah Mulder bosan ia menjadikannya pelacur dan tega menjual
Sumira kepada teman-temannya. Sumira yang tidak mempunyai ketrampilan apapun saat pergi ke Afrika hanya bisa pasrah saja menerima keadaan tersebut.
Dia seperti terdampar di Afrika dalam keadaan yang mengenaskan, tanpa sanak saudara yang dikenalnya. Untuk pulangpun bahkan dia tidak bisa karena tidak
mempunyai dokumen yang lengkap untuk pulang ke Indonesia.
Mitos Human Traficking
Kehidupan perekonomian yang serba kekurangan bisa membuat orang melakukan apa saja untuk memenuhi kebutuhannya. Keinginan untuk dapat
hidup bahagia telah membuat sebagian orang tidak mampu lagi berpikir secara jernih. Dengan iming-iming gaji besar maka orang dengan mudah berkeinginan
untuk bekerja ke luar negeri. Tidak sedikit kasus yang berkedok sebagai ajang pencarian model atau bintang sinetron terkenal dengan imbalan yang besar
namun ujung-ujungnya dijual ke luar negeri sebagai wanita penghibur. Penjualan manusia atau human traficking telah marak sejak ratusan
tahun yang lalu. Salah satu sumber menyebutkan, sekira 375 ribu orang di Asia menjadi korban trafficking setiap tahunnya. Bahkan ada sekira 50 ribu orang di
Afrika, 75 ribu orang di Eropa Timur, 100 ribu orang di Amerika Latin dan Karibia, yang juga menjadi korban trafficking news.okezone.com. Human traficking
yang terjadi pada perempuan merupakan pintu masuk ke arah kekerasan terhadap perempuan dan ketidakadilan gender. Biasanya, pelaku human
traficking memanfaatkan kedok pernikahan untuk mengelabuhi si korban
commit to user
ci maupun orang lain. Dengan adanya ikatan tersebut, korban merasa seolah-olah
hal tersebut adalah ikatan cinta, namun yang terjadi sebenarnya adalah laki-laki yang memanfaatkannya. Apalagi di negara tempat berlangsungnya human
traficking tersebut korban tidak mempunyai kewarganegaraan, sehingga jika terjadi penganiayaan atau kekerasan akan sulit untuk mencari perlindungan
hukum .
2. Ancaman Intimidasi