KONSTRUKSI DRAMATIK TEATER PENGGAMBARAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM TEATER

commit to user lxxvi bahu dan seorang mengenakan tanktop. Seorang perempuan memakai surban berbincang dengan seorang yang memakai tanktop. Sementara para pemain laki- laki menjadi kursi untuk tempat duduk penumpang. Terjadi percakapan antara penumpang di dalam bus. Antara seorang wanita tua bernama Inyanga Sofia dan seorang gadis bernama Onto. Percakapan membahas tentang Sumira yang menjadi korban penganiayaan Mulder, yang saat itu ditemukan oleh Inyanga Sofia dalam keadaan hampir mati. Bagian 5 Seorang laki-laki bertelanjang dada dan bercelana pendek selutut, berlalri-lari mengelilingi panggung, berteriak-teriak seperti orang gila. Menyebut- nyebut nama Sumira. Sementara empat perempuan membawa tong masuk ke panggung, dengan melakukan gerakan berputar-putar. Berdialog menirukan ucapan Mister Mulder dan kedua lelaki dari belakang panggung. Mereka menceritakan tentang Mulder yang menjadi gila semenjak ditinggal oleh Sumira. Sedangkan keadaan sebenarnya Sumira juga dalam keadaan yang sekarat di tempat lain. Teriakan-teriakan saling tumpang tindih hingga akhirnya memuncak dan hilang. Lampu padam

D. KONSTRUKSI DRAMATIK TEATER

Dalam menggarap sebuah pementasan teater, baik yang modern maupun klasik, untuk mendapatkan keutuhan garapan harus diperhatikan dramaturgi. Sebuah garapan pementasan teater yang utuh ibarat sebuah cerita yang commit to user lxxvii memiliki pembuka, klimaks dan penutup. Dari pembuka menuju ke klimaks mengalami perkembangan dan dari klimaks ke penutup terdapat penurunan. Dalam teater hal ini dikenal dengan piramida dramatic action yang dikembangkan oleh Gustav Freytag 1816-1895 seperti diungkapkan Harymawan dalam bukunya Dramaturgi 1986: 18-19: 3 Climax 2 Complication 3 A Resolution 1 Exposition 4A Catastrophe 4 Conclusion 4B Denouement Gambar piramida Dramatic Action Gustav Freytag Sumber: Harymawan, 1986: 18 Keterangan: 1 Exposition: pelukisan. 2 Complication: dengan timbulnya kerumitan komplikasi diwujudkan jalinan kejadian. 3 Climax: puncak laku, peristiwa mengalami titik kulminasinya; sejak 1–2–3 terdapat laku sedang memuncak rising action commit to user lxxviii 3A Resolution: penguraian, mulai tergambar rahasia motif 4 Conclusion: kesimpulan 4A Catastrophe: bencana 4B Denouement: penyelesaian yang baik happy ending Waktu yang diperlukan untuk naik ke puncak atau klimaks jauh lebih lama dari waktu yang diperlukan untuk turun ke dasar lagi. Klimaks harus tercapai setelah mengalami penanjakan yang cukup lama dan penuh energi. Setelah klimaks tercapai, harus cepat-cepat menyelesaikan garapan. Karena apabila penurunan memakan waktu yang lama, maka klimaks yang telah dicapai akan dilupakan penonton. Dalam pementasan “Wajah Sebuah Vagina” pada bagian-bagian sebelum klimaks tampak merambat pelan namun kadang tampak penuh energi. Sebelum klimaks, energi dipertahankan dan terus merambat naik dan akhirnya mencapai klimaks yang penuh energi dan hanya satu titik yang memang tidak memakan waktu lama, karena klimaks yang terjadi dalam jangka waktu lama, justru akan mengurangi energi yang terkandung di dalamnya. Setelah klimaks, penurunan juga terjadi dalam waktu yang singkat. Pada bagian permulaan 1 dijabarkan di atas dalam alur cerita bagian 1 yang menceritakan kehidupan di mana pemeran utama Sumira merupakan korban tindak kekerasan oleh seorang bernama Mulder. Cerita kemudian commit to user lxxix flashback ke masa lalu saat Sumira kecil, dan awal mula penderitaannya, yaitu saat diperkosa oleh lurah di desanya. Mulai dari bagian inilah alur plot drama naik hingga ketahap 2, dan klimaks cerita 3 terjadi pada saat menceritakan kejadian di mana Sumira dijual menjadi seorang pelacur dan disiksa. Cerita mulai mengalami antiklimaks saat memasuki bagian di mana Sumira mendapat perawatan oleh seorang dukun Afrika dan mulai memperjuangkan haknya, menuntut keadilan hukum untuk dirinya, yaitu pada bagian 3 dan 3A. Akhir cerita 4 adalah bagian di mana keadaan Sumira yang tidak tertolong lagi, setelah berbagai upaya diusahakan untuk menolong Sumira, namun karena luka yang dialaminya terlalu parah hingga akhirnya meninggal.

E. PENATAAN ARTISTIK PEMENTASAN Wajah Sebuah Vagina