Ancaman Intimidasi Analisis Bentuk Kekerasan Non Fisik yang Dialami Tokoh Sumira

commit to user ci maupun orang lain. Dengan adanya ikatan tersebut, korban merasa seolah-olah hal tersebut adalah ikatan cinta, namun yang terjadi sebenarnya adalah laki-laki yang memanfaatkannya. Apalagi di negara tempat berlangsungnya human traficking tersebut korban tidak mempunyai kewarganegaraan, sehingga jika terjadi penganiayaan atau kekerasan akan sulit untuk mencari perlindungan hukum .

2. Ancaman Intimidasi

Adegan 50 Signifikansi tahap pertama Denotasi commit to user cii Pesan verbal: “ Kalau tidak segera pergi, maka keluarganya akan diteror dan diusir dari desa.” Deskrispsi: Penerangan lampu panggung terfokus pada sekelompok perempuan dan pada seorang berdaster biru. Ekspresi berbeda-beda pada perempuan dalam kelompok, ada yang menatap tajam, ada yang sedih, dan ada yang ceria. Sementara seorang perempuan di luar kelompok sedang berbicara ke arah penonton. Dari mimik wajah dan gestur tubuhnya menampakkan bahwa apa yang dia ceritakan adalah hal yang penting dan rahasia. Signifikansi tahap pertama Denotasi Sumira menceritakan bagaimana teror bisa sedemikian kuatnya. Saat setelah terjadinya perkosaan oleh lurah desanya, dia sudah diancam untuk meninggalkan desanya, karena lurah khawatir jika berita pemerkosaan itu akan tersebar. Sumira yang tinggal sebatang kara dengan neneknya tak juga meninggalkan desa. Hingga akhirnya saat Sumira beranjak dewasa dia difitnah telah terlibat dan dinilai kasak kusuk mengaktifkan partai komunis di desanya. Apalagi berhembus kabar juga jika dulu orang tuanya mati dibunuh karena keterlibatannya di Barisan Tani Indonesia, sejak saat itu dia dicap sebagai anak PKI. Lurah yang mempunyai wewenang dan kuasa di desa semakin membuatnya terteror, apalagi dia juga akan dibunuh jika tak segera meninggalkan desa. Kuatnya teror tersebut membuat Sumira merasa diintimidasi dan tidak aman, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke Surabaya menyusul tetangganya. Mitos Ancaman Intimidasi commit to user ciii Ancaman dan intimidasi ini termasuk kekerasan non fisik yang verbal, jadi efek yang diharapkan dari kekerasan ini adalah keadaan psikologis yang tertekan hingga akibatnya kemudian adalah perasaan takut dan trauma dalam hidupnya. Jamil Salmi 2003: 32 memasukkan ancaman dan intimidasi dalam jenis kekerasan represif, karena berkaitan dengan pencabutan hak-hak dasar selain hak hidup dan hak untuk dilindungi dari kecelakaan, oleh karena itu di dalamnya termasuk pelanggaran hak-hak asasi manusia yang secara langsung atau tidak langsung membahayakan kehidupan manusia, merupakan pelanggaran berat dalam mengekang kekebasan, martabat manusia dan kesamaan hak bagi setiap manusia. Menurutnya, kekerasan represif terkait dengan tiga hak dasar, yaitu hak sipil, hak politik dan hak sosial. Hak-hak sipil yang pokok adalah kebebasan berfikir dan beragama, kebebasan bergerak, privasi dan kesamaan di depan hukum dan hak untuk berusaha secara adil. Hak-hak politik mengacu pada tingkat partisipasi masyarakat secara demokratis dalam kehidupan politik di suatu daerah atau negara.

3. Penghinaan