Tata Rias Kostum PENATAAN ARTISTIK PEMENTASAN Wajah Sebuah Vagina

commit to user lxxix flashback ke masa lalu saat Sumira kecil, dan awal mula penderitaannya, yaitu saat diperkosa oleh lurah di desanya. Mulai dari bagian inilah alur plot drama naik hingga ketahap 2, dan klimaks cerita 3 terjadi pada saat menceritakan kejadian di mana Sumira dijual menjadi seorang pelacur dan disiksa. Cerita mulai mengalami antiklimaks saat memasuki bagian di mana Sumira mendapat perawatan oleh seorang dukun Afrika dan mulai memperjuangkan haknya, menuntut keadilan hukum untuk dirinya, yaitu pada bagian 3 dan 3A. Akhir cerita 4 adalah bagian di mana keadaan Sumira yang tidak tertolong lagi, setelah berbagai upaya diusahakan untuk menolong Sumira, namun karena luka yang dialaminya terlalu parah hingga akhirnya meninggal.

E. PENATAAN ARTISTIK PEMENTASAN Wajah Sebuah Vagina

1. Tata Rias

Dalam sebuah pementasan teater, tata rias merupakan salah satu unsur pendukung pementasan yang memegang peranan cukup penting. Tata rias memberi kesan sendiri dan mencirikan karakter pada setiap pemain, membentuk watak dan memberi sebuah peran yang dibawakan pemain. Tata riaslah yang membedakan sebuah pementasan teater pada saat latihan dengan pada saat pementasan. Pada saat pertunjukan berlangsung, para commit to user lxxx pemain dalam membawakan perannya pastilah mengusung sebuah karakter di dalamnya sesuai dengan peranan yang dibawakannya, dan tata rias menyempurnakannya. Fungsi rias akan berhasil baik jika para pemain mempunyai syarat-syarat watak, tipe dan keahlian yang dibutuhkan oleh peranan-peranan yang dilakukannya. Untuk jenis teater realis, tata rias memegang peranan yang sangat penting, karena tata rias membentuk karakter penokohan bagi pemain. Namun dalam pementasan teater “Wajah Sebuah Vagina” yang beraliran surealisme ini tata rias tidak begitu ditonjolkan, karena setiap pemain menampilkan tokoh-tokoh yang bisa menjadi apa saja dan siapa saja, sehingga hanya menggunakan tata rias dasar base saja. Tidak ada karakter penokohan yang ditonjolkan dalam bentuk make up karakter. Rambut para pemain juga dibiarkan natural seperti adanya. Untuk karakter penokohan selanjutnya disiasati dengan menggunakan properti pendukung karakter, seperti: sepatu, tutup kepala, dasi, dan aksesoris lain.

2. Kostum

Seperti halnya tata rias, kostum juga berperan penting dalam sebuah pertunjukan teater. Tata rias dan kostum seolah-olah tidak dapat dipisahkan dari sebuah pementasan teater. Dalam pementasan teater “Wajah Sebuah Vagina” ini, kostum yang digunakan adalah sama untuk semua pemainnya. Karena dalam garapan surealis semua simbol dan bentuk bisa menjadi commit to user lxxxi multitafsir atau mempunyai arti ganda. Maka sutradara memilih untuk menentukan kostum yang sama dan bisa dipakai oleh semua pemain. Kostum yang dipakai oleh pemain berupa baju tanpa kerah dan celana sepanjang lutut yang longgar, berbahan kain belacu yang berwarna kusam. Menurut sutradara, pemilihan kostum ini untuk menggambarkan bahwa kehidupan penduduk Afrika didominasi oleh para buruh migran dan kehidupan berekonomi rendah wawancara dengan sutradara, 10 Agustus 2010. Kostum yang digunakan ini dipakai oleh semua pemain baik laki-laki maupun perempuan.

3. Properti Pendukung