penyair. Sebagai cara untuk memperjelas agar penikmat memahami puisi ciptaannya melalui citraan yang disajikan dalam
beberapa bentuk citraan: 1.
Penglihatan visual imagery 2.
Pendengaran audiotory imagery 3.
Penciuman smell imagery 4.
Perasaan tactile imagery i.
Gaya Bahasa, Irama atau Ritme Gaya bahasa, irama atau ritme adalah cara khas yang dipakai
penyair untuk menimbulkan efek estetis pada karya puisi yang dihasilkannya. Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan kekayaan
bahasa yang dimiliki oleh bahasa yang digunakan penyair melalui pengulangan bunyi, pengulangan kata, dan kalimat.
Contoh:
Menyesal Ali Hasjmi
Pagiku hilangsudah melayang Hari mudakutelah pergi
Kini petangdatang membayang Batang usiakusudah tinggi
Tuhanku Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
11
2. Unsur Ekstrinsik Puisi
Selain unsur instrinsik puisi juga memiliki unsur pembangun dari luar yang disebut unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik ini cukup
berpengaruh terhadap keutuhan puisi. Oleh karena itu, disebut unsur luar, tetapi sangat mempengaruhi totalitas puisi. Unsur
ekstrinsik ini terdiri atas; unsur biografi penyair, unsur kesejarahan dan unsur kemasyarakatan.
11
Yusi Rosdiana, dkk. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD, Jakarta : Universitas Terbuka, 2011. Cet, 9 hlm. 7.15-7.26
C. Jenis-jenis Puisi
Puisi memiliki beberapa aspek dan terbagi menjadi dua macam, yaitu puisi lama dan puisi baru. Puisi lama terbagi menjadi beberapa jenis, dua
diantaranya adalah pantun dan syair. Puisi terbagi menjadi tiga jenis; puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif.
1. Puisi Naratif
Puisi Naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi menjadi beberapa macam, yakni balada dan romansa.
Balada adalah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa atau tokoh pujaan. Contohnya adalah Balada Orang-orang
Tercinta dan Blues untuk Bonnie karya WS Rendra. Romansa adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantis yang
berisi kisah percintaan yang diselingi oleh perkelahian dan pertualangan. Contohnya romansa yang berisi kisah petualangan
dengan judul “Romance Perjalanan” oleh Kirdjomulyo. 2.
Puisi Lirik Puisi lirik terbagi menjadi tiga macam, yaitu elegi, ode, dan
serenada. Elegi adalah puisi yang mengungkapkan persamaan duka, misalnya “Elegi Jakarta” karya Asrul Sani yang
mengungkapkan perasaan duka penyair di kota Jakarta. Ode adalah puisi yang berisi pemujaan terhadap seseorang, suatu hal, atau
suatu keadaan. Pemujaan yang banyak ditulis ialah pemujaan terhadap tokoh-tokoh yang dikagumi. Sedangkan serenada adalah
sajak percintaan yang dapat dinyayikan. Kata serenada berarti nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja.
3. Puisi Deskriptif
Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaanperistiwa, benda, atau suasana yang dipandang
menarik perhatiannya. Puisi yang termasuk puisi deskriptif adalah satire, puisi yang bersifat kritik sosial dan puisi impresionistik.
Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, tetapi dengan cara menyindir atau
menyatakan keadaan sebaliknya. Puisi kritik sosial adalah puisi yang juga menyatakan ketidaksenangan penyair terhadap atau diri
seseorang, tetapi dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan orang tersebut. Kesan penyair juga dapat
kita hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang mengungkapkan kesan impresi penyair terhadap suatu hal.
12
D. Menulis Puisi
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis puisi:
1. Puisi diciptakan dalam suasana perasaan yang intens yang
menuntut pengucapan jiwa yang spontan dan padat. Dalam puisi, seseorang berbicara dan mengungkapkan dirinya sendiri secara
ekspresif. Hal ini berbeda dengan prosa yang pengarangnya tidak selalu mengungkapkan dirinya sendiri, tetapi bisa juga berbicara
tentang orang lain dan dunia yang lain. a.
Sebuah protes sosial dalam puisi harus dibedakan dengan protes sosial dalam esai, berita, pidato, atau pamflet.
b. Hal yang sama juga berlaku untuk sajak cinta yang harus
dibedakan dengan surat cinta atau rayuan seorang kekasih di taman maupun ditempat lain.
c. Tema-tema ketuhanan yang diangkat dalam puisi berbeda
dengan khutbah atau doa-doa keagamaan yang dilantunkan peminta-minta di dalam bus atau terminal.
2. Puisi mendasarkan masalah atau berbagai hal yang menyentuh
kesadaran seseorang. Tema yang ditulis berangkat dari inspirasi diri sendiri yang khas, sekecil dan sesederhana apapun inspirasi
itu.
12
E Kosasih, loc.cit
3. Dalam menulis puisi harus memikirkan cara penyampaiannya.
Cara penyampaian ide atau perasaan dalam puisi disebut gaya bahasa atau majas.
a. Gaya bahasa adalah perkataan yang terungkap karena perasaan
yang timbul atau hidup dalam hati dan mampu menimbulkan perasaan tertentu dalam hati pembaca.
b. Gaya bahasa membuat kalimat-kalimat dalam puisi menjadi
hidup, bergerak, dan merangsang pembaca untuk memberikan reaksi tertentu dan berkontemplasi atas apa yang dikemukakan
oleh penyair.
13
3. Hakikat Metode Mind Mapping Peta Pikiran
a. Pengertian Metode Mind Mapping Peta Pikiran
Mind Mapping Peta Pikiran adalah sebuah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dalam membuat catatan yang menyeluruh pada satu
halaman dengan menggunakan citra visual dan perangkat grafis lainnya untuk membentuk kesan yang lebih dalam.
14
Teknik pencatatan ini dikembangkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an berdasarkan riset tentang cara kerja otak. Otak seringkali
mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk- bentuk, dan perasaan. Peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat
visual dan sensorik ini dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan
dan merencanakan. Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah. Ini jauh lebih mudah daripada metode
pencatatan tradisional karena mengaktifkan kedua belahan otak. Cara ini juga menenangkan, menyenangkan, dan kreatif.
15
13
E Kosasih, Op.cit h. 50
14
Bobbi DePorter, dan Mike Hernacki, 1999, Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Bandung: Penerbit Kaifa, h. 152
15
Bobbi DePorter, dan Mike Hernacki, 1999, op..cit. h. 157
b. Langkah-langkah Metode Mind Mapping Peta Pikiran
De Porter 1999 menyarankan untuk menggunakan pulpen berwarna dalam pembuatan peta pikiran. Kiat-kiat membuat peta pikiran
menurut De Porter ialah: 1.
Tulis gagasan utama di tengah-tengah kertas dan lingkupi dengan lingkaran, persegi, atau bentuk lain.
2. Tambahkan sebuah cabang dari pusatnya untuk tiap-tiap poin kunci
dan gunakan pulpen warna-warni. 3.
Tulislah kata kunci pada tiap-tiap cabang, kembangkan untuk menambahkan detail-detail.
4. Tambahkan simbol dan ilustrasi.
5. Gunakan huruf KAPITAL
6. Tulislah gagasan-gagasan penting dengan huruf-huruf lebih besar
7. Hidupkanlah peta pikiran dengan hal-hal yang berhubungan dengan
pembuatnya. 8.
Bersikaplah kreatif dan berani. 9.
Gunakan bentuk-bentuk acak untuk menunjukkan poin-poin atau gagasan-gagasan.
10. Buatlah peta pikiran secara horizontal untuk memperbesar ruang
untuk penambahan gagasan.
16
c. Manfaat Metode Mind Mapping Peta Pikiran
Beberapa manfaat peta pikiran, menurut De Porter adalah: 1
Fleksibel 2
Dapat memusatkan perhatian 3
Meningkatkan pemahaman 4
Dan menyenangkan.
17
16
Bobbi DePorter, dan Mike Hernacki, 1999, op..cit. h. 157
17
Bobbi DePorter, dan Mike Hernacki, 1999, op..cit. h. 172
d. Penggunaan Metode Mind Mapping Dalam Menulis Puisi
Metode peta pikiran mind mapping sangat tepat digunakan dalam pembelajaran menulis puisi. Metode mencatat ini, didasarkan pada
penelitian tentang cara otak memproses informasi, bekerja sama dengan otak, dan bukan menentangnya.
Metode Peta pikiran adalah sebuah teknik atau metode yang sangat jelas yang memanfaatkan kata-kata, kesan-kesan, angka-angka, logika,
irama, warna dan keterampilan-keterampilan ruang. Dengan metode peta pikiran mind mapping tentu akan sangat membantu siswa
memanfaatkan potensi kedua belah otak. Karena interaksi yang luar biasa antara kedua belahan otak dapat memicu kreativitas yang
memberikan kemudahan dalam proses mengingat dan berpikir. Dengan telah terbiasanya siswa menggunakan dan mengembangkan potensi dua
otaknya, akan dicapai peningkatan beberapa aspek, yaitu konsentrasi, kreativitas, daya ingat, dan pemahaman sehingga siswa dapat menulis
puisi dengan baik.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dalam hal penelitian yang relevan, peneliti mengambil hasil penelitian yang diteliti oleh Tuti Yunita Rachmawati Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Metode Peta Pikiran mind
mapping pada siswa kelas IX di SMP Al Muayad Surakarta Tahun Ajaran 20072008. Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa metode peta pikiran
mind mapping dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis cerpen. Hal ini ditandai dengan prosentase yang selalu meningkat
dalam setiap siklus. Prosentase keaktifan siswa pada siklus I sebesar 54, minat dan motivasi sebesar 65 sedangkan perhatian dan konsentrasi
sebesar 65. Pada siklus II keaktifan siswa naik sebesar 81, perhatian dan konsentrasi sebesar 85, sedangkan minat dan motivasi siswa sebesar
85. Pada siklus III keaktifan siswa meningkat sebesar 92, perhatian