38
a. Unsur Dasar Model Pembelajaran Kooperatif Cooperative
learning.
Model pembelajaran kooperatif Cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur
dasar pembelajaran kooperatif Cooperative learning yang membedakan dengan pembagian kelompok yang dilakukan dengan
asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif Cooperative learning dengan benar akan memungkinkan pendidik
mengelola kelas dengan lebih efektif. Roger dan David Johson dalam Anita Lie 2008: 31
mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang
maksimal, lima unsur dasar model pembelajaran Cooperative Learning harus diterapkan. Lima unsur tersebut antara lain :
1 Saling ketergantungan positif positive interdependence
Yaitu suatu bentuk kerja sama yang sangat erat kaitan antara anggota kelompok. Kerja sama ini dibutuhkan untuk mencapai
tujuan. Siswa benar-benar mengerti bahwa kesuksesan kelompok tergantung pada kesuksesan anggotanya.
2 Tanggung jawab perseorangan individual accountability
Yaitu kelompok tergantung pada cara belajar perseorangan seluruh anggota kelompok. Pertanggungjawaban memfokuskan
aktivitas kelompok dalam menjelaskan konsep pada satu orang dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok siap
menghadapi aktivitas lain dimana siswa harus menerima tanpa pertolongan anggota kelompoknya.
3 Interaksi tatap muka face to face promotion interaction
Yaitu setiap kelompok diberi kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi untuk saling memberi dan menerima informasi
dari anggota kelompok lain. Kegiatan interaksi ini akan memberi siswa bentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti
39 dari sinergi adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan
kelebihan, dan mengisi kekurangan masing-masing. 4
Partisipasi dan komunikasi participation communication Yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan
berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran. Pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Keberhasilan suatu
kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk
mengutarakan pendapat mereka.
5 Evaluasi proses kelompok
Yaitu pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama
mereka agar selanjutnya bisa kerja sama dengan lebih efektif.
Model pembelajaran kooperatif Cooperative learning merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi
perhatian serta dianjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Slavin
1995 dinyatakan bahwa: 1 Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat
meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain, 2 Pembelajaran kooperatif dapat
memenuhi kebutuhan siswa dalam berfikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintregasikan pengetahuan dengan pengalaman.
Johnson Jonson 1994 menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk
peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu mapun kelompok. Tujuan-tujuan kooperatif mencakup tiga jenis
yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial Ibrahim dkk, 2000:7.
40 Para ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep
yang sulit, dan membantu siswa menumbuhkan kemampuan berfikir kritis.
b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Cooperative