146 Berdasarkan alasan tersebut di atas peneliti mengadakan penelitian
untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions STAD
berbantuan job sheet. Pembelajaran membuat pola celana anak, siswa dituntut untuk
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan mengukur
seberapa jauh pencapaian hasil belajar siswa. Yang dimaksud dengan pencapaian adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dikuasai sebagai
hasil pengalaman pembelajaran. Penilaian hasil belajar membuat pola celana anak diperoleh melalui tes pengetahuan, unjuk kerja dan penilaian sikap dalam
pembuatan pola celana anak yang memiliki bobot skor masing-masing. Penelitian ini dilaksanakan pada satu kelas dengan pemberian
pretest sebelum diberikan perlakuan kemampuan awal serta posttest sesudah diberikan perlakuan untuk mencari data pencapaian hasil belajar
membuat pola celana anak dalam bentuk nilai. Sampel dipilih secara simple ramdom sampling dengan jumlah 31 siswa.
1. Deskripsi Data Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Berdasarkan data tentang pencapaian hasil belajar yang diperoleh dari pretest dan posttest disajikan dalam distribusi frekuensi, sebagai
berikut:
147 Tabel 21. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas X Busana 2
Sebelum Perlakuan Pretest
No Interval Skor
Frekuensi Frekuensi Relatif
1 56,5-59
2 6,6
2 59,5-62
3 9,6
3 62,5-65
13 41,8
4 65,5-68
8 25,8
5 68,5-71
3 9,6
6 71,5-75
2 6,6
Total 31
100 Sumber : data primer yang diolah
Jumlah kelas interval tersebut dihitung menggunakan rumus Sturgess. Berdasarkan hasil nilai di atas, diperoleh nilai tertinggi sebesar =
75, dan nilai terendah sebesar = 56,5. Berdasarkan distribusi frekuensi di atas dapat dibuat diagram sebagai berikut :
Gambar 4. Diagram Nilai Pretest
2 4
6 8
10 12
14
56,5-59 59,5-62 62,5-65 65,5-68 68,5-71 71,5-75
Nilai Pretest
skor interval
148 Pada diagram di atas menunjukkan frekuensi mutlak dan relatif
tertinggi yaitu pada kelas interval 62,5-65 dengan frekuensi sebesar 13 dan frekuensi relatifnya sebesar 41,8 . Disamping digolongkan berdasarkan
kelas interval dan grafik distribusi frekuensi, maka untuk menggambarkan pencapaian hasil belajar pretest yang diperoleh siswa kelas X Busana 2
dapat dilihat melalui tabel penggolongan nilai hasil belajar siswa di bawah ini :
Tabel 22. Kategori Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas X Busana 2 Sebelum Perlakuan Pretest
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Tuntas
4 12,8
2 Belum Tuntas
27 87,2
Jumlah 31
100 Sumber : data primer yang diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa nilai hasil belajar siswa kelas X Busana 2 sebelum perlakuan sebanyak 4 siswa
12,8 dapat dikategorikan tuntas, sedangkan sebanyak 27 siswa 87,2 nilai hasil belajar dapat kategori belum tuntas.
Tabel 23. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas X Busana 2 Sesudah Perlakuan Posttest
No Interval Skor
Frekuensi Frekuensi Relatif
1 75,5-78
5 16,3
2 78,5-81
3 9,6
3 81,5-84
7 22,7
4 84,5-87
9 28,7
5 87,5-91
7 22,7
Total 31
100 Sumber : data primer yang diolah
149 Berdasarkan hasil nilai di atas, diperoleh nilai tertinggi sebesar =
91, dan nilai terendah sebesar = 75,5. Berdasarkan distribusi frekuensi di atas dapat dibuat diagram sebagai berikut :
Gambar 5. Diagram Nilai Posttest Pada diagram tersebut menunjukkan frekuensi mutlak dan relatif
tertinggi yaitu pada kelas interval 84,5-87 dengan frekuensi sebesar 9 dan frekuensi relatifnya sebesar 28,7. Disamping digolongkan berdasarkan
kelas interval dan grafik distribusi frekuensi, maka untuk menggambarkan pencapaian hasil belajar posttest yang diperoleh siswa kelas X Busana 2
dapat dilihat melalui tabel penggolongan nilai hasil belajar siswa di bawah ini :
Tabel 24. Kategori Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas X Busana 2 Sesudah Perlakuan Posttest
No Kategori
Frekuensi Persentase
1 Tuntas
31 100
2 Belum Tuntas
Jumlah 31
100 Sumber : data primer yang diolah
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
75,5-78 78,5-81
81,5-84 84,5-87
87,5-91
Nilai Postest
skor interval
150 Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa nilai hasil
belajar siswa kelas X Busana 2 sesudah perlakuan sebanyak 31siswa 100 dapat dikategorikan tuntas, sedangkan sebanyak 0 siswa 0
nilai hasil belajar dapat kategori belum tuntas. Selanjutnya dari tabel di atas, untuk mengetahui hasil belajar siswa
dalam kompetensi membuat pola celana anak ditetapkan berdasarkan kriteria dari pihak sekolah. Adapun kriteria nilai mata pelajaran produktif
di SMK N 6 Purworejo adalah sebagai berikut : Tabel 25. Kriteria Nilai Mata Pelajaran Produktif
Interval Nilai PredikatKategori
90 -100 Baik sekali
80 - 89 Baik
70 - 79 Cukup
70 Kurang
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas dan kriteria nilai yang ada di sekolah, dapat disusun pengkategorian jumlah siswa sesuai predikat
yang diperoleh pada pretest dan posttest disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut :
Berdas sebanyak 27
siswa atau 1 menerapkan
Achievement D memenuhi KK
Minimal. Sedang
kurang sebany 22,7 , yang
termasuk kate dapat disimpul
Kelulusan M kooperatif tipe
job sheet.
10 20
30 40
50 60
70 80
90
baik s
151 Gambar 6. Diagram Pretest dan Posttest
asarkan diagram di atas data pretest diperoleh siswa atau 87,2 , yang termasuk kategori cukup
u 12,8. Dari hasil tersebut diketahui ba n model pembelajaran kooperatif tipe
nt Divisions STAD berbantuan job sheet terdapa KKM dan 87,2 belum memenuhi KKM Krit
ngkan untuk data posttest diperoleh nilai de nyak 0 yang termasuk kategori cukup sebany
ng kategori baik sebanyak 23 siswa atau 74, kategori sangat baik sebanyak 1 siswa atau 3,2
pulkan bahwa seluruh siswa memenuhi K Minimal sesudah menggunakan model
ipe Student Teams Achievement Divisions STA
ik sekali baik
cukup kurang
eh kategori kurang cukup sebanyak 4
bahwa sebelum Student Teams
dapat 12,8 yang riteria Ketuntasan
i dengan kategori banyak 7 siswa atau
74,3 dan yang u 3,2 . Sehingga
nuhi KKM Kriteria odel pembelajaran
TAD berbantuan
Pretest Posttest
152
B. Uji Prasyarat Analisis