Kemampuan Menulis Deskripsi Teori

secara linguistik. Keempat, konsepsi tentang membaca mungkin juga memengaruhi proses interaktif. Sejumlah pembelajar tidak tahu bahwa mereka diperkenankan menggunakan informasi yang tidak dinyatakan dalam teks untuk menginterpretasikannya. Kelima, gaya kognitif sebagai kemungkinan penyebab pemrosesan teks satu arah. Sejumlah orang mungkin menyikapi suatu stimulus secara independen terhadap semua pengetahuan awal yang mereka miliki. Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa model pengolahan informasi dalam membaca terdiri atas tiga macam, yaitu proses bottom-up, proses top-down, dan proses interaktif. Proses bottom-up bergerak dari khusus ke umum, dimulai dengan simbol cetak dan berasal dari makna masing- masing kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan seluruh teks. Proses top-down, di sisi lain, berangkat dari umum ke khusus. Dimulai dalam pikiran pembaca yang membentuk sampel informasi tekstual untuk mengkonfirmasi hipotesis dan prediksi tentang teks. Lalu, pada proses interaktif, proses bottom-up dan top-down mengambil tempat pada waktu yang sama pada seluruh tingkat pengolahan informasi teks.

2. Kemampuan Menulis

e Pengertian Menulis Kemampuan menulis sangat dibutuhkan oleh seseorang karena dengan menulis seseorang akan dengan mudah menuangkan gagasan atau ide dalam tulisannya. Dalman 2012: 1 mendefinisikan menulis sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Dalam komunikasi tulis terdapat empat unsur yang terlibat, yaitu: 1 penulis sebagai penyampai pesan, 2 pesan atau isi tulisan, 3 saluran atau media yang berupa tulisan, dan 4 pembaca sebagai penerima pesan. Lebih lanjut, menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kompetisi berbahasa paling akhir dikuasai pembelajar bahasa setelah kompetensi mendengarkan, berbicara, dan membaca. Secara prinsip, kegiatan menulis tidak berbeda dengan kegiatan berbicara, kegiatan menghasilkan bahasa dan mengkomunikasikan pikiran secara tertulis. Kegiatan menulis adalah suatu proses menurunkan lambang-lambang grafis dan aktivitas melahirkan gagasan, pikiran, dan perasaan kepada pembaca melalui media bahasa berupa tulisan. Tulisan yang baik dapat dimengerti dan dipahami isi gagasan atau buah pikirannya oleh pembaca Nurgiyantoro, 2013: 422. Kemampuan menulis merupakan salah satu kegiatan kreatif. Tabroni 2007: 42 menyatakan, “Menulis adalah salah satu bentuk aktivitas kreatif”. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurjamal, dkk. 2011: 69, menulis merupakan proses kreatif untuk menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk bahasa tulis yang memiliki tujuan tertentu, misalnya untuk memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Menulis merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, pengetahuan, ilmu, pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtut, ekspresif, enak dibaca, dan dapat dipahami orang lain Marwoto, dkk., 2012: 12. Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan penyampaian pesan komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Menulis merupakan kemampuan kreatif seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, pengetahuan, ilmu, pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtut, ekspresif, enak dibaca, dan dapat dipahami orang lain. f Fungsi Menulis Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis memainkan peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar mulai dari tingkat dasar sampai pada tingkat yang paling tinggi sekalipun. Menulis dapat mencerminkan apa yang diketahui oleh pembelajar, apa yang ingin mereka ketahui, apa yang mereka pelajari dan yang telah mereka pelajari. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan siswa berpikir. Fungsi menulis antara lain: 1 peningkatan kecerdasan, 2 pengembangan daya inisiatif dan kreatif, 3 penumbuhan keberanian, dan 4 pendorongan kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi Dalman, 2012: 2. Selain itu, aktivistas menulis memiliki beberapa manfaat lain, yaitu untuk membiasakan diri berpikir sistematis, membagi keahlian pengetahuan, kemampuan, dan sikap dengan orang lain, media pelepas stres yang menyehatkan, dan menghindarkan diri dari aktivitas negatif Leo, 2010: 2. Selanjutnya, Enre 1988: 6 menyebutkan fungsi menulis sebagai berikut. 1 Menulis menolong kita menemukan kembali apa yang pernah kita ketahui. Menulis mengenai suatu topik merangsang pemikiran kita mengenai topik tersebut dan membantu kita membangkitkan pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam bawah sadar. 2 Menulis menghasilkan ide-ide baru. Tindakan menulis merangsang pikiran kita untuk mengadakan hubungan, mencari pertalian, dan menarik perasaan analogi yang tidak akan pernah terjadi seandainya kita tidak mulai menulis. 3 Menulis membantu mengorganisasikan pikiran kita dan menempatkannya dalam suatu bentuk yang berdiri sendiri. 4 Menulis menjadikan pikiran seseorang siap untuk dilihat dan dievaluasi. 5 Menulis membantu kita menyerap dan menguasai informasi baru. 6 Menulis membantu kita memecahkan masalah dengan jalan memperjelas unsur-unsurnya dan menempatkannya dalam suatu konteks visual sehingga ia dapat diuji. Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi menulis selain sebagai alat komunikasi tidak langsung, juga berfungsi sebagai sarana untuk menemukan kembali apa yang pernah kita ketahui, membantu berpikir kritis, mengorganisasi pikiran secara sistematis, meningkatkan kecerdasan, mengembangkan daya inisiatif dan kreatif, serta membantu menyelesaikan masalah. g Tujuan Menulis Menulis bukan hanya sekadar menuangkan bahasa ujaran ke dalam sebuah tulisan, tetapi merupakan mekanisme curahan ide, gagasan atau ilmu yang dituliskan dengan struktur yang benar, berkoherensi dengan baik antarparagraf, dan bebas dari kesalahan-kesalahan mekanik seperti ejaan dan tanda baca Alwasilah, 2013: 43. Tujuan kegiatan menulis adalah untuk menyebarkan ide atau gagasan, memengaruhi orang lain, menyalurkan aspirasi, dan mendapatkan imbalan Tabroni, 2007: 50. Tujuan menulis merupakan respons atau jawaban yang diharapkan oleh penulis dari pembacanya. Hartig via Sunarti dan Anggraini, 2009: 89 merangkum tujuan penulisan sebagai berikut. 1 Assignment purpose tujuan penugasan Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri misalnya siswa yang diberi tugas merangkum buku. 2 Altruistic purpose tujuan altruistik Penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca; menghindarkan kedukaan pembaca; ingin menolong pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya; ingin membuat hidup pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu. Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia percaya, baik secara sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca atau penikmat karyanya itu adalah “lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan. 3 Persuasive purpose tujuan persuasif Tulisan yang bertujuan meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. 4 Informational purpose tujuan informasional, tujuan penerangan Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan kepada pembaca. 5 Self expressive purpose tujuan pernyataan diri Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri pengarang kepada pembaca. 6 Creative purpose tujuan kreatif Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Akan tetapi, “keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian. 7 Problem-solving purpose tujuan pemecahan masalah Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh pembaca. Selanjutnya, Suparno dan Yunus 2008: 37 menyatakan bahwa tujuan yang ingin dicapai seorang penulis bermacam-macam, yaitu 1 menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar; 2 membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan; 3 menjadikan pembaca beropini; 4 menjadikan pembaca mengerti; 5 membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan; dan 6 membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan, dan nilai estetika. Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat dipahami bahwa seseorang memiliki tujuan ketika melakukan kegiatan menulis. Ada banyak tujuan menulis yang ingin dicapai seseorang. Tujuan seseorang menulis antara lain untuk menuangkan ide, gagasan, dan ilmu; menyalurkan aspirasi; penugasan; pernyataan diri; menginformasikan sesuatu; memengaruhi orang lain; menghibur; mendapat imbalan; dan mengekspresikan perasaan atau emosi yang kuat. Selain itu, seseorang menulis juga untuk melibatkan pembaca untuk berpikir kritis, beropini, memecahkan masalah, serta menghayati nilai-nilai yang disampaikan h Faktor-Faktor yang Memengaruhi Menulis Kemampuan menulis tidak didapat secara instan atau bakat murni, tetapi dipengaruhi oleh faktor tertentu. Suyatinah 2005: 406 berpendapat bahwa selain menguasai tata bahasa dan teori menulis, kemampuan menulis diperoleh dan dikuasai melalui praktik dan latihan. Kemampuan menulis akan terus berkembang diimbangi dengan proses latihan yang tekun. Selain itu, kemampuan menulis dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas usia, kepribadian, motivasi, pengalaman, kognisi, dan bahasa pertama yang dikuasai. Faktor eksternal berkaitan dengan situasi belajar. Faktor eksternal meliputi kurikulum, budaya, status, dan motivasi Rico, 2014: 69. Dengan demikian, kemampuan menulis tidak hanya mengandalkan teori menulis dan tata bahasa, tetapi diperlukan kemampuan bernalar dan latihan yang tekun untuk mendapatkan tulisan yang bagus.

3. Teks Eksposisi

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 4 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF (COLLABORATIVE LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 1 23

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/.

1 6 26

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BABALAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 3 25

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DAN KEAKTIFAN MENULIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 SURAKARTA.

0 0 19

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN DIKSI DAN MINAT MENULIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI PADA SISWA KELAS X MAN SURAKARTA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE PADA SISWA KELAS X-MIPA 1 SMA NEGERI 1 TEMANGGUNG.

0 6 166

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PROSES PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 CISAAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT.

0 1 174

HUBUNGAN MINAT BACA DAN PENGUSAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI SEKABUPATEN BANTUL.

6 15 170

KETERKAITAN RETRIVAL KATA DAN KECEMASAN MENULIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI PADA SISWA SMA NEGERI DI KABUPATEN BANJARNEGARA TESIS

0 0 29