Tes Skemata Instrumen Penelitian

untuk mengetahui dan mengukur kemampuan menulis teks eksposisi siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalasan.

G. Instrumen Penelitian

Variabel penelitian yang sudah ditetapkan akan diukur menggunakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes skemata dan tes kemampuan menulis teks eksposisi.

1. Tes Skemata

Dalam menilai skemata siswa dilakukan dengan cara mengerjakan tes sesuai petunjuk peneliti. Siswa mengerjakan tes dengan cara membuat peta konsep materi teks eksposisi dan mendaftar frasa kunci dari tema teks yang akan ditulis. Pertama, aspek peta konsep yang dijadikan ukuran dalam penilaian skemata adalah hierarki, konten, hubungan silang, visual, dan contoh yang siswa isi pada tes peta konsep penjaringan skemata. Kedua, daftar frasa kunci terkait tema teks yang akan ditulis dinilai berdasarkan pada jumlah frasa kunci yang disebutkan oleh siswa. Semakin banyak frasa kunci yang disebutkan siswa, semakin baik pula skor yang didapatkan, tetapi dengan batas maksimal skor 20. Pembuatan instrumen skemata ini didasarkan pada teori model membaca top- down. Berdasarkan teori ini, seseorang dikatakan telah memiliki skemata atau pengetahuan sebelumnya. Kemudian, untuk mengukur skemata terkait teks eksposisi, siswa diberikan suatu topik dan diminta menyampaikan hal-hal yang diketahui terkait topik yang disajikan. Dalam hal ini, pengukuran dilakukan terhadap ketiga jenis skemata, yaitu skemata isi, skemata bentuk, dan skemata kebahasaan. Peta konsep yang dibuat siswa dianalisis melalui kriteria penilaian yang dikemukakan oleh Novak. Cara pemberian skor dalam penyusunan peta konsep sebagai instrumen evaluasi dibagi menjadi beberapa kriteria berikut. a Proposisi Proposisi adalah hubungan antara dua konsep yang ditandai dengan garis penghubung dan kata penghubung. Jika hubungan antara kata penghubung dengan garis penghubung valid, maka skor yang diberikan 1. b Hierarki Sebuah peta konsep dikatakan hierarkis apabila konsep yang ditulis di bawah lebih spesifik dibanding dengan konsep yang ditulis di atasnya. Jika hierarki pada peta konsep tepat, maka diberikan skor 5 pada level ini. c Cross link Jika peta konsep menunjukkan hubungan penuh antara hierarki satu dengan yang lainnya, maka skor yang diberikan adalah 10, skor yang diberikan 2 apabila untuk cross link valid, tetapi tidak mengilustrasikan konsep atau proposisi. Cross link dapat mengindikasikan kemampuan kreatif. Cross link yang unik dapat diberikan nilai tambah. d Contoh Kejadian yang spesifik atau objek yang ada hubungannya dengan konsep sebelumnya dapat diberikan skor 1 Novak, 1985: 36. Pedoman penilaian peta konsep yang telah dijelaskan sebelumnya tidak langsung diterapkan sebagai pedoman dalam penilaian peta konsep siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalasan. Pedoman penilaian tersebut perlu dimodifikasi atau disesuaikan dengan kebutuhan penilaian skemata dan mempertimbangkan faktor efisiensi dalam penilaian. Modifikasi yang dilakukan harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut. a Struktur yang membangun teks eksposisi formal schema. b Ciri kebahasaan teks eksposisi linguistic schema. c Sistem yang lebih mudah dalam memberikan penilaian. d Hal-hal mendasar yang perlu dinilai untuk menilai skemata yang dimiliki siswa dalam hubungannya dengan kemampuan menulis teks eksposisi siswa. Pedoman penilaian berdasarkan pedoman peta konsep oleh Novak secara keseluruhan dimodifikasi oleh peneliti. Aspek penilaian peta konsep diubah menjadi hierarki, konten, hubungan silang, visual, dan contoh. Berikut disajikan pedoman penilaian peta konsep hasil modifikasi. Tabel 4: Pedoman Penilaian Peta Konsep Hasil Modifikasi No. Kriteria Deskripsi Skor 1 Hierarki Peta konsep menunjukkan adanya hierarki. Konsep dengan hierarki lebih rendah menunjukkan konsep yang lebih khususspesifik dan konsep dengan hierarki lebih tinggi menunjukkan konsep yang lebih umum 5 2 Konten Peta konsep yang dimaksud dalam penelitian ini berupa peta konsep materi mengenai teks eksposisi yang terdiri atas pengertian atau tujuan teks eskposisi, struktur teks eksposisi, dan ciri kebahasaan teks eksposisi. Jika konten pada peta konsep lengkap dan tepat, maka diberikan skor 10 dengan rincian sebagai berikut. a Pengertian atau tujuan teks eskposisi : 2 b Struktur teks eksposisi : 3 c Ciri kebahasaan teks eksposisi : 5 10 3 Hubungan silang a Memperlihatkan hubungan bermakna antara konsep pada hierarki tertentu dengan konsep lainnya yang berbeda hierarki. 10 b Hubungan silang valid, tetapi kurang jelas dalam mengilustrasikan konsep. 5 c Hubungan silang valid, tetapi tidak mengilustrasikan konsep. 2 4 Visual a Tampilan gambar memberikan visualisasi untuk memahami dan mengkomunikasikan apa yang telah dipelajari. 10 b Tampilan gambar kurang memvisualisasikan untuk memahami dan mengkomunikasikan apa yang telah dipelajari. 7 c Beberapa gambar yang ditampilkan cukup baik. 4 d Gambar yang disajikan hanya sebagian yang benar. 1 5 Contoh Kejadian atau objek yang valid sebagai contoh yang menunjukkan konsep. 5 Daftar frasa kunci siswa dianalisis melalui kriteria penilaian yang dibuat oleh peneliti setelah dikonsultasikan dan disetujui ahli expert judgement yaitu dosen pembimbing. Kriteria penilaian meliputi jumlah daftar frasa kunci yang disebutkan siswa. Siswa menyebutkan hal-hal yang diketahui terkait topik yang dipilih dalam bentuk frasa. Skor daftar frasa kunci sesuai dengan jumlah yang disebutkan siswa dengan batas maksimal nilai yaitu 20. Jadi, meskipun siswa menyebutkan lebih dari 20 daftar frasa kunci, skor maksimal yang didapat sebesar

20. Adapun instrumen tes skemata terdapat pada lampiran 1 halaman 131.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 4 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF (COLLABORATIVE LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 1 23

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/.

1 6 26

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BABALAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 3 25

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DAN KEAKTIFAN MENULIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 SURAKARTA.

0 0 19

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN DIKSI DAN MINAT MENULIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI PADA SISWA KELAS X MAN SURAKARTA TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE PADA SISWA KELAS X-MIPA 1 SMA NEGERI 1 TEMANGGUNG.

0 6 166

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PROSES PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 CISAAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT.

0 1 174

HUBUNGAN MINAT BACA DAN PENGUSAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI SEKABUPATEN BANTUL.

6 15 170

KETERKAITAN RETRIVAL KATA DAN KECEMASAN MENULIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI PADA SISWA SMA NEGERI DI KABUPATEN BANJARNEGARA TESIS

0 0 29