8
proses belajar mengajar. Selain itu, media surat kabar dapat mempermudah siswa dalam menulis rangkuman. Mereka dapat mengamati surat kabar tersebut untuk
dituangkan dalam sebuah tulisan. Melalui pengamatan dari surat kabar, siswa dapat menggali sendiri mengenai unsur-unsur atau isi dalam surat kabar; apa,
siapa, kapan, dimana, mengapa dan bagaimana sesuai dengan isi surat kabar tersebut.
Penggunaan media surat kabar dalam menulis rangkuman dalam penelitian ini berupa peristiwa berbagai bidang misalnya bencana alam, kecelakaan,
olahraga, rekreasi, ekonomi dan lain-lain. Peristiwa tersebut diambil dari surat kabar. Penggunaan media surat kabar ini dianggap tepat dalam penggunaan
pembalajaran menulis rangkuman bagi siswa SMP karena di dalam standar isi terdapat kompetensi dasar menulis rangkuman secara singkat padat dan jelas.
Surat kabar tersebut akan mempermudah dalam menulis rangkuman. Bagi siswa SMP menggunakan media surat kabar tersebut tidak asing lagi karena mereka
telah terbiasa melihat diberbagai kantor pos dan toko.
1.2 Identifikasi Masalah
Keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia tidak terlepas dari keterampilan menulis. Menulis rangkuman merupakan salah satu bagian dari
keterampilan menulis yang perlu mendapat perhatian. Keberhasilan pembelajaran menulis ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor guru dan faktor siswa.
Siswa kelas VIIIC SMP Islam Ungaran masih belum terampil dalam menulis rangkuman. Hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor guru dan
9
faktor siswa. Faktor dari guru, yaitu 1 pemilihan teknik dan pendekatan yang kurang sesuai dengan materi yang disampaikan, 2 guru masih berperan sebagai
sumber informasi yang utama, 3 teknik pembelajaran yang masih bersifat satu arah. Faktor dari siswa, yaitu 1 siswa kurang termotifasi dalam menulis
rangkuman, 2 siswa cenderung pasif dan kurang kreatif, 3 siswa terbiasa kurang memperhatikan kaidah-kaidah dalam menulis rangkuman.
Pemilihan teknik dan pendekatan yang kurang sesuai dengan materi yang disampaikan dapat menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam menerima dan
memahami materi yang disampaikan. Hal ini berdampak bagi hasil kerja siswa yng kurang maksimal. Peran guru yang dianggap sebagai sumber pengetahuan dan
informasi yang utama, menyebabkan siswa akan menerima segala yang disampaikan guru secara utuh, sehingga membuat siswa cenderung pasif dan
kurang kreatif. Mereka menganggap bahwa apa yang disampaikan guru merupakan sesuatu yang sudah pasti benar. Dalam pembelajaran yang bersifat
satu arah, guru lebih banyak berceramah dan kurang memperhatikan keaktifan siswa. dalam kegiatan ini siswa lebih banyak diam dan tidak melakukan apa-apa,
karena hanya mendengarkan penjelaskan dari guru. Kurangnya motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, biasanya
disebabkan oleh pemilihan teknik pembelajaran yang kurang tepat oleh guru. Siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan kegiatan pembelajaran.
Kecenderungan siswa yang kurang pasif dan kurang kreatif merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya keterampilan menulis. Fenomena ini
disebabkan karena siswa tidak terbiasa menuangkan ide kreatif siswa dalam
10
kegiatan menulis. Siswa terbiasa hanya diberikan teori-teori tentang menulis tanpa praktik menulis. Kebiasaan ini menyebabkan siswa menjadi pasif dan kurang
kreatif. Siswa kurang memperhatikan kaidah-kaidah tentang menulis. Dalam menulis juga harus memperhatikan kaidah-kaidah tentang menulis. Untuk
mendapatkan hasil tulisan yang baik. Kaidah-kaidah tersebut biasanya berisi tentang bagaimana cara menulis yang baik.
1.3 Pembatasan Masalah