Perbedaan Rangkuman dengan Bentuk Penyingkatan lain

24 Dapat disimpulkan bahwa karakteristik atau menulis rangkuman yang benar antara lain: 1 membaca naskah asli, 2 mencatat gagasan utama, 3 membuat reproduksi, 4 menyusun ringkasan 5 penggunaan bahasa yang baik dan benar, 6 mengemukakan ide-ide pokok dan menyusun kembali ide-ide maupun kalimat topik.

2.2.4.2 Perbedaan Rangkuman dengan Bentuk Penyingkatan lain

Rangkuman atau dalam bahasa inggris Summary adalah sebuah kata yang sangat umum untuk mencakup semua bentuk ringkasan atau risalah sebuah tulisan atau naskah asli Parera 1993:75. Secara khusus dapat dikatakan bahwa rangkuman merupakan satu bentuk rangkuman hanya memaparkan pokok-pokok pikiran yang utama atau bagian-bagian yang penting dari sebuah naskah asli, dan membuang pokok-pokok yang minor atau kecil, contoh-contoh, dan ilustrasi yang penting diikuti dalam sebuah rangkuman adalah proporsi atau perimbangan dan penekanan yang diberikan oleh penulis naskah. Panjang sebuah rangkuman tidak tentu bergantung pada tujuan dan gaya naskah asli. Sebagai pegangan sebuah rangkuman tidak lebih dari sepertiga panjang naskah asli. Dalam kamus besar bahasa Indonesia 1999:817 disebutkan bahwa merangkum adalah menyatukan merangkai pokok-pokok pembicaraan uraian dan sebagainya yang terpencar, meringkas uraian dan sebagainya dalam bentuk pokok-pokok saja. Menurut Keraf 2001 ringkasan Précis adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Ringkasan merupakan suatu keterampilan untuk mengadakan reproduksi dari 25 hasil-hasil karya yang sudah ada. Kata Précis yang digunakan untuk pengertian ini berarti “memotong” atau “memangkas”. Dalam ringkasan, keindahan gaya bahasa, ilustrasi, serta penjelasan-penjelasan yang terperinci dihilangkan, sedangkan sari karangannya dibiarkan tanpa hiasan. Walaupun bentuknya ringkas, Précis tetap mempertahankan pikiran pengarang dan pendekatannya yang asli. Ringkasan hendaknya dibedakan dengan istilah lain yang pengertiannya kadang tumpang tindih, yaitu ikhtisar yang juga merupakan suatu bentuk penyajian yang singkat dari suatu karangan asli dengan tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandangan pengarang asli, serta mempertahankan perbandingan bagian atau bab secara proporsional antara hasil ringkasan dengan karangan asli. Sedangkan ikhtisar tidak perlu mempertahankan urutan karangan asli, dan tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan asli secara proporsional. Dalam ikhtisar, penulis langsung mengemukakan inti atau pokok masalah dan problematik pemecahannya. Untuk ilustrasi, beberapa bagian atau isi dari beberapa bab dapat diberikan untuk menjelaskan inti atau pokok masalah tadi, sementara bagian atau bab-bab yang kurang penting dapat diabaikan Keraf 2001:262. Ringkasan dibedakan dengan ikhtisar. Bila ringkasan disajikan dengan bahasa pengarang asli, ikhtisar menggunakan gaya bahasa, struktur penyajian dan sudut pandang penulis ikhtisar. Penulis ringkasan harus ,menyajikan semua bagian karangan asli dengan serba singkat, sedangkan penulis ikhtisar dapat memilih pokok-pokok yang dianggap penting untuk disajikan dalam ikhtisar Warigan dan Doyin 2005:28. 26 Menurut Parera 1993 intisari adalah satu bentuk rangkuman yang sangat ketat dan dipergunakan dalam bidang ilmu pengetahuan dan industri. Intisari lebih banyak dipergunakan secara profesional sebagai satu panduan untuk mengetahui informasi-informasi baru dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Biasanya intisari merangkumkan artikel dan buku yang baru terbit dalam bidangnya masing-masing. Dari beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa rangkuman merupakan satu bentuk penyingkatan yang hanya menyajikan bagian-bagian penting dari suatu naskah asli tanpa mengurangi maksud atau isi yang ingin disampaikan dalam naskah asli. Penulis rangkuman harus menyajikan semua bagian karangan asli dengan serba singkat dan mempertahankan urutan naskah asli. Kegiatan merangkum didahului dengan membuat ringkasan, karena merangkum merupakan kegiatan menyatukan merangkai pokok-pokok pembicaraan uraian yang terpencar.

2.2.4.3 Prosedur Pembuatan Rangkuman

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25