22
2.2.4 Hakikat Rangkuman
Dalam dunia mengarang dikenal beberapa bentuk peningkatan untuk beberapa maksud tertentu, seperti untuk menghemat waktu dan untuk mengetahui
hal-hal penting serta utama dari sebuah tulisan atau karangan yang panjang. Namun demikian, pekerjaan penyingkatan itu menuntut perhatian yang utuh, teliti,
dan seksama dari penulis. Dalam kehidupan akademis, kita kenal salah satu bentuk tugas akademik
yaitu meringkas atau merangkum, menyadur dan meresum. Tugas ini biasanya merupakan tugas pengiring yang menyertai tugas membaca.
Namun, kegiatan ini dapat juga dilakukan terhadap hasil simakan dari proses menyimak. Untuk kepentingan studi, keterampilan membuat ringkasan atau
rangkuman dan saduran dapat menunjang keberhasilan kita dalam belajar. Sebagai guru, pengetahuan mengenai materi ini dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan
dalam kegiatan belajar mengajar untuk keberhasilan belajar siswa. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulan bahwa rangkuman hendaknya
dibedakan dengan bentuk penyingkatan lain, terutama ringkasan dan ikhtisar. Ketiga bentuk penyingkatan tersebut pada prinsipnya merupakan bentuk
penyingkatan dari suatu karangan yang panjang. Dalam membuat ringkasan, dibutuhkan perhatian yang utuh, teliti dan seksama dari penulis.
2.2.4.1 Karakteristik Rangkuman
Rangkuman merupakan hasil kegiatan merangkum. Rangkuman dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum atau meringkas suatu tulisan atau
pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara
23
proporsional antara bagian yang dirangkum dengan rangkumannya Djuharni, 2001. Rangkuman dapat diartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan
pokok-pokok pembicaraan atau tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok- pokoknya saja.
Keraf 1971 mengungkapkan bahwa membuat ringkasan yang benar dan teratur antara lain: 1 membaca naskah asli; penulis ringkasan harus membaca
naskah asli seluruhnya beberapa kali untuk mengetahui kesan umum dan maksud pengarang, serta sudut pandangnya, 2 mencatat gagasan utama; semua gagasan
utama atau gagasan yang penting dicatat atau digaris bawahi, 3 membuat reproduksi; sebagai langkah ketiga penulis ringkasan menyusun kembali suatu
karangan singkat ringkasan berdasarkan gagasan-gagasan utama sebagaimana yang dicatat dalam langkah kedua di atas, 4 menyusun ringkasan dipergunakan
kalimat tunggal daripada kalimat majemuk, 5 pertahankan susunan gagasan asli, serta ringkaslah gagasan-gagasan itu dalam urutan seperti urutan naskah asli, 6
penggunaan bahasa yang baik dan benar. Beberapa pendapat disampaikan oleh para ahli tentang bagaimana menulis
rangkuman yang baik dan benar, antara lain disampaikan oleh Umar 2001 yaitu: seorang penulis perlu memperhatikan empat hal pokok, antara lain: 1 mampu
membaca dengan baik bacaan bacaan yang akan dirangkum, 2 mampu memahami isi secara utuh terhadap bacaan yang akan dirangkum, 3 mampu
mengemukakan ide-ide pokok ataupun kalimat topik dalam bacaan yang akan dirangkum, serta 4 mampu menyusun kembali ide-ide maupun kalimat topik
yang telah ditemukan menjadi sebuah tulisan utuh atau koheren.
24
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik atau menulis rangkuman yang benar antara lain: 1 membaca naskah asli, 2 mencatat gagasan utama, 3
membuat reproduksi, 4 menyusun ringkasan 5 penggunaan bahasa yang baik dan benar, 6 mengemukakan ide-ide pokok dan menyusun kembali ide-ide
maupun kalimat topik.
2.2.4.2 Perbedaan Rangkuman dengan Bentuk Penyingkatan lain