41
tersebut. Simpulan yang telah dikemukakan oleh siswa dievaluasi oleh guru. Setelah itu, guru melakukan penegasan mengenai konsep-konsep yang ada dalam
menulis rangkuman. Setelah siswa memahami konsep mengenai rangkuman, siswa diminta
untuk menulis sebuah rangkuman. Hasil tulisan siswa kemudian dibahas secara bersama-sama, dianalisis baik dari siswa maupun dari guru termasuk kekurangan-
kekurangannya untuk perbaikan. Tahap berikutnya mengulangi dan menjelaskan lagi bagian-bagian yang masih belum dipahami siswa. Selanjutnya diujikan lagi
dan dianalisis hasilnya yang kemudian dibandingkan dengan hasil tes pertama
hingga berhasil sesuai dengan yang ditargetkan ataupun melebihi.
2.3 Kerangka Berpikir
Keterampilan menulis rangkuman merupakan keterampilan siswa yang mendasar, yaitu keterampilan untuk mengekspresikan diri dengan menggunakan
bahasa tulis. Keterampilan menulis lebih sulit dikuasai karena keterampilan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur
nonkebahasaan dalam penyususnan sebuah karangan atau tulisan. Keterampilan menulis rangkuman secara singkat, padat, dan jelas
merupakan salah satu kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan pada siswa SMP kelas VIII. Dalam kegiatan pembelajaran
menulis, siswa sering kali mengalami kesulitan. Sehingga peran guru sangat diperlukan untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan tersebut.
Keberhasilan pembelajaran dapat tercapai apabila guru menerapkan pembelajaran
42
yang dapat membuat siswa tertarik dan tidak merasa bosan. Dengan cara seperti itu, siswa akan lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran menulis
khususnya menulis berita secara singkat, padat, dan jelas. Penulis mencoba menggunakan pembelajaran kontekstual komponen
inkuiri yang melibatkan keaktivan siswa. Selain menggunakan pembelajaran kontekstual komponen inkuiri, penulis juga menggunakan media surat kabar yang
berupa peristiwa. Penggunaan pembelajaran kontekstual dan media surat kabar dimaksudkan untuk mengurangi kesulitan yang dialami oleh siswa dalam
pembelajaran menulis khususnya menulis rangkuman. Pembelajaran kontekstual komponen inkuiri dianggap sebagai suatu
metode yang efektif karena melatih siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Siswa tidak lagi mendengarkan ceramah
guru mengenai teori tentang materi yang dipelajari. Dengan menemukan sendiri, secara otomatis siswa akan selalu teringat mengenai teori tersebut. Penggunaan
surat kabar berupa peristiwa dapat menstimulasi siswa dalam menulis rangkuman. Melalui pengamatan rangkuman siswa menentukan sendiri mengenai isi
rangkuman. Rangkuman peristiwa dapat memberikan manfaat tersendiri bagi siswa tidak lagi berpikir apa yang akan ditulis untuk disajikan rangkuman.
Rangkuman peristiwa ini cocok untuk membuat rangkuman bagi anak seusia SMP, karena melalui rangkuman peristiwa siswa akan tertarik dan lebih mudah
dalam menulis rangkuman. Dengan suasana pembelajaran yang tidak membosankan dan adanya media surat kabar dapat memotivasi siswa dalam
43
menulis berita maka keterampilan menulis berita secara singkat, padat, dan jelas akan meningkat.
2. 4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan pembelajaran kontekstual komponen inkuiri melalui media surat
kabar dapat meningkatkan keterampilan menulis rangkuman dan akan mengubah perilaku siswa kelas VIII C SMP Islam Ungaran setelah mengikuti pembelajaran
menulis rangkuman.
44
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian