Mattew B. Miles dan A. Michael Huberman 2001 : 1 menggambarkan makna data kualitatif yang lebih merupakan wujud kata-kata dari pada deretan
angka-angka. Data kualitatif merupakan sumber dari deskripsi yang luas dan berlandasan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses yang terjadi dalam
lingkup setempat. Dengan data kualitatif kita dapat mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab-akibat dalam lingkup pikiran orang-
orang setempat, dan memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat. Penelitian kualitatif memiliki sejumlah ciri yang membedakannya
dengan penelitian jenis lain, yakni: berakar pada latar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat instrumen penelitian, menggunakan metode
kualitatif, mengadakan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dasar grounded theory, bersifat
deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi yang ditentukan oleh fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan
data, rancangan penelitiannnya bersifat sementara, dan hasil penelitian dirundingkan dan disepakati oleh kedua belah pihak, peneliti dan subjek penelitian.
Moleong, 2007 : 8
3.2 Prosedur Penelitian
Agar pelaksanaan penelitian terarah dan sistematis diperlukan penyususnan tahapan-tahapan penelitian. Menurut moleong 2007 : 127, ada tiga
tahapan dalam pelaksanaan penelitian yaitu sebagai berikut:
3.2.1 Tahap Pra Penelitian Langkah awal dalam penelitian ini yaitu, studi pendahuluan.
Dalam studi pendahuluan ini terdapat beberapa langkah yang dilakukan, diantaranya rancangan penelitian, perumusan masalah, studi kepustakaan
dan survei lapangan. Langkah kedua adalah tahap persiapan, antara lain melakukan observasi ke tempat penelitian untuk mengetahui pengembangan
kurikulum Pendidikan Agama di MTs Ma’arif dan budaya masyarakat Nyatnyono secara umum dan mengurus perizinan.
3.2.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian Langkah berikutnya adalah tahap pelaksanaan. Pada tahap ini
peneliti mencoba memahami latar penelitian dengan melakukan wawancara dengan pihak sekolah yakni kepala sekolah, guru, siswa, dan pihak desa,
yakni tokoh masyarakat dan warga setempat. Kemudian memasuki lapangan guna pengumpulan data. Selanjutnya adalah tahap analisis.
3.2.2.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi Penelitian adalah di MTs Ma’arif Nyatnyono Semarang,
beralamat di Jl. Hasan Munadi, Desa Nyatnyono Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Waktu Penelitian dimulai pada bulan April 2015.
3.2.3 Tahap Paska Penelitian Tahap Analisis Data Setelah tahap penelitian selesai, data yang terkumpul dari masing-
masing sumber diolah untuk kemudian dipaparkan sebagai pembahasan dalam hasil penelitian.
3.3 Data dan Sumber Data Penelitian
3.3.1 Definisi Data Menurut Para Ahli
Bogdan dan Biklen Moleong, 2007, berpendapat bahwa yang dimaksud dengan data adalah bahan-bahan kasar mentah yang
dikumpulkan para periset dari dunia lapangan yang ditelitinya, bahan- bahan itu berupa hal-hal khusus yang menjadi dasar analisa. Data meliputi
bahan-bahan yang direkam secara aktif oleh orang yang melakukan studi, seperti transkip wawancara dan catatan dari lapangan hasil observasi
pelibatan. Data juga meliputi apa-apa yang diciptakan orang lain dan yang
ditemukan periset, misalnya buku harian, foto, dokumen resmi, dan artikel surat kabar. Sukardi 2006 : 47 berpendapat agar informasi atau data
lapangan dari responden dapat dikumpulkan, peneliti kualitatif naturalistik dianjurkan untuk melakukan sendiri atau terjun dan berinteraksi dengan
responden. Tujuannya adalah agar diperoleh data primer yaitu data yang berasal dari orang yang mengalami sendiri atau dari orang pertama yaitu
responden yang bersangkutan secara maksimal.
3.3.2 Sumber Data
Menurut Lofland Moleong, 2007 : 157 sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah
data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal tersebut pada bagian ini jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan,
sumber data tertulis, dan dokumen.
Ada dua jenis sumber data dalam penelitian ini; Pertama, Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari
informan di lapangan yaitu melalui wawancara mendalam indept interview dan observasi partisipasi. Kata-kata atau tindakan orang yang diamati atau
diwawancarai merupakan sumber data utama atau primer Moleong, 2007: 157. Sumber data ini dicatat melalui catatan tertulis yang dilakukan melalui
wawancara yang diperoleh peneliti dari informan. Kedua, Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh
secara tidak langsung dari informan dilapangan, seperti dokumen dan sebagainya. Dokumen berupa buku-buku literatur lainnya yang berkaitan
dengan masalah yang sedang diteliti. Sumber data pada penelitian ini adalah kata-kata dan tidakan yang
diamati dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, guru, dan tokoh masyarakat yang dicatat melalui catatan tertulis, foto dan rekaman suara.
Selain dari wawancara juga sebagai sumber data berupa dokumen tertulis pelaksanaan dan pembelajaran kurikulum pendidikan agama di sekolah
tersebut.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data yang muncul dalam analisis kualitatif berwujud kata-kata, dan bukan rangkaian angka. Data-data tersebut dikumpulkan melalui observasi, wawancara,
intisari dokumen, dan studi dokumen foto dan rekaman suara.
3.4.1 Observasi observation
Data tentang pengembangan kurikulum Pendidikan Agama di MTs Ma’arif Desa Nyatnyono diperoleh dengan cara pengumpulan data primer
dalam bentuk observasi. Observasi observation atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan pengamatan
langsung dan berperan serta dalam kegiatan pembelajaran pendidikan agama di MTs Ma’arif dan kegiatan keagamaan masyarakat Nyatnyono
sehingga peneliti dapat melihat secara langsung keadaan sesungguhnya di lapangan, dalam arti lain peneliti sebagai instrumen pertama.
Penelitian ini menggunakan jenis observasi partisipan yakni peneliti turut serta dalam kegiatan-kegiatan yang informan lakukan dengan
cara mengunjungi lokasi sekolah, masuk ke dalam kelas pembelajaran, berinteraksi dengan warga desa, bertemu dengan pihak pengelola sekolah
seperti kepala sekolah dan guru ataupun pihak-pihak lain, sesuai dengan pola snow ball, yang memungkinkan peneliti untuk memperoleh data.
Perolehan data tentang implementasi pengembangan kurikulum pendidikan agama dilakukan dengan pengamatan langsung dalam kegiatan
pembelajaran Agama di kelas VII dan VIII yang kemudian tercatat dalam lembar observasi dan catatan lapangan. Peneliti mengamati aktivitas guru
dan siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran. Sementara data tentang budaya masyarakat setempat diperoleh dari pengamatan langsung dan
terdokumentasi melalui lembar observasi budaya keagamaan masyarakat di desa Nyatnyono.
3.4.2 Wawancara atau interview
Metode wawancara digunakan untuk mengungkap data dari responden dalam penelitian. Menurut Esternberg Sugiyono, 2010:317
wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksi makna dalam suatu topik tetentu.
Penelitian ini wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara bebas terpimpin. Wawancara bebas terpimpin yaitu
cara mengajukan pertanyaan yang dikemukakan bebas, artinya pertanyaan tidak terpaku pada pedoman wawancara tentang masalah pokok dalam
penelitian kemudian dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi di lapangan Sutrisno Hadi, 1994:207. Penelitian ini pewawancara membawa pedoman
yang hanya berisi garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan. Wawancara dilakukan secara berulang terhadap kepala sekolah,
guru, tokoh masyarakat dan warga. Wawancara dianggap selesai apabila sudah menemui titik jenuh, yaitu sudah tidak ada lagi hal yang ditanyakan.
Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi, mengumpulkan data, dan mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
3.4.3 Data Sekunder
Sementara data sekunder di dapatkan dari dokumen-dokumen, arsip, dan data seperti Rencana Program Pembelajaran RPP, Draf Kurikulum
sekolah, dan materi pembelajaran.
3.4.4 Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi
merupakan kegiatan
tambahan untuk
menguatkan kesesuaian data. Dokumen-dokumen yang dihimpun dan dikaji dalam penelitian ini antara lain: a catatan lapangan; b foto; dan c
rekaman suara. Sebagai bukti dokumentasi peneliti merangkum data-data yang mendukung penelitian.
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif berlangsung simultan dengan menggunakan logika induktif-abstraktif yang dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Sugiyono 2013 : 335 menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari
dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dariss hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data kualitatif Bogdan dan Biklen, 1982 adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah- milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang di pelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Dipihak lain, Analisis Data Kualtatif Seiddel dalam Moleong, 2007 : 248, prosesnya berjalan sebagai berikut: 1 mencatat yang menghasilkan catatan
lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri, 2 mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat
ikhtisar, dan membuat indeksnya, 3 berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola, dan hubungan-
hubungan, serta temuan-temuan umum. Dalam penelitian ini menggunakan analisis data model Miles dan
Huberman. Pandangan mereka mengenai analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: data reduction reduksi data, data
display penyajian data, dan conclusion drawingverification penarikan kesimpulan dan verifikasi. Miles dan Huberman : 2007
Selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data melalui anticipatory sebelum melakukan reduksi data. Model interaktif dalam analisis data seperti
gambar di bawah:
Gambar 1. Komponen-komponen Analisis data: Model Interaktif Sumber: Miles dan Huberman, 2007
Data Display Data
collection
Data reduction Conclusion:
drawingverifying
Data Reduction Reduksi Data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan,
perhatian, pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Data yang
terkumpul oleh peneliti saat melakukan observasi dan wawancara tentu cukup banyak, dan semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data
semakin kompleks. Oleh karenanya beriringan dengan proses pengumpulan data peneliti melakukan reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dari data yang diperoleh dari informan sehingga sumber data lebih sistematis dan
mudah dikendalikan untuk kemudian dilakukan kategorisasi. Sedangkan data yang tidak sesuai dengan fokus penelitian ini dieliminir.
Data display Penyajian Data Selanjutnya, adalah data display atau penyajian data yang dapat
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman 2007,
penyajian yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah bentuk teks yang bersifat naratif. Dalam
pelaksanaan penelitian penyajian-penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid.
Conclusion DrawingVerification Kegiatan analisis berikutnya adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Pandangan Miles dan Huberman mengenai penarikan kesimpulan, hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang
utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi tersebut mungkin sesingkat pemikiran kembali yang
melintas dalam pikiran penganalisis selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan atau mungkin menjadi begitu seksama dan
makan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangka
n “kesepakatan intersubjektif”. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya,
kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya. Proses analisa tidak sekali jadi, melainkan interaktif, secara bolak-balik.
Setelah melakukan verifikasi maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk narasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya.
3.6 Keabsahan Data