Observasi observation Wawancara atau interview

3.4.1 Observasi observation

Data tentang pengembangan kurikulum Pendidikan Agama di MTs Ma’arif Desa Nyatnyono diperoleh dengan cara pengumpulan data primer dalam bentuk observasi. Observasi observation atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan pengamatan langsung dan berperan serta dalam kegiatan pembelajaran pendidikan agama di MTs Ma’arif dan kegiatan keagamaan masyarakat Nyatnyono sehingga peneliti dapat melihat secara langsung keadaan sesungguhnya di lapangan, dalam arti lain peneliti sebagai instrumen pertama. Penelitian ini menggunakan jenis observasi partisipan yakni peneliti turut serta dalam kegiatan-kegiatan yang informan lakukan dengan cara mengunjungi lokasi sekolah, masuk ke dalam kelas pembelajaran, berinteraksi dengan warga desa, bertemu dengan pihak pengelola sekolah seperti kepala sekolah dan guru ataupun pihak-pihak lain, sesuai dengan pola snow ball, yang memungkinkan peneliti untuk memperoleh data. Perolehan data tentang implementasi pengembangan kurikulum pendidikan agama dilakukan dengan pengamatan langsung dalam kegiatan pembelajaran Agama di kelas VII dan VIII yang kemudian tercatat dalam lembar observasi dan catatan lapangan. Peneliti mengamati aktivitas guru dan siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran. Sementara data tentang budaya masyarakat setempat diperoleh dari pengamatan langsung dan terdokumentasi melalui lembar observasi budaya keagamaan masyarakat di desa Nyatnyono.

3.4.2 Wawancara atau interview

Metode wawancara digunakan untuk mengungkap data dari responden dalam penelitian. Menurut Esternberg Sugiyono, 2010:317 wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksi makna dalam suatu topik tetentu. Penelitian ini wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara bebas terpimpin. Wawancara bebas terpimpin yaitu cara mengajukan pertanyaan yang dikemukakan bebas, artinya pertanyaan tidak terpaku pada pedoman wawancara tentang masalah pokok dalam penelitian kemudian dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi di lapangan Sutrisno Hadi, 1994:207. Penelitian ini pewawancara membawa pedoman yang hanya berisi garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan. Wawancara dilakukan secara berulang terhadap kepala sekolah, guru, tokoh masyarakat dan warga. Wawancara dianggap selesai apabila sudah menemui titik jenuh, yaitu sudah tidak ada lagi hal yang ditanyakan. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi, mengumpulkan data, dan mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.

3.4.3 Data Sekunder