Konsep Pengembangan Kurikulum Landasan Pengembangan Kurikulum

2.1.4 Konsep Pengembangan Kurikulum

Pengembangan kurikulum sesungguhnya adalah sebuah siklus, suatu proses berulang yang tidak pernah berakhir. Proses kurikulum itu sendiri terdiri atas empat unsur. Pertama, tujuan, yakni mempelajari serta menggambarkan semua sumber pengetahuan dan pertimbangan tentang tujuan-tujuan pengajaran, baik yang berkenaan dengan mata pelajaran subject course maupun kurikulum secara menyeluruh. Kedua, metode dan material, yakni mengembangkan serta mencoba menggunakan metode dan material sekolah untuk mencapai tujuan yang serasi menurut pertimbangan guru. Ketiga, penilaian assessment, yakni menilai keberhasilan pekerjaan yang telah dikembangkan dalam kaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya atau mengembangkan tujuan-tujuan baru. Keempat, feedback, yakni umpan balik dari semua pengalaman yang telah diperoleh, yang pada gilirannya menjadi titik tolak bagi studi selanjutnya Hamalik dalam Arifin, 2012 : 42

2.1.5 Landasan Pengembangan Kurikulum

Nurhayati 2010 : 11 menjelaskan bahwa pengembangan kurikulum harus berpijak pada landasan-landasan yang kuat dan kokoh. Karena landasan kurikulum dapat menjadi titik tolak, artinya pengembangan kurikulum dapat di dorong oleh pembaharuan tertentu, misalnya penemuan teori belajar baru dan perubahan tuntutan masyarakat terhadap fungsi lembaga pendidikan itu. Sedangkan sebagai titik akhir, berarti pengembangan kuriulum harus dikembangkan sedemikian rupa, sehingga dapat mewujudkan perkembangan tertentu, seperti kemajuan ilmu pengetahuan, tuntutan sejarah masa lampau, perbedaan latar belakang santri, nilai-nilai filsafat suatu masyarakat, dan tuntutan-tuntutan kebudayaan tertentu. Secara umum landasan-landasan dalam pengembangan kurikulum mencakup; landasan filosofis, landasan sosial budaya, landasan psikologis, dan landasan organisatoris. 2.1.5.1 Landasan Filosofis Kurikulum sebagai alat hendaknya menjamin terlaksananya atau tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Penyusunan kurikulum harus berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena itu, hubungan pendidikan dengan kurikulum adalah hubungan antara tujuan dan isi pendidikan. Ketetapan MPR Nomor IIMPR1988 tentang Garis Besar Haluan Negara GBHN dinyatakan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila. Artinya, pancasila sebagai falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia yang diyakini kebenarannya menjadi dasar dan menjiwai pendidikan di Indonesia. 2.1.5.2 Landasan Sosial Budaya Karena pendidikan, baik formal maupun non formal mempunyai fungsi sebagai media transmisi kultural, maka seharusnya kurikulum sebagai isi dari pendidikan, berisikan dan mencerminkan kebudayaan dari suatu masyarakat. 2.1.5.3 Landasan Psikologis Pendidikan senantiasa berkaitan dengan perilaku manusia. Melalui pendidikan diharapkan adanya perubahan pribadi menuju kedewasaan baik menyangkut fisik, mentalintelektual, moral maupun sosial. Sedang kurikulum adalah upaya dalam menentukan program pendidikan untuk mengubah perilaku manusia itu sendiri. Artinya, pentingnya kurikulum terutama dalam hal bagaimana kurikulum harus disusun, harus diberikan dalam bentuk pengajaran, dan bagaimana proses belajar siswa dalam mempelajari kurikulum. 2.1.5.4 Landasan Organisatoris Kurikulum merupakan pengalaman dan kegiatan dibawah tanggung jawab guru dan sekolah. Pengalaman dan kegiatan tersebut haruslah disusun sedemikian rupa agar lebih efektif dan efisien dalam penyampaian terhadap siswa. Untuk itu diperlukan adanya organisasi kurikulum. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa organisasi kurikulum adalah berupa kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada murid Nurgiantoro, dalam Nurhayati, 2010 : 17

2.1.6 Bentuk-bentuk Pengembangan Kurikulum