MTs Ma’arif dengan budaya masyarakat Desa Nyatnyono saat ini serta peran masyarakat dalam pengembangan pendidikan agama. Oleh sebab hal tersebut
peneliti menggagas
tema penelitian
Legitimasi Budaya
dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama.
1.2 Identifikasi Masalah
Pendidikan selayaknya mampu menyeimbangkan isi pengajaran dengan karakteristik masyarakat setempat. Dalam hal ini pengembangan
kurikulum pendidikan agama perlu disesuaikan dengan kondisi sosial budaya khas suatu masyarakat termasuk didalamnya pemahaman dan budaya
keagamaan masyarakat tersebut. Kurikulum pendidikan Islam semestinya memperhatikan perbedaan kebudayaan di tengah masyarakat, baik kaitannya
dengan kebiasaan, kebutuhan, dan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, keluwesan, serta menerima perkembangan dan perubahan.
Kenyataan bahwa budaya keagamaan di Nyatnyono sarat dengan budaya-budaya dan tradisi Jawa-Santri memungkinkan para penggiat
pendidikan untuk merumuskan pembelajaran dengan menjadikan budaya sebagai suatu objek pembelajaran. Selain perlunya dilestarikan oleh
masyarakat, budaya dianggap mampu menjadi penjembatan dalam implementasi pembelajaran sehingga norma, nilai, dan tentu tujuan
pembelajaran dapat lebih mudah diterima oleh pembelajar. Maka, sudah selayaknya lembaga pendidikan mentransformasi pembelajaran agama pada
budaya masyarakat setempat sebagai pengenalan dan pelestarian budaya daerah.
Berdasar latar belakang tersebut masalah dapat identifikasi, antara lain; 1 Adanya tuntutan secara langsung maupun tidak langsung oleh
masyarakat untuk membelajarkan budaya setempat di lingkungan sekolah, 2 Perlunya kurikulum yang dapat mengatur dan mengendalikan interaksi siswa
di masyarakat, 3 kurang efektifnya kegiatan pembelajaran pendidikan agama tanpa pemahaman budaya.
1.3 Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada “Bagaimana legitimasi budaya Masyarakat Desa Nyatnyono dalam pengembangan kurikulum pendidikan
agama di MTs Ma’arif”. Fokus penelitian ini dapat diperinci sebagai berikut:
1 Seperti apa bentuk legitimasi budaya dalam pengembangan kurikulum
pendidikan agama di MTs? 2
Bagaimana implementasi pengembangan kurikulum pendidikan agama di MTs Ma’arif Nyatnyono?
3 Bagaimana legitimasi budaya lokal dalam pengembangan kurikulum
pendidikan agama di lembagakan melalui praktik pembelajaran di MTs Ma’arif Nyatnyono?
4 Mengapa dalam pengembangan kurikulum pendidikan agama di MTs
Ma’arif Nyatnyono mengakomodasi budaya lokal dalam konten pembelajaran agama?
1.4 Tujuan Penelitian