dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang yang memiliki latar belakang yang berlainan. 5 Membandingkan hasil wawancara suatu
dokumen yang masih berlaku. Menurut Sugiyono 2012 : 330, Triangulasi yang digunakan dalam
penelitian dapat berupa triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber berarti membandingkan derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui sumber yang berbeda. Triangulasi sumber dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala kurikulum, guru dan siswa. Triangulasi metode
yaitu usaha mengecek keabsahan data melalui lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data.
Triangulasi metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, observasi partisipatif dan dokumentasi.
3.7 Kerangka Berpikir
Keterkaitan dalam penelitian tentang “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam dengan Budaya Mayarakat Setempat” dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 2. Kerangka pikir penelitian
Berkaca pada gambar kerangka pikir penelitian diatas, terdapat beberapa ruang saling terkait, yakni adanya keterkaitan yang saling
mempengaruhi antara tokoh agama dan budaya setempat. Keduanya turut andil dalam pembentukan kondisi dan kebiasaan masyarakat Nyatnyono.
Kondisi masyarakat ini kemudian melegitimasi pendidikan dalam bentuk pengembangan kurikulum di sekolah pada pengembangan kurikulum
pendidikan. Pengembangan kurikulum oleh masyarakat dan budaya setempat mempengaruhi pendidikan di sekolah-sekolah sekitar antara lain MTs
Nyatnyono Kabupaten Semarang sebagai cikal bakal penerapan kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah tersebut. Artinya, budaya keagamaan
Pengembangan Kurikulum
Kurikulum PAI MTs Ma’arif
Tokoh Agama
Budaya Masyarakat
Nyatnyono
masyarakat setempat dengan pengembangan kurikulum pendidikan agama di sekolah saling berkaitan. Seperti yang tergambar dalam kerangka berpikir,
bahwa keduanya memiliki pengaruh timbal balik. Hubungan keduanya dapat terlihat dari implementasi pembelajaran dan kegiatan keagamaan di
masyarakat. Pada umumnya penelitian tentang pengembangan kurikulum
pendidikan agama dilaksanakan secara parsial, dalam artian penelitian yang dilakukan cukup dengan mempertimbangkan kebutuhan sekolah tersebut
tanpa memperhitungkan lebih jauh keterkaitan yang saling mempengaruhi satu sama lain antara pengembangan kurikulum agama di sekolah dengan
budaya keagamaan yang telah dan sedang berjalan di masyarakat. Padahal, senyatanya di lapangan yang ditemui peneliti saat melakukan observasi awal,
pelaksanaan kurikulum pendidikan agama memiliki keterkaitan dengan budaya keagamaan masyarakat setempat. Sehingga dalam penelitian ini,
peneliti mencoba menemukan keterkaitan antara pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam dengan budaya keagamaan masyarakat setempat.
56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Setting Penelitian
4.1.1 Karakteristik Lokasi Penelitian
Secara Geografis Desa Nyatnyono Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang terletak dilereng Gunung Ungaran atau sebelah Barat
Kota Ungaran, dengan ketinggian berkisar +600 sd 800 meter diatas permukaan laut dengan suhu udara rata-rata 24
C – 28
C. Tipologi tanahnya berbukit sedang dan sebagian dataran. Disamping itu keadaan
tanahnya merupakan tanah yang sebagian besar untuk kegiatan pertanian dan sisanya untuk tanaman budidaya. Desa Nyatnyono boleh dikatakan
cukup subur, kesuburan ini terutama karena sifat tanahnya yang berhumus, bebatuan serta didukung ketersediaan air yang cukup. Potensi ini yang
akhirnya menghijaukan daerah atau wilayah Desa Nyatnyono dan sekitarnya.
Lingkungan Desa Nyatnyono termasuk dataran ketinggian yang masih didominasi pesawahan dan perkebunan di Kota Semarang. Sehingga
dahulu sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Selain bertani, mata pencaharian lain masyarakat Desa Nyatnyono antara lain
peternak, karyawan Pabrik, TNI, POLRI, pegawai instansi pemerintah, buruh bangunan, pedagang dan selain itu banyak yang merantau keluar kota
maupun luar negeri.